SAHAM

IHSG Lanjutkan Reli, Dekati Level 6.800 Ditopang Saham-Saham Unggulan

IHSG Lanjutkan Reli, Dekati Level 6.800 Ditopang Saham-Saham Unggulan
IHSG Lanjutkan Reli, Dekati Level 6.800 Ditopang Saham-Saham Unggulan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan reli positif pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin, dengan penguatan sebesar 0,68% ke posisi 6.724,47. Pencapaian ini menunjukkan optimisme pasar yang masih terjaga, dengan lebih banyak saham yang menguat dibandingkan yang melemah. Sebanyak 371 saham tercatat naik, sementara 226 saham turun dan 205 saham stagnan. Total transaksi pada hari ini mencapai Rp 5,89 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 11,19 miliar saham dalam 749.81 kali transaksi.

Kinerja positif IHSG hari ini menyusul penguatan signifikan yang tercatat pada penutupan perdagangan Jumat, di mana IHSG berhasil naik 0,99% ke posisi 6.678,92, mendekati level psikologis 6.700. Dalam rentang waktu tersebut, IHSG mencatatkan penguatan mingguan sebesar 3,74%, menjadikannya indeks dengan performa terbaik di kawasan Asia-Pasifik.

Emiten Blue Chip Memimpin Penguatan IHSG

Penguatan IHSG hari ini masih didorong oleh saham-saham blue chip yang memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja indeks. Di antara saham-saham yang mencatatkan kontribusi positif, saham DSSA menjadi yang terdepan dengan memberikan kontribusi sebesar 10,39 poin pada indeks. Selain itu, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga berperan besar dalam mendongkrak IHSG, dengan kontribusi sebesar 9,19 poin.

Saham lainnya yang turut memberikan dukungan kuat terhadap kenaikan IHSG adalah BREN, BBCA, dan PTRO. Kelima saham tersebut mencatatkan kontribusi terbesar dalam pergerakan positif IHSG hari ini, mencerminkan kekuatan sektor-sektor utama dalam perekonomian Indonesia yang masih menjadi pendorong utama pasar saham.

Namun, di sisi lain, saham GOTO tercatat menjadi pemberat utama kinerja IHSG pada perdagangan hari ini. Meskipun demikian, secara keseluruhan, penguatan IHSG menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia tetap memiliki daya tarik bagi investor, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.

Sentimen Positif Masih Menghiasi Pasar

Meski pasar keuangan dalam negeri diperkirakan akan sedikit terpengaruh oleh libur Hari Buruh yang jatuh pada Kamis, banyak pengamat pasar optimistis bahwa pasar akan tetap bergerak positif pada pekan ini. Salah satu faktor yang turut mendukung sentimen positif adalah pengumuman Survei Perbankan Bank Indonesia yang dirilis hari ini, 28 April 2025. Survei ini akan memberikan gambaran mengenai prospek pertumbuhan kredit dan likuiditas perbankan, yang menjadi perhatian utama mengingat tren suku bunga yang masih tinggi.

Lebih lanjut, data inflasi untuk bulan April yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat, menjadi salah satu indikator yang akan menguji sentimen pasar lebih lanjut. Inflasi, yang sempat menunjukkan tekanan harga pangan akibat faktor musiman dan masalah distribusi, tetap menjadi sorotan penting dalam menjaga kestabilan daya beli masyarakat.

Fokus Global: Data Ekonomi AS dan China

Dari sisi global, perhatian pasar juga akan tertuju pada data-data penting yang dirilis oleh Amerika Serikat (AS) dan China. Di AS, pekan ini diperkirakan akan menjadi salah satu periode tersibuk dalam kalender ekonomi, dengan dirilisnya PCE Price Index untuk bulan Maret pada Rabu. PCE Price Index adalah ukuran inflasi yang sangat diperhatikan oleh Federal Reserve (The Fed), dan proyeksi terbaru memperkirakan inflasi PCE tahunan naik menjadi 2,5%. Ini membuka peluang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, yang tentu akan berdampak pada pergerakan pasar global.

Selain itu, laporan JOLTs Job Openings dan Consumer Confidence yang akan dirilis pada Selasa, juga akan memberikan gambaran mengenai kekuatan pasar tenaga kerja dan tingkat keyakinan konsumen di AS, yang merupakan indikator penting untuk memprediksi arah perekonomian.

Laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada pekan ini juga menjadi fokus, dengan proyeksi tambahan tenaga kerja baru sebanyak 130.000 orang pada bulan April, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Hal ini dapat memberi dampak pada sentimen pasar, mengingat perkembangan ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang diterapkan oleh The Fed.

Sentimen Positif dari China: PMI Manufacturing

Di sisi lain, pasar juga akan memantau dengan cermat data dari China, salah satu perekonomian terbesar di dunia, dengan rilis NBS Manufacturing PMI dan Caixin PMI untuk bulan April yang dijadwalkan pada 30 April. Data ini akan memberikan gambaran mengenai kesehatan sektor manufaktur China setelah serangkaian stimulus fiskal dan moneter yang diberikan oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Proyeksi menunjukkan bahwa PMI resmi China diperkirakan akan bertahan di zona ekspansi tipis di angka 50,5, sementara Caixin PMI diprediksi berada di angka 51,2. Kekuatan di sektor manufaktur China dapat memperbaiki sentimen pasar Asia secara keseluruhan, namun jika hasilnya lebih lemah dari ekspektasi, hal tersebut dapat memperburuk kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index