Saham

Kenaikan Saham Tak Wajar, BEI Awasi Tiga Emiten

Kenaikan Saham Tak Wajar, BEI Awasi Tiga Emiten
Kenaikan Saham Tak Wajar, BEI Awasi Tiga Emiten

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperketat pengawasan setelah menemukan pola pergerakan harga yang dianggap tidak biasa pada tiga saham emiten. 

Pengawasan dimulai sejak Selasa, seiring terdeteksinya aktivitas pasar yang melampaui kewajaran atau Unusual Market Activity (UMA).

Kenaikan harga yang signifikan dan terjadi dalam periode singkat menjadi alasan bursa mengambil langkah mitigatif, khususnya untuk melindungi investor agar tidak terjebak dalam risiko volatilitas ekstrem.

Tiga saham yang menjadi perhatian BEI adalah PT Djasa Ubersakti Tbk. (PTDU), PT LCK Global Kedaton Tbk. (LCKM), dan PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk. (CANI). Ketiganya menunjukkan lonjakan harga yang tidak proporsional dengan perkembangan informasi publik terakhir.

Sinyal UMA dan Peringatan Bursa kepada Investor

Menurut pengumuman resmi BEI, ketiga saham tersebut bergerak di luar pola normal sehingga masuk dalam kategori UMA. Namun, bursa menegaskan bahwa pengumuman UMA bukan berarti langsung menunjukkan adanya pelanggaran aturan pasar modal.

"Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," tulis manajemen BEI dalam keterbukaan informasinya.

Peringatan ini menjadi sinyal agar investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. BEI menekankan pentingnya investor memperhatikan respons emiten atas permintaan klarifikasi, mencermati kinerja serta keterbukaan informasi, dan mempertimbangkan seluruh risiko sebelum bertransaksi.

PTDU Melonjak Drastis, Naik Lebih dari 400% dalam Sebulan

PT Djasa Ubersakti Tbk. (PTDU), yang bergerak di sektor konstruksi, menjadi salah satu saham yang mencuri perhatian setelah mengalami kenaikan sangat agresif. Data menunjukan bahwa harga saham PTDU naik 8,86% pada perdagangan kemarin ke level Rp86.

Kenaikan tersebut hanyalah bagian kecil dari lonjakan yang lebih ekstrem selama satu bulan terakhir. Sepanjang periode bulanan, saham PTDU sudah melonjak 405,88%, dan menunjukkan persentase kenaikan yang sama dalam perhitungan year to date.

Informasi terakhir mengenai PTDU yang tercatat oleh BEI adalah penjelasan perseroan atas volatilitas transaksi pada 5 Desember 2025. Dengan aktivitas transaksi yang semakin tidak wajar, BEI menyatakan, “Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham PTDU tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.”

Situasi ini membuat PTDU menjadi saham yang harus diperhatikan secara cermat oleh pelaku pasar yang mungkin tergiur oleh kenaikan drastis namun belum disertai fundamental yang jelas.

LCKM Terseret UMA Setelah Harga Melonjak Hampir 25% Sehari

Selain PTDU, BEI juga memberi tanda waspada pada pergerakan saham PT LCK Global Kedaton Tbk. (LCKM). Emiten infrastruktur telekomunikasi ini mencatat kenaikan signifikan 24,82% ke level Rp352 pada perdagangan terakhir.

Dalam satu bulan terakhir, saham LCKM naik 60%, dan selama tahun berjalan meningkat 28,47%. Kenaikan ini dinilai tidak umum sehingga memicu perhatian BEI.

Informasi terakhir yang dipublikasikan emiten adalah laporan bulanan registrasi pemegang efek pada 4 Desember 2025. Tidak adanya informasi material yang menjelaskan lonjakan harga tersebut membuat BEI mengkategorikan saham LCKM dalam aktivitas tidak wajar.

Pengawasan lebih ketat dilakukan agar investor tidak terpapar risiko spekulatif, terutama karena kenaikan tajam sering kali rawan menimbulkan gejolak harga yang tiba-tiba.

CANI Masuk Radar BEI, Aktivitas Transaksi Dinilai Tidak Wajar

PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk. (CANI) juga ikut dipantau setelah mencatat kenaikan harga 9,46% ke level Rp81 per saham pada perdagangan kemarin. Jika melihat performa satu bulan terakhir, saham CANI sudah naik 80%, dan secara year to date meningkat 65,31%.

Padahal, informasi terakhir yang dirilis oleh perusahaan adalah materi public expose tahunan yang dipublikasikan pada 8 Desember 2025. Namun, pergerakan harga yang terjadi tidak mencerminkan adanya perkembangan fundamental yang signifikan.

BEI menilai pola transaksi CANI mengandung unsur yang tidak lazim sehingga perlu dilakukan pemantauan. Dengan langkah tersebut, investor diharapkan dapat mempertimbangkan ulang strategi transaksinya, terutama jika belum memahami sepenuhnya kondisi emiten.

Peringatan dan Langkah Antisipatif bagi Investor

Dengan masuknya tiga saham sekaligus dalam daftar UMA, BEI menegaskan pentingnya investor mengedepankan analisis yang komprehensif sebelum mengambil keputusan investasi.

BEI mengingatkan bahwa investor sebaiknya:

memperhatikan jawaban emiten atas permintaan klarifikasi bursa,

mencermati laporan keuangan, informasi material, serta kinerja perusahaan,

meninjau kembali rencana aksi korporasi yang belum memperoleh persetujuan RUPS,

dan mempertimbangkan potensi risiko yang bisa muncul akibat volatilitas tidak wajar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index