JAKRTA — PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus memperkuat perannya dalam memberdayakan perempuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Melalui program edukasi bertajuk Cerdas Keuangan Womenpreneur: Dari Literasi Menuju Aksi, PNM menggelar pelatihan literasi keuangan di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara PNM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Pemerintah Kota Bontang. Tujuan utamanya adalah mendorong kemandirian perempuan dalam mengelola keuangan dan mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan.
Pimpinan Cabang PNM Balikpapan, Syafri Rinansyah, mengungkapkan bahwa tantangan utama UMKM bukan hanya terkait permodalan, tetapi juga dalam hal pengelolaan usaha. Oleh karena itu, PNM memberikan pendekatan holistik dalam mendampingi nasabah.
“Masalah utama UMKM bukan hanya pada akses modal, tapi juga pengelolaan usaha. Karena itu kami berikan pelatihan, pendampingan, hingga dukungan pemasaran,” jelas Syafri.
Program pelatihan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang PNM melalui program unggulannya, Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera). Dalam program ini, perempuan prasejahtera yang belum memiliki usaha diberikan pelatihan dasar selama lima hari. Selanjutnya, mereka mendapatkan pembiayaan usaha dan pendampingan secara berkelanjutan hingga mampu mengembangkan bisnis secara mandiri.
“Nasabah kami kami dampingi dari nol. Lima hari pelatihan dasar bagi yang belum punya usaha, lalu kami bantu pembiayaan dan terus kami dampingi hingga mereka naik kelas. Semuanya gratis,” tambah Syafri.
PNM juga aktif menjalin kemitraan dengan platform digital seperti Tokopedia dan Shopee, guna mendukung pemasaran produk para nasabah secara daring. Selain itu, PNM turut membantu legalitas usaha, sertifikasi halal, dan pelatihan pengemasan produk, agar pelaku UMKM memiliki daya saing yang lebih tinggi.
Di Kalimantan Timur, tercatat sebanyak 70 ribu nasabah aktif PNM, dengan 9.000 di antaranya berasal dari Kota Bontang. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.000 perempuan masih aktif menjalankan usahanya hingga saat ini, menjadi bukti nyata keberhasilan program pembinaan yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir.
Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan, PNM menerapkan skema pembiayaan bertingkat. Dimulai dari pembiayaan Mekaar senilai Rp3 juta hingga Rp15 juta, nasabah yang berhasil mengembangkan usahanya dapat naik kelas ke pembiayaan mikro hingga Rp200 juta. Bahkan, bagi mereka yang sudah memenuhi kriteria, akan diarahkan untuk memperoleh pembiayaan dari bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).
Program ini mendapat apresiasi tinggi dari Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menilai PNM telah memberikan kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat, khususnya perempuan.
“Ini luar biasa. Ibu-ibu yang dulunya tidak punya penghasilan sekarang bisa membantu menopang ekonomi rumah tangga,” kata Neni.
Menurutnya, pemberdayaan ekonomi berbasis perempuan adalah salah satu cara efektif untuk mengentaskan kemiskinan. Pemerintah Kota Bontang berkomitmen mendukung penuh kerja sama lintas sektor seperti ini agar dampaknya semakin luas, terutama bagi kelompok rentan.
“Kolaborasi seperti ini yang kita butuhkan. Kita bisa gotong royong menuntaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Neni.
Dukungan dari OJK juga memperkuat integritas program ini. Melalui sinergi antara regulator, pemerintah daerah, dan BUMN seperti PNM, diharapkan semakin banyak pelaku UMKM perempuan yang mampu naik kelas dan berdaya saing di era ekonomi digital.
Transformasi Sosial dan Ekonomi Melalui Literasi
Program Cerdas Keuangan Womenpreneur tidak hanya bertujuan meningkatkan pemahaman dasar keuangan, tetapi juga mendorong perubahan perilaku dan keberanian perempuan dalam mengambil peran lebih aktif sebagai pelaku ekonomi keluarga. Pelatihan seperti ini diharapkan dapat menciptakan efek domino dalam lingkungan sosial peserta, yang pada akhirnya berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal secara menyeluruh.
PNM telah menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan bukan sekadar misi sosial, tetapi strategi pembangunan ekonomi nasional. Dengan membuka akses pelatihan, pembiayaan, dan pasar bagi perempuan prasejahtera, PNM ikut menanam fondasi bagi Indonesia yang lebih inklusif dan sejahtera.