Pemkot Bandung Gandeng Mitra untuk Bangun Infrastruktur Drainase dan Kolam Retensi Multiguna

Senin, 14 April 2025 | 10:36:31 WIB
Pemkot Bandung Gandeng Mitra untuk Bangun Infrastruktur Drainase dan Kolam Retensi Multiguna

JAKARTA – Pemerintah Kota Bandung terus menggencarkan upaya pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan demi menciptakan kota yang lebih nyaman dan tahan terhadap bencana hidrometeorologi. Salah satu langkah strategis yang kini dicanangkan adalah menggandeng berbagai mitra dalam pembangunan drainase dan kolam retensi yang multiguna, termasuk sistem pengelolaan air limbah atau black water.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan infrastruktur yang selama ini masih menjadi pekerjaan rumah di wilayah perkotaan, khususnya terkait pengendalian banjir dan pengelolaan limbah.

“Kolaborasi menjadi kunci untuk pembangunan yang lebih maksimal. Saat ini kolam retensi yang kita miliki masih terlalu kecil dan jumlahnya pun terbatas. Padahal, idealnya kolam retensi harus besar dan dalam. Karena itu, kami akan mencari mitra untuk membangun drainase sekaligus tempat pengolahan saluran air limbah atau black water,” ujar Farhan.

Kolam Retensi Berbasis Lingkungan dan Pariwisata

Dalam perencanaannya, sistem pengelolaan air limbah akan dibuat sedemikian rupa agar tidak langsung mengalir ke sungai, melainkan ditampung terlebih dahulu di kolam instalasi pengelolaan limbah. Dari sana, air akan mengalir menuju kolam retensi yang tidak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir, tetapi juga dapat digunakan sebagai destinasi wisata berbasis lingkungan.

“Black water management nantinya akan disalurkan ke kolam instalasi pengelolaan limbah sebelum masuk ke sungai. Harapannya kolam retensi ini bisa jadi solusi multiguna, sekaligus punya nilai wisata. Misalnya di kawasan Gedebage dekat Stadion GBLA, ada lahan sawah seluas 67 hektare yang akan kami manfaatkan. Sawah tetap ada, tapi aliran air akan dikelola lebih baik di sana,” ungkap Farhan.

Kerja Sama dengan Pihak Swasta

Sebagai bagian dari program strategis ini, Pemkot Bandung berencana menjalin kemitraan dengan pengembang properti besar seperti Summarecon dan pihak swasta lainnya. Tujuannya untuk bersama-sama membangun kawasan konservasi dan kolam retensi yang juga berfungsi sebagai zona perlindungan keanekaragaman hayati, seperti rencana pembangunan konservasi Kampung Belekok di Gedebage.

“Kami akan membangun konservasi Kampung Belekok di Gedebage melalui kerja sama dengan pengembang, termasuk Summarecon. Di sana juga akan dibangun danau retensi yang akan mendukung upaya konservasi sekaligus pengendalian banjir,” katanya.

Farhan menambahkan bahwa kerja sama semacam ini menjadi bentuk sinergi antara pemerintah dengan sektor swasta yang tidak hanya mengejar nilai ekonomis, tapi juga memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang.

Tantangan dan Solusi Jangka Panjang

Meski berbagai proyek kolaboratif ini digulirkan, Farhan menegaskan bahwa solusi pembangunan kolam retensi bukanlah penyelesaian permanen terhadap permasalahan banjir di Kota Bandung. Ia menekankan pentingnya pengelolaan kawasan Bandung Utara secara menyeluruh, dari wilayah barat hingga timur, sebagai bagian dari solusi jangka panjang.

“Ini bukan solusi permanen. Untuk jangka panjang, kita butuh pengelolaan kawasan Bandung Utara secara menyeluruh. Mulai dari barat sampai timur harus diatur supaya bisa jadi sumber daya air yang lestari dan mendukung sistem drainase kota,” ucap Farhan.

Kawasan Bandung Utara selama ini menjadi wilayah tangkapan air utama yang berperan penting dalam siklus hidrologi Kota Bandung. Namun, alih fungsi lahan yang masif di kawasan tersebut menjadi tantangan serius dalam pengendalian banjir dan konservasi lingkungan.

Arah Baru Pembangunan Kota Bandung

Langkah Pemkot Bandung dalam membangun infrastruktur hijau sekaligus memperkuat sistem drainase dan pengelolaan air limbah menjadi bagian dari transformasi arah pembangunan kota yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Selain penguatan teknis, keterlibatan masyarakat juga akan menjadi aspek penting dalam mendukung proyek ini.

Farhan menyebut, kolam retensi yang dibangun nantinya tidak hanya untuk penampungan air, tetapi juga dapat menjadi ruang publik yang bermanfaat secara ekologis, edukatif, dan rekreatif.

Dengan potensi kerja sama lintas sektor serta dukungan dari masyarakat, Pemerintah Kota Bandung optimistis mampu menciptakan tata kelola lingkungan kota yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan tantangan urbanisasi.

Proyek pembangunan kolam retensi dan drainase multiguna ini direncanakan mulai digarap pada pertengahan tahun 2025 dan menjadi bagian dari program strategis jangka menengah Pemkot Bandung dalam mewujudkan kota yang aman, nyaman, dan berketahanan iklim.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB