JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggoro melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek Jalan Tol Palembang-Betung dan Jembatan Musi V, Kamis. Proyek infrastruktur strategis nasional yang dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini merupakan bagian penting dari jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II.
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Dody didampingi oleh Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko. Ia menegaskan pentingnya pengawasan langsung untuk memastikan progres proyek berjalan sesuai target.
“Saya mungkin akan sering memantau langsung ke sini, agar penyelesaian ruas Palembang-Betung berjalan sesuai target dan segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Menteri Dody.
Tol Palembang-Betung Diharapkan Rampung Akhir 2025
Jalan Tol Palembang-Betung dibangun dalam dua seksi utama, yakni Seksi 1 Palembang–Rengas dan Seksi 2 Rengas–Pangkalan Balai dengan total panjang 54,5 kilometer. Proyek ini bernilai kontrak sekitar Rp2,07 triliun dan merupakan bagian dari program percepatan konektivitas antarwilayah di Sumatera Selatan.
Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko, mengungkapkan bahwa tol ini akan memangkas waktu tempuh dari Palembang ke Betung secara signifikan. Saat ini, perjalanan yang memakan waktu hingga tiga jam diperkirakan hanya akan membutuhkan satu jam setelah tol beroperasi.
“Jalan tol ini dapat memangkas waktu tempuh Palembang-Betung secara signifikan dari sekitar tiga jam menjadi satu jam. Lalu memacu pertumbuhan ekonomi wilayah pemerataan dan pembangunan di luar Pulau Jawa khususnya di Sumatra Selatan,” jelas Ari dalam pernyataan resminya.
Ari juga menambahkan bahwa pembangunan tol ini akan meningkatkan efisiensi distribusi logistik, yang pada gilirannya menurunkan biaya transportasi dan meningkatkan daya saing ekonomi daerah.
Jembatan Musi V Jadi Komponen Strategis PSN
Salah satu bagian penting dari proyek Jalan Tol Palembang-Betung adalah pembangunan Jembatan Musi V yang membentang sepanjang 1,68 kilometer. Jembatan ini dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp345,1 miliar dan mulai dikerjakan pada Oktober 2024. Pembangunan jembatan ditargetkan selesai dalam waktu 16 bulan.
“Pembangunan Jembatan Musi V sepanjang 1,68 Km ini mulai dikerjakan pada Oktober tahun lalu. Waskita akan menyelesaikannya dalam waktu 16 bulan,” kata Ari.
Jembatan Musi V diharapkan menjadi solusi konektivitas antarwilayah di Sumatera Selatan yang selama ini terganggu oleh keterbatasan jalur darat. Kehadiran jembatan ini akan memperlancar arus barang dan jasa, serta mendukung aktivitas perekonomian masyarakat setempat.
Komitmen Waskita Karya terhadap Kualitas dan Ketepatan Waktu
Sebagai salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia, Waskita Karya menunjukkan komitmen tinggi terhadap penyelesaian proyek strategis nasional ini. Ari memastikan seluruh pekerjaan dilakukan sesuai standar mutu dan tepat waktu.
“Waskita berkomitmen menyelesaikan pengerjaan ruas Jalan Tol Palembang-Betung secara tepat waktu dan sesuai standar mutu. Proyek ini sesuai dengan visi pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, maka kami yakin akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi baru,” tutur Ari.
Waskita Karya sendiri memiliki rekam jejak panjang dalam pembangunan infrastruktur nasional. Beberapa proyek besar yang telah digarap antara lain Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, Depok-Antasari, Cimanggis-Cibitung, dan Pasuruan-Probolinggo. Di sektor jembatan, perusahaan ini juga sukses membangun Jembatan Dirgahayu di Kalimantan, Jembatan Penajam, Jembatan Kramasan, dan Jembatan Penyebrangan Multiguna Dukuh Atas.
Transformasi Infrastruktur untuk Sumatera yang Lebih Terhubung
Proyek Jalan Tol Palembang-Betung dan Jembatan Musi V adalah bagian dari strategi besar pemerintah dalam memperkuat infrastruktur luar Jawa. Melalui program JTTS, pemerintah berharap tercipta pemerataan pembangunan dan penguatan jaringan ekonomi regional.
Dengan konektivitas yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi tidak lagi terpusat di Jawa, namun merata hingga ke pelosok-pelosok Nusantara. Proyek infrastruktur ini pun menjadi simbol komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan inklusif, khususnya di Sumatera Selatan yang menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Jika rampung sesuai jadwal, tol dan jembatan ini akan menjadi pendorong transformasi logistik, pariwisata, dan industri lokal, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.