JAKARTA – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot, menegaskan bahwa pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industri hijau merupakan kunci utama dalam mendukung keberhasilan program hilirisasi nasional. Pernyataan tersebut disampaikan Yuliot dalam pembukaan Indonesia’s Green Jobs Conference 2025 di Jakarta.
Yuliot mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia menghadapi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki oleh lulusan vokasi dan kebutuhan nyata dunia industri, khususnya di sektor industri hijau yang berkembang pesat. Keterampilan yang dibutuhkan di sektor ini, menurut Yuliot, sangat teknis, sehingga mengharuskan pendidikan vokasi untuk lebih relevan dengan permintaan pasar kerja yang semakin berkembang.
"Ada gap antara kurikulum pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri. Ini menyebabkan lulusan kita kurang match dengan permintaan pasar kerja," kata Yuliot dalam kesempatan tersebut.
Pentingnya Pembaruan Pengetahuan Pengajar dan Trainer
Yuliot juga menekankan pentingnya pembaruan pengetahuan bagi pengajar dan trainer agar kurikulum yang diajarkan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri masa kini. Selain itu, pembangunan database yang terintegrasi juga dipandang sebagai hal yang sangat penting untuk menyiapkan SDM yang kompeten dalam menghadapi kemajuan industri hijau yang terus berkembang.
"Ini (pengajar dan trainer) membutuhkan perkembangan teknologi dan juga menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan oleh industri. Salah satu yang kita perlukan juga adalah pembangunan database integrasi," tambahnya.
Kondisi ini mengindikasikan perlunya langkah strategis dalam memastikan pendidikan vokasi dan pelatihan teknis yang lebih terarah dan relevan dengan tuntutan industri hijau yang semakin mendominasi pasar global. Oleh karena itu, Yuliot mengimbau agar sistem pendidikan vokasi beradaptasi dengan lebih cepat terhadap perubahan yang ada, terutama dalam sektor energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Hilirisasi sebagai Prioritas Nasional
Selain itu, Yuliot juga menyoroti bahwa pengembangan SDM yang kompeten akan sangat mendukung program hilirisasi yang telah menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang mencakup 28 komoditas dan diperkirakan akan menggenjot investasi hingga mencapai USD 618 miliar pada tahun 2040. Sebagian besar dari investasi tersebut, yakni 91%, akan terkonsentrasi di sektor ESDM, dengan fokus pada komoditas mineral, batubara, migas, dan energi terbarukan.
Proyeksi dampak ekonomi dari program hilirisasi ini sangat signifikan. Diperkirakan akan ada tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 235,9 miliar, nilai ekspor sebesar USD 857,9 miliar, serta penciptaan lebih dari 3 juta lapangan kerja baru. "SDM yang kompeten merupakan fondasi penting dalam mendukung hilirisasi dan transisi energi," jelas Yuliot.
Langkah-Langkah Konkret Transisi Energi
Transisi energi yang menjadi salah satu fokus utama dalam hilirisasi juga sedang berjalan dengan berbagai kebijakan konkret dari pemerintah. Salah satunya adalah program pensiun dini untuk pembangkit listrik beremisi tinggi, yang bertujuan mengurangi polusi dan memperluas penggunaan energi terbarukan. Pada awal 2025, pemerintah juga meluncurkan program Biodiesel B40, yang menggabungkan 40% biodiesel nabati berbasis minyak sawit dengan 60% solar. Selain itu, Indonesia juga mengembangkan skema ekonomi sirkular untuk mengolah sampah menjadi energi listrik, yang semakin memperkuat komitmen Indonesia dalam transisi energi.
Pemerintah juga fokus pada pembangunan fasilitas pengolahan mineral (smelter) serta peningkatan kapasitas kilang minyak melalui program Refinery Development Master Plan (RDMP), yang diperkirakan akan berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor industri.
Indonesia’s Green Jobs Conference 2025: Forum Strategis untuk Industri Hijau
Indonesia’s Green Jobs Conference 2025 yang digelar oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menjadi forum strategis bagi para pemangku kebijakan, pelaku industri, dan tenaga kerja untuk merumuskan kebijakan dan berbagi praktik terbaik dalam pengembangan lapangan kerja di sektor industri hijau. Konferensi ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dalam menciptakan peluang kerja baru yang berkelanjutan, seiring dengan upaya Indonesia menuju perekonomian hijau.
Dengan berbagai langkah ini, Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan SDM yang siap menghadapi tantangan industri hijau, yang pada gilirannya akan mendukung keberhasilan program hilirisasi dan transisi energi di masa depan.