Mobil Nasional

Harga Kendaraan Terjangkau Jadi Kunci Sukses Mobil Nasional

Harga Kendaraan Terjangkau Jadi Kunci Sukses Mobil Nasional
Harga Kendaraan Terjangkau Jadi Kunci Sukses Mobil Nasional

JAKARTA - Upaya pemerintah mengembangkan mobil nasional kembali mendapat sorotan setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa persoalan harga masih menjadi isu paling krusial. 

Menurutnya, kemampuan beli mayoritas masyarakat Indonesia masih berada pada segmen kendaraan di bawah Rp300 juta.

Karena itu, mobil nasional harus mampu menyasar pasar terbesar tersebut. Jika tidak, kendaraan kehilangan daya saing dan tidak dapat menjangkau sebagian besar konsumen yang mengandalkan segmen harga ekonomis.

Airlangga menyampaikan hal ini saat membuka Rapimnas Kadin 2025, seraya menegaskan bahwa Presiden RI telah memberikan arahan untuk mengalokasikan anggaran secara khusus demi pengembangan mobil nasional.

pasar terbesar masih di bawah rp300 juta

Airlangga menambahkan bahwa pemerintah telah melihat langsung kondisi pasar melalui data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Berdasarkan temuan tersebut, market terbesar memang berada pada mobil dengan harga di bawah Rp300 juta.

Situasi ini menjadi landasan kuat bagi pemerintah untuk menekankan pentingnya aspek keterjangkauan (affordability). Tanpa harga yang kompetitif, mobil nasional berpotensi sulit bersaing di tengah ketatnya kompetisi otomotif, termasuk dari kendaraan impor.

Ia menegaskan bahwa affordability inilah yang kini menjadi tantangan utama — sebuah aspek yang harus diprioritaskan sejak tahap pengembangan hingga produksi massal.

ketertarikan global brand beri peluang percepatan

Di luar faktor harga, perkembangan terbaru menunjukkan adanya sejumlah merek global yang menyatakan minat bekerja sama dalam proyek mobil nasional. Airlangga menyebut beberapa jenama internasional telah menawarkan diri, meski keputusan pengumuman resmi akan dilakukan oleh masing-masing produsen.

Masuknya minat dari luar negeri dinilai sebagai sinyal positif, terutama dalam hal transfer teknologi, percepatan produksi, dan penguatan rantai pasok komponen. Namun, ia menegaskan bahwa fondasi utama tetap berada di tangan Pindad sebagai pihak yang dinilai paling siap secara teknologi dan kapasitas produksi.

Perusahaan BUMN tersebut dipandang mampu mengemban peran besar, termasuk dalam memenuhi target produksi massal yang direncanakan pemerintah pada 2027–2028.

kolaborasi asing dan peran pindad dalam ekosistem

Pemerintah melihat kolaborasi dengan pihak global sebagai peluang untuk menghasilkan kendaraan dengan kandungan lokal tinggi tanpa mengorbankan harga jual. Dalam konteks ini, Pindad tetap menjadi pilar utama, sementara mitra asing berperan memperkuat ekosistem industri otomotif nasional.

Airlangga menyebutkan bahwa beberapa produsen luar negeri telah secara informal menawarkan kerja sama. Namun, pemerintah menunggu pihak produsen mengumumkan sendiri rencana mereka, sebagai bentuk transparansi kepada publik.

Model kerja sama seperti ini diharapkan dapat mempercepat proses dari sisi teknis dan komersialisasi, sehingga mobil nasional dapat hadir di pasar tepat waktu dan dalam kisaran harga yang dapat dijangkau masyarakat luas.

dorongan menjadikan mobil nasional sebagai psn

Sementara itu, dukungan terhadap pengembangan mobil nasional juga datang dari Kementerian Perindustrian. Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan bahwa program ini sudah diusulkan menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Usulan tersebut diajukan setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan rencana menghadirkan mobil buatan Indonesia dalam tiga tahun ke depan. Status PSN dianggap penting untuk mempercepat realisasi proyek, mulai dari pembiayaan, kawasan industri, hingga penyederhanaan regulasi.

Agus menegaskan bahwa pihaknya telah menandatangani pengusulan agar program ini masuk dalam daftar PSN, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap visi besar pemerintah untuk memiliki mobil buatan dalam negeri.

proyek strategis namun detail teknis belum dibuka

Meski berbagai langkah sudah diambil, pemerintah belum mengungkapkan detail spesifikasi teknis kendaraan yang akan menjadi mobil nasional. Hingga kini, belum ada informasi mengenai platform, teknologi mesin, maupun fitur yang akan digunakan.

Kendati demikian, arah kebijakan pemerintah sudah jelas: mobil nasional harus memenuhi dua aspek penting, yakni harga terjangkau dan kandungan lokal yang tinggi. Kombinasi tersebut diharapkan mampu memperkuat industri otomotif nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Dalam konteks industri otomotif global yang kini bergerak cepat ke arah elektrifikasi, pemerintah juga dihadapkan pada tantangan untuk memastikan mobil nasional tetap relevan dan kompetitif.

kesimpulan: keterjangkauan jadi pondasi utama

Dari berbagai pernyataan pemerintah, terlihat bahwa harga terjangkau menjadi faktor paling dominan dalam kesuksesan mobil nasional. Dengan pasar terbesar berada di bawah Rp300 juta, pengembangan kendaraan harus diarahkan secara strategis agar mampu menembus mayoritas konsumen.

Sementara itu, minat dari beberapa merek global dan kesiapan Pindad memberi optimisme bahwa proyek ini dapat berkembang lebih cepat. Ditambah dengan dorongan menjadikannya PSN, peluang realisasi produksi massal pada 2027–2028 semakin terbuka.

Namun demikian, tantangan tetap ada, terutama terkait teknis produksi dan konsistensi harga. Pemerintah masih perlu memastikan bahwa semua langkah yang diambil sejalan dengan tujuan utama: menghadirkan mobil nasional yang kompetitif, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index