Pertambangan

PMKRI Cabang Kefamenanu Desak Penghentian Aktivitas Galian C di TTU, Dinas Pertambangan NTT Diminta Bertindak Tegas

PMKRI Cabang Kefamenanu Desak Penghentian Aktivitas Galian C di TTU, Dinas Pertambangan NTT Diminta Bertindak Tegas
PMKRI Cabang Kefamenanu Desak Penghentian Aktivitas Galian C di TTU, Dinas Pertambangan NTT Diminta Bertindak Tegas

JAKARTA – Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu mendesak Dinas Pertambangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk segera menghentikan aktivitas galian C yang tengah berlangsung di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Desakan ini disampaikan langsung oleh perwakilan PMKRI dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan dan menjamin keselamatan warga sekitar area penambangan.
PMKRI mencatat bahwa aktivitas galian C di Kabupaten TTU telah menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan setempat. Hal ini menjadi perhatian serius organisasi tersebut dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan pelestarian lingkungan. "Kami melihat bahwa aktivitas ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pertambangan," ujar perwakilan PMKRI Kefamenanu.

Seperti yang diketahui, galian C merupakan jenis kegiatan penambangan yang meliputi penggalian dan pengambilan material batuan, pasir, dan tanah dari sungai, gunung, atau bukit. Aktivitas penambangan ini seringkali menjadi penyebab kerusakan lingkungan, termasuk potensi mengakibatkan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang.
Dalam pernyataannya, PMKRI Cabang Kefamenanu menegaskan bahwa Dinas Pertambangan NTT memiliki tanggung jawab besar dalam mengawasi dan mengendalikan aktivitas penambangan di wilayah TTU. "Kami mendesak dengan keras agar Dinas Pertambangan segera mengambil tindakan tegas untuk menghentikan aktivitas galian C yang melanggar aturan dan membahayakan," tambah perwakilan tersebut.

Menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut, beberapa langkah aksi telah dilakukan oleh PMKRI sebagai bentuk nyata dari kepedulian mereka terhadap masalah ini. Mereka menghimpun data serta testimoni dari warga yang terdampak, serta mengirimkan surat resmi kepada pihak berwenang guna mempertanyakan kelanjutan aktivitas penambangan tersebut.
Permasalahan galian C di TTU ini juga mengundang perhatian berbagai pihak, termasuk organisasi lingkungan serta akademisi. Mereka menilai bahwa aktivitas penambangan semacam ini sering kali dilakukan tanpa memperhatikan aspek lingkungan dan hanya mengejar keuntungan sesaat, yang pada akhirnya merugikan masyarakat dalam jangka panjang.

Dinas Pertambangan NTT sendiri belum memberikan respons resmi terkait desakan yang disampaikan oleh PMKRI. Namun, pihaknya diharapkan dapat segera turun ke lapangan untuk melakukan investigasi dan mengevaluasi izin serta aktivitas penambangan di wilayah tersebut.
Masyarakat lokal, melalui perwakilannya, mengatakan bahwa mereka telah lama merasakan dampak buruk dari aktivitas galian C. Seorang warga menyatakan, "Kami sudah lelah dengan situasi ini. Setiap kali hujan deras, kami selalu cemas akan terjadi longsor atau banjir yang bisa mengancam keselamatan kami."

Ancaman dari galian C ini tidak hanya dari sisi fisik saja tetapi juga berdampak pada kesehatan mental warga yang setiap harinya hidup dalam kekhawatiran. Hal ini, menurut PMKRI, harus menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah dan provinsi. Kolaborasi dari semua pihak diperlukan untuk menemukan solusi yang tepat dan berkesinambungan.
PMKRI berharap bahwa desakan ini dapat memicu langkah konkrit dari pemerintah dalam pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada kelestarian dan kesejahteraan masyarakat. Mereka juga membuka ruang dialog dengan Dinas Pertambangan NTT dan pihak terkait lainnya untuk mencari solusi jangka panjang atas permasalahan ini.

Dalam waktu dekat, PMKRI berencana mengadakan diskusi publik yang mengundang pelbagai pemangku kepentingan agar masalah ini bisa dibahas lebih mendalam. Tujuannya adalah mendapatkan masukan dan dukungan dari berbagai pihak untuk menghentikan aktivitas yang dianggap destruktif tersebut.
Keseluruhan peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan dampak lingkungan dan perhatian terhadap kehidupan masyarakat di sekitar area tambang. Aktivitas ekonomi, dalam bentuk apapun, termasuk galian C, harus mempertimbangkan keseimbangan antara eksploitasi dan pelestarian lingkungan, demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index