JAKARTA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat lonjakan jumlah pengguna layanan Commuter Line selama masa Angkutan Lebaran 2025. Dalam periode yang berlangsung dari 21 Maret hingga 11 April 2025, tercatat sebanyak 19,152 juta penumpang memanfaatkan layanan ini, meningkat 4% dibandingkan tahun sebelumnya.
Corporate Secretary KAI, Joni Martinus, menjelaskan bahwa tren ini menunjukkan pergeseran pola mobilitas masyarakat selama libur Lebaran, khususnya di kawasan Jabodetabek. Alih-alih melakukan mudik, banyak warga memilih untuk tetap berada di Jakarta dan memanfaatkan Commuter Line untuk kebutuhan rekreasi lokal maupun silaturahmi dalam kota.
"Pada masa Angkutan Lebaran biasanya penumpang reguler Jabodetabek mudik ke kampung halaman, sehingga Jakarta cenderung lebih sepi. Namun justru pekerjaan kami di Jakarta lebih berat karena harus memberikan pelayanan ekstra kepada penumpang berkeluarga, seperti ibu-ibu dengan anak kecil, yang tidak mudik dan ingin rekreasi dalam kota," ujar Joni dalam acara Sosialisasi Evaluasi dan Capaian Angkutan Lebaran 2025 di Kantor Pusat KAI Commuter, Jakarta.
Salah satu lintas yang mengalami peningkatan signifikan adalah Bogor Line, yang mencatat volume penumpang sebesar 18,716 juta orang, naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut Joni, lonjakan ini tak lepas dari popularitas destinasi wisata yang mudah diakses dari Stasiun Bogor, seperti Kebun Raya Bogor dan kawasan wisata sekitarnya.
"Stasiun Bogor menjadi favorit selama masa Angkutan Lebaran karena berdekatan dengan sejumlah destinasi wisata yang banyak dikunjungi keluarga untuk liburan," tambahnya.
Sementara itu, lintas Commuter Line Merak juga mencatat kenaikan penumpang sebesar 2% dibandingkan tahun 2024. Namun, selama lima hari masa Lebaran—dari 25 hingga 30 Maret 2025—terjadi perubahan rute, di mana perjalanan Commuter Line Merak hanya sampai Stasiun Cilegon dan tidak melanjutkan ke Stasiun Merak.
Perubahan rute ini dilakukan atas permintaan ISDN (Instansi Sektor Darat Nasional) guna mendukung kelancaran arus kendaraan yang hendak menyeberang melalui Pelabuhan Merak, mengingat volume kendaraan sangat tinggi saat arus mudik.
"Perubahan ini merupakan permintaan dari ISDN untuk mendukung kelancaran mobilitas kendaraan mobil menuju Pelabuhan Merak. Dari tanggal 25 hingga 30 Maret, perjalanan hanya sampai Cilegon guna menghindari kepadatan di perlintasan dan menjaga arus kendaraan," jelas Joni.
Lebih jauh, Joni mengungkapkan bahwa mayoritas pengguna Commuter Line selama masa libur Lebaran 2025 bukanlah pemudik, melainkan penumpang musiman dari Jabodetabek yang lebih banyak bepergian untuk liburan singkat atau kunjungan keluarga di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
"Terkait urbanisasi, kalau dilihat dari karakteristiknya, sebagian besar penumpang KRL di masa libur Lebaran adalah warga Jabodetabek yang tidak pulang kampung, dan lebih banyak bepergian untuk rekreasi atau silaturahmi lokal," terangnya.
Ia menambahkan bahwa fenomena ini juga tampak dari pola barang bawaan para penumpang. Penumpang Commuter Line umumnya hanya membawa barang keperluan harian, berbeda dengan pengguna kereta antarkota (intercity line) yang cenderung membawa koper atau barang dalam jumlah besar, menandakan mobilitas jarak jauh dan durasi lebih panjang.
Sebagai bentuk respons terhadap tren peningkatan ini, KAI Commuter terus melakukan evaluasi layanan dan berinovasi dalam meningkatkan kenyamanan penumpang. Penambahan perjalanan, penyesuaian waktu keberangkatan, serta penguatan pengawasan di stasiun-stasiun padat menjadi langkah utama dalam mendukung lonjakan jumlah pengguna.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa kereta komuter tidak hanya menjadi moda transportasi harian, tetapi juga telah menjadi bagian dari ekosistem wisata dan mobilitas lokal di wilayah perkotaan, terutama saat momentum libur panjang seperti Lebaran.
Dengan tren peningkatan yang terus terjadi tiap tahun, KAI menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan pelayanan berbasis kebutuhan masyarakat urban yang dinamis. Evaluasi menyeluruh pasca-Lebaran ini diharapkan mampu memperkuat perencanaan operasional menjelang masa libur nasional berikutnya.