JAKARTA - Pemerintah menegaskan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi bersih paling potensial untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.
Selain itu, pemanfaatannya di daerah penghasil panas bumi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Koordinator Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Energi Panas Bumi Kementerian ESDM, Rony Chandra Harahap, menjelaskan bahwa pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi 24 jam sepanjang tahun, berbeda dengan energi surya atau tenaga air yang sangat bergantung pada cuaca dan musim.
“Selain itu, emisinya sangat rendah, hanya sekitar 62,9 gram CO2e per kilowatt jam, jauh lebih kecil dibanding PLTU batu bara yang mencapai 998 gram CO2e per kilowatt jam,” ujar Rony dalam Brown to Green Conference, Selasa (2/12).
Manfaat Ekonomi Panas Bumi untuk Daerah
Tidak hanya ramah lingkungan, energi panas bumi juga memberi dampak ekonomi nyata. Dalam sepuluh tahun terakhir, kontribusinya mencapai lebih dari Rp 21 triliun, termasuk bonus produksi lebih dari Rp 1 triliun yang langsung mengalir ke pemerintah daerah.
“Dengan kata lain, panas bumi adalah energi bersih yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Rony. Energi ini membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan lokal, dan memberi alternatif ekonomi baru bagi daerah pengembangannya.
Selain itu, kebutuhan lahan untuk panas bumi relatif kecil, yakni 0,6–1 hektare per megawatt, dan pembangkit dapat beroperasi hingga 35–40 tahun. Hal ini menjadikannya pilihan jangka panjang untuk pembangunan energi berkelanjutan.
Pemanfaatan Panas Bumi untuk Berbagai Sektor
Panas bumi tidak hanya digunakan untuk listrik, tetapi juga pemanfaatan langsung (direct use) dengan temperatur 80–180°C. Sektor yang bisa mendapat manfaat beragam, mulai dari pertanian hingga teknologi digital:
Pertanian: pengeringan hasil panen, pemanas rumah kaca, pengolahan pascapanen.
Pangan: menekan biaya energi, meningkatkan kualitas produk.
Industri: menggantikan boiler berbasis fosil untuk proses pemanasan.
Digital: pendinginan pusat data (geothermal cooling) yang menurunkan beban listrik.
Dengan aplikasi yang luas ini, panas bumi berpotensi menjadi solusi energi terintegrasi, mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus efisiensi ekonomi.
Tantangan dan Strategi Pemerintah
Pengembangan panas bumi menghadapi sejumlah tantangan, seperti perizinan, kesiapan infrastruktur, dan penerimaan masyarakat. Untuk itu, pemerintah menempuh berbagai langkah strategis.
Percepatan izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) menjadi prioritas. Selain itu, proyek panas bumi ditetapkan sebagai proyek strategis nasional untuk mempercepat implementasi.
Pemerintah juga mengurangi risiko eksplorasi melalui program government drilling dan menyediakan pembiayaan lewat mekanisme seperti Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) Panas Bumi, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan PT Geo Dipa Energi (GDE).
Berbagai insentif fiskal dan nonfiskal disiapkan, termasuk usulan pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk badan usaha yang mengelola panas bumi, serta rasionalisasi kewajiban keuangan agar proyek lebih ekonomis.
Mendorong Transisi Energi Bersih
Panas bumi menjadi salah satu pilar transisi energi bersih di Indonesia. Dengan rendahnya emisi gas rumah kaca dan potensi energi yang besar, sumber daya ini membantu negara menurunkan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Selain itu, pengembangan panas bumi mendorong pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah timur dan daerah terpencil. Investasi di sektor ini memperkuat infrastruktur energi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Panas bumi tidak hanya soal listrik, tapi juga soal ekonomi, lingkungan, dan keberlanjutan jangka panjang,” jelas Rony. Pemerintah optimis, dengan dukungan teknologi dan regulasi yang tepat, pemanfaatan panas bumi akan lebih cepat menyebar di seluruh Indonesia.
Masa Depan Energi Panas Bumi di Indonesia
Dengan teknologi eksplorasi dan pemeliharaan modern, potensi panas bumi dapat dioptimalkan tanpa mengganggu lingkungan. Indonesia memiliki peluang menjadi pemimpin dunia dalam pemanfaatan energi panas bumi, baik untuk listrik maupun aplikasi langsung.
Langkah-langkah strategis pemerintah, seperti kemudahan izin, pembiayaan proyek, dan insentif fiskal, menjadi fondasi kuat untuk pengembangan panas bumi. Dampak ekonomi dan lingkungan yang nyata membuat sektor ini menjadi solusi energi berkelanjutan yang unggul.
Dengan kombinasi teknologi, regulasi, dan dukungan masyarakat, energi panas bumi bisa menjadi tulang punggung energi bersih nasional sekaligus penggerak ekonomi daerah, mengubah potensi alam menjadi manfaat nyata bagi seluruh rakyat Indonesia.