JAKARTA — Euforia perayaan Hari Raya Idulfitri masih terasa di tengah masyarakat Indonesia. Namun, pasca-Lebaran, tidak sedikit warga yang harus menghadapi kenyataan pahit: kondisi keuangan menipis akibat pengeluaran besar selama bulan Ramadan dan hari raya. Situasi ini kerap mendorong sebagian orang mengambil jalan pintas dengan mengajukan pinjaman online (pinjol).
Sayangnya, tidak semua pinjaman online berasal dari lembaga resmi yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pinjol ilegal masih marak beredar, menawarkan kemudahan pencairan dana dalam hitungan menit, namun menyimpan ancaman besar di baliknya. Mulai dari bunga mencekik hingga penagihan yang tidak manusiawi.
“Pinjaman online ilegal memanfaatkan kebutuhan mendesak masyarakat dan memberikan bunga sangat tinggi yang membuat peminjam terjebak utang jangka panjang,” demikian peringatan dari OJK dalam berbagai kesempatan edukasi publik.
Ancaman Nyata dari Pinjaman Online Ilegal
Beberapa ciri umum pinjol ilegal yang perlu diwaspadai antara lain tidak memiliki izin resmi, tidak terdaftar di OJK, serta menawarkan pinjaman tanpa BI Checking. Bahayanya tidak hanya terletak pada bunga harian yang bisa mencapai ratusan persen dalam sebulan, tetapi juga pada cara mereka mengakses data pribadi peminjam.
Aplikasi pinjol sering kali meminta izin untuk membaca kontak, galeri, dan lokasi pengguna. Bila terjadi keterlambatan pembayaran, data tersebut kerap disalahgunakan untuk intimidasi atau pemerasan, bahkan menyebarkan informasi tidak benar kepada kerabat dan rekan korban.
Mengapa Masyarakat Terjebak Pinjol Pasca Lebaran?
Pasca-Lebaran sering kali ditandai dengan kembalinya kebutuhan rutin, seperti biaya sekolah anak, listrik, cicilan, dan lainnya. Namun, banyak masyarakat yang sudah lebih dulu menghabiskan tabungan untuk membeli baju baru, makanan khas Lebaran, hingga kebutuhan rekreasi.
“Gengsi sosial juga menjadi faktor. Banyak orang tidak ingin terlihat kesulitan usai perayaan, sehingga mencari solusi cepat tanpa mempertimbangkan risiko,” ujar pengamat keuangan dari FinCare Institute, Dian Arta.
Faktor lain adalah rendahnya literasi keuangan di kalangan masyarakat. Tanpa pemahaman tentang bunga majemuk dan risiko hukum, masyarakat mudah tergoda oleh pinjaman dengan proses cepat.
7 Tips Hindari Pinjol Usai Lebaran
Agar tidak terjebak dalam jerat pinjol yang menyiksa, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
-Evaluasi Keuangan Secara Realistis Hitung kembali semua pengeluaran Lebaran dan bandingkan dengan pemasukan. Ini membantu memahami posisi finansial saat ini -dan merancang langkah efisien ke depan.
-Prioritaskan Kebutuhan Pokok Hindari belanja konsumtif yang tidak mendesak. Fokus pada kebutuhan primer seperti makanan, tagihan, dan cicilan penting.
-Cari Penghasilan Tambahan Pertimbangkan usaha sampingan seperti jualan online, freelance, atau jasa keahlian pribadi. Ini jauh lebih aman ketimbang meminjam.
-Gunakan Dana Darurat (Jika Ada) Manfaatkan dana darurat untuk kebutuhan yang betul-betul penting. Rencanakan untuk mengisi kembali dana tersebut begitu kondisi membaik.
-Diskusi dengan Keluarga atau Teman Jangan malu mengakui kesulitan. Banyak solusi bisa datang dari percakapan terbuka dengan orang terpercaya.
-Lunasi Utang Lama Sebelum Tambah Utang Baru Jangan menumpuk utang. Prioritaskan pelunasan utang yang ada sebelum mempertimbangkan pinjaman baru.
-Gunakan Aplikasi Keuangan Manfaatkan aplikasi pencatatan keuangan untuk mengelola anggaran bulanan secara disiplin dan cerdas.
Alternatif Aman Saat Butuh Dana Mendesak
Jika benar-benar memerlukan dana, hindari pinjaman online ilegal dan pertimbangkan alternatif berikut:
-Koperasi atau Bank Resmi
Lembaga keuangan resmi lebih aman dan diawasi oleh OJK. Meski prosesnya lebih panjang, suku bunga dan skema cicilan lebih transparan.
-Program Bantuan Sosial atau Zakat
Beberapa lembaga pemerintah dan organisasi sosial menyediakan bantuan bagi masyarakat kurang mampu, termasuk pasca-Lebaran.
-Jual Barang Tak Terpakai
Barang-barang di rumah yang tidak lagi digunakan namun masih memiliki nilai jual bisa menjadi solusi cepat.
“Jangan tergoda dengan janji manis pinjaman cepat. Jalan pintas belum tentu jalan keluar. Kelola keuangan dengan bijak adalah solusi terbaik,” tegas Dian Arta.
Edukasi Keuangan Jadi Kunci
Meningkatkan literasi finansial masyarakat menjadi kunci untuk mencegah jerat utang yang membelenggu. Pemerintah melalui OJK, Kementerian Sosial, dan lembaga pendidikan keuangan gencar mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola pengeluaran, khususnya saat momen pasca perayaan besar seperti Idulfitri.