JAKARTA - Pemerintah Provinsi Bali semakin gencar mengembangkan digitalisasi di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerahnya. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran dan keuangan UMKM guna mendukung potensi dan pertumbuhan ekonomi Bali.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Denpasar, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, I Wayan Ekadina, menyebutkan bahwa meskipun UMKM Bali telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, namun digitalisasi mereka masih sangat terbatas. “UMKM di Bali belum sepenuhnya terdigitalisasi,” ungkap Ekadina. Pernyataan ini menyoroti pentingnya langkah-langkah konkret untuk mempercepat transformasi digital di sektor ini.
Potensi UMKM Bali yang Terus Tumbuh
Menurut data yang dirilis oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, jumlah pelaku UMKM di Bali per Desember 2024 tercatat mencapai 448.434 usaha, mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen dibandingkan tahun 2023. Meskipun jumlahnya besar, hanya sekitar 34 persen dari total pelaku UMKM yang telah memanfaatkan digitalisasi dalam aspek pemasaran dan keuangan mereka.
Melihat hal ini, Pemprov Bali berkomitmen untuk mempercepat proses digitalisasi dengan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM lokal. “Kami terus mendorong agar lebih banyak pelaku UMKM di Bali dapat memanfaatkan teknologi untuk memajukan usaha mereka,” jelas Ekadina.
Kolaborasi untuk Digitalisasi UMKM melalui Bali Jagathita
Salah satu upaya konkret yang dilakukan Pemprov Bali untuk mendukung digitalisasi UMKM adalah melalui Bali Jagathita. Program yang telah memasuki agenda keenam tahun ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan bagi pelaku UMKM dalam hal transaksi dan manajemen keuangan secara digital. Program ini melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Bank Indonesia, lokapasar, lembaga jasa keuangan, serta pihak-pihak lain yang memiliki peran dalam penguatan sektor UMKM.
Bali Jagathita bukan hanya sekadar program pelatihan, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk menghubungkan pelaku UMKM dengan berbagai platform digital yang dapat meningkatkan jangkauan pasar mereka. Dengan memanfaatkan teknologi digital, UMKM di Bali diharapkan dapat mengakses lebih banyak peluang pasar, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat keberlanjutan usaha mereka.
Visi Ekonomi Bali Kerthi: Menjaga Kearifan Lokal dan Meningkatkan Daya Saing
Pemprov Bali juga memiliki visi ekonomi yang disebut Bali Kerthi, yang bertujuan untuk menjaga kearifan lokal, termasuk pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Visi ini mendukung peningkatan daya saing UMKM melalui inovasi yang berfokus pada keberlanjutan dan keunggulan produk-produk lokal.
"Dengan ekonomi Kerthi Bali, onboarding UMKM apalagi Bali Jagathita dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Bali," tambah Ekadina, menggarisbawahi pentingnya sinergi antara keberlanjutan ekonomi dan digitalisasi untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih kuat dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Target Peningkatan Rasio Kewirausahaan
Tidak hanya fokus pada digitalisasi, Pemprov Bali juga berambisi meningkatkan rasio kewirausahaan di Bali. Pada tahun 2025, pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan mencapai 3,75 persen, meningkat dari sebelumnya yang tercatat 3,50 persen. Peningkatan rasio ini merupakan indikator penting dalam mengukur kemajuan ekonomi Bali, terutama dalam mendorong lebih banyak orang untuk terlibat dalam dunia usaha.
"Semakin tinggi rasio kewirausahaan, semakin baik pula pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini tentu akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat," ujar Ekadina. Peningkatan rasio kewirausahaan ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bali yang pada triwulan IV 2024 tercatat mencapai 5,19 persen, angka yang lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,0 persen.
Kontribusi UMKM terhadap Ekonomi Nasional
Di tingkat nasional, Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat bahwa UMKM memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia. UMKM berkontribusi sekitar 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja di Indonesia. Oleh karena itu, digitalisasi UMKM menjadi langkah strategis untuk memperkuat sektor ini dan memastikan keberlanjutan serta daya saing mereka di pasar global.
Dengan berbagai langkah yang diambil oleh Pemprov Bali, termasuk kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan UMKM Bali tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang pesat dengan memanfaatkan teknologi digital.
Sebagai penutup, inisiatif Pemprov Bali untuk mempercepat digitalisasi pemasaran dan keuangan UMKM merupakan langkah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Bali. Dengan adanya program-program seperti Bali Jagathita, diharapkan semakin banyak pelaku UMKM yang dapat merasakan manfaat dari teknologi digital dan mampu bersaing di pasar yang semakin global.