JAKARTA - Tekanan kembali menyelimuti pasar aset digital pada perdagangan Kamis pagi.
Sejak awal sesi, mayoritas kripto utama bergerak di zona merah, mencerminkan sentimen kehati-hatian investor di tengah ketidakpastian global.
Pergerakan negatif ini terlihat merata pada kripto berkapitalisasi besar. Bitcoin dan Ethereum, yang selama ini menjadi penopang utama pasar, sama-sama mencatatkan koreksi signifikan dalam waktu singkat.
Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa pasar kripto masih rentan terhadap tekanan eksternal. Investor cenderung menahan transaksi sembari menunggu kepastian arah pasar selanjutnya.
Data harga yang dirilis pada Kamis pagi menjadi gambaran jelas bahwa volatilitas masih tinggi dan belum menunjukkan tanda pemulihan kuat.
Tekanan Bitcoin dan Ethereum Warnai Pasar Kripto
Mengacu pada data CoinMarketCap, harga bitcoin mengalami penurunan dalam dua periode waktu sekaligus. Dalam rentang 24 jam terakhir, harga bitcoin terkoreksi 1,97 persen.
Jika ditarik lebih panjang, tekanan terlihat lebih dalam. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin tercatat anjlok 5,67 persen dari posisi sebelumnya.
Saat ini, bitcoin diperdagangkan di level USD 85.911,97 atau setara Rp 1,43 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.679 per dolar AS. Level ini menandai pelemahan lanjutan setelah reli sebelumnya.
Ethereum turut mengikuti arah penurunan tersebut. Aset kripto terbesar kedua ini mengalami tekanan yang lebih dalam dibandingkan bitcoin.
Harga Ethereum tercatat turun 4,40 persen dalam 24 jam terakhir. Sementara dalam sepekan, koreksi harga Ethereum mencapai 13,33 persen.
Kini, Ethereum diperdagangkan di posisi USD 2.828,30 atau sekitar Rp 47,18 juta. Pelemahan ini menekan sentimen investor yang berharap pemulihan jangka pendek.
Altcoin dan Stablecoin Ikut Bergerak Melemah
Tidak hanya bitcoin dan Ethereum, tekanan juga merambah ke jajaran altcoin besar lainnya. Binance Coin mencatatkan pelemahan signifikan dalam perdagangan harian.
Harga BNB turun 3,81 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam rentang sepekan, koreksi BNB mencapai 4,35 persen dan kini berada di posisi USD 839,84.
XRP juga bergerak di zona merah. Dalam satu hari terakhir, harga XRP terpangkas 3,99 persen, sedangkan dalam sepekan terakhir turun 8,12 persen.
Saat ini, XRP diperdagangkan di level USD 1,85. Tekanan ini mencerminkan berkurangnya minat beli jangka pendek.
Solana turut mengalami koreksi yang cukup tajam. Harga SOL anjlok 4,61 persen dalam 24 jam terakhir dan turun 7,14 persen dalam sepekan.
Solana kini berada di posisi USD 123,41. Pergerakan ini menambah daftar altcoin besar yang masih tertekan.
Sementara itu, dogecoin dan cardano juga belum mampu bangkit. Harga DOGE turun 4,73 persen harian dan 10,17 persen mingguan.
Cardano bahkan mencatatkan koreksi lebih dalam. Dalam 24 jam terakhir, harga ADA turun 5,6 persen dan melemah 17,26 persen selama sepekan.
Kapitalisasi Pasar dan Sentimen Global Melemah
Kondisi pasar yang lesu turut tercermin dari penurunan kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan. Dalam 24 jam terakhir, kapitalisasi pasar kripto turun 2,18 persen.
Saat ini, total kapitalisasi pasar kripto tercatat sebesar USD 2,91 triliun atau sekitar Rp 48.539 triliun. Angka tersebut menunjukkan berkurangnya nilai aset digital secara agregat.
Stablecoin yang biasanya relatif stabil juga mengalami pergerakan tipis ke zona merah. Harga tether tercatat turun 0,02 persen harian dan 0,05 persen mingguan.
USDT kini berada di posisi USD 0,9996. Sementara USDC juga turun tipis 0,01 persen harian meski masih mencatatkan kenaikan mingguan.
Tron menjadi salah satu kripto yang relatif lebih stabil. Harga TRX hanya melemah 0,22 persen dalam 24 jam terakhir dan 0,10 persen dalam sepekan.
Meski demikian, tekanan menyeluruh menunjukkan pasar kripto masih berada dalam fase konsolidasi yang cenderung negatif.
Prediksi Barclays dan Tantangan Pasar Kripto Mendatang
Di tengah pelemahan harga, lembaga keuangan global Barclays turut memberikan pandangan pesimistis. Barclays memprediksi pasar kripto berpotensi lesu memasuki tahun 2026.
Dalam laporan akhir tahun yang dikutip dari Yahoo Finance, Barclays menyoroti penurunan volume perdagangan dan melemahnya antusiasme investor.
Menurut analis Barclays, bursa kripto seperti Coinbase menghadapi latar belakang yang menantang. Minimnya katalis baru membuat aktivitas perdagangan cenderung melambat.
Lonjakan perdagangan yang sebelumnya terjadi dinilai lebih bersifat sementara. Tanpa peristiwa besar, pasar dinilai kesulitan menciptakan pertumbuhan struktural.
Barclays mencatat volume perdagangan spot, yang menjadi sumber pendapatan utama, menunjukkan tren menurun. Kondisi ini berpotensi berlanjut hingga tahun fiskal berikutnya.
“Volume perdagangan kripto spot tampaknya cenderung menurun, dan belum terlihat faktor kuat yang mampu membalikkan tren tersebut,” tulis analis Barclays.
Pasar kripto selama ini kerap bergerak berdasarkan peristiwa besar. Contohnya masuknya ETF bitcoin spot atau perubahan arah kebijakan politik.
Namun, tanpa katalis serupa, Barclays menilai pertumbuhan pasar akan berjalan lebih lambat. Regulasi pun menjadi faktor penting yang terus dicermati.
RUU CLARITY di Amerika Serikat dinilai dapat mengurangi ketidakpastian jika disahkan. Meski bukan pemicu instan, regulasi ini berpotensi membuka ruang inovasi baru.
Dengan kondisi tersebut, pasar kripto masih menghadapi tantangan besar. Investor diperkirakan akan tetap berhati-hati sambil menunggu arah kebijakan dan sentimen global yang lebih jelas.