Petani

Bulog Bulukumba Serap 33 Ribu Ton Gabah Petani pada Musim Panen 2025, Lampaui Capaian Tahun Sebelumnya

Bulog Bulukumba Serap 33 Ribu Ton Gabah Petani pada Musim Panen 2025, Lampaui Capaian Tahun Sebelumnya
Bulog Bulukumba Serap 33 Ribu Ton Gabah Petani pada Musim Panen 2025, Lampaui Capaian Tahun Sebelumnya

JAKARTA — Perum Bulog Cabang Bulukumba mencatatkan pencapaian signifikan dalam penyerapan hasil panen petani pada musim panen tahap pertama tahun 2025. Hingga akhir April, Bulog telah menyerap sebanyak 33 ribu ton gabah dari petani lokal, angka yang disebut melampaui capaian pada periode yang sama tahun 2024.

Penyerapan ini dilakukan di tengah produksi padi yang sedang berlimpah di wilayah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Luas lahan panen yang mencapai 13 ribu hektare menghasilkan sekitar 85 ribu ton gabah, menurut data dari Bulog setempat.

"Penyerapan produksi petani dari pihak Bulog ini jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya atau 2024," kata Wakil Pimpinan Bulog Cabang Bulukumba, Norin Samma, saat dikonfirmasi dari Makassar.

Ia menjelaskan bahwa antusiasme petani menjual hasil panennya ke Bulog didorong oleh harga yang sesuai dengan ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Untuk gabah kering panen (GKP), harga pembelian yang berlaku mencapai Rp6.500 per kilogram, dengan syarat kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.

"Kami terus mengingatkan petani agar menjaga kualitas panennya sesuai standar, agar bisa dibeli Bulog dengan harga terbaik sesuai HPP," ujarnya menambahkan.

Norin juga mengingatkan bahwa masih terdapat sekitar 75 ribu ton gabah dari lahan yang belum dipanen. Potensi hasil ini perlu diantisipasi dengan baik, terutama terkait kapasitas penyimpanan di gudang Bulog yang saat ini terbatas.

Edukasi Petani Jadi Prioritas

Untuk mengatasi tantangan kualitas dan penyimpanan, Bulog mendorong peningkatan edukasi bagi petani mengenai pengelolaan pascapanen. Tujuannya agar petani dapat memproses hasil panen sesuai standar sebelum dilempar ke pasar terbuka, sehingga bisa langsung diserap Bulog.

"Kami berharap edukasi kepada petani bisa semakin meluas, terutama dalam hal pengolahan gabah agar memenuhi standar Bulog dan tidak merugi saat menjual hasil panen," tegas Norin Samma.

Sementara itu, salah satu petani asal Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Nasri, mengaku bersyukur atas hasil panen yang melimpah di musim ini. Menurutnya, peningkatan hasil panen ini tidak hanya membantu ekonomi keluarganya, tetapi juga menambah semangat petani di daerahnya.

"Produksi yang diperoleh tahun ini melampaui tahun sebelumnya, tentu ini suatu kesyukuran tersendiri," ucap Nasri kepada media.

Strategi Penguatan Ketahanan Pangan

Langkah agresif Bulog Bulukumba dalam menyerap gabah petani merupakan bagian dari strategi nasional untuk menjaga ketahanan pangan dan ketersediaan stok beras. Selain itu, penyerapan dalam jumlah besar dari panen lokal juga diharapkan bisa menekan potensi inflasi harga beras di pasar, terutama di tengah fluktuasi cuaca yang tidak menentu.

Dengan pencapaian ini, Bulog Bulukumba memperkuat perannya sebagai institusi utama dalam menstabilkan pasokan dan harga pangan di tingkat regional, serta mendukung kesejahteraan petani lokal.

Namun demikian, tantangan ke depan masih perlu diwaspadai, termasuk cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi produktivitas petani serta kebutuhan perluasan kapasitas gudang penyimpanan.

Sebagai tambahan, pemerintah daerah diharapkan ikut berperan dalam memberikan pelatihan kepada kelompok tani serta menyediakan fasilitas pengering dan penyimpanan gabah untuk mengantisipasi kelebihan produksi.

Penyerapan Perlu Didukung Infrastruktur

Seiring peningkatan hasil produksi, penguatan infrastruktur penyimpanan menjadi isu strategis yang perlu segera diatasi. Jika tidak, surplus panen yang tidak tertampung bisa menyebabkan turunnya harga di tingkat petani.

Dengan demikian, kolaborasi antara Bulog, pemerintah daerah, dan kelompok tani akan menjadi kunci untuk menjaga kelangsungan distribusi pangan dan stabilisasi harga gabah di pasar lokal maupun nasional

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index