JAKARTA - Tekanan terhadap Xabi Alonso sebagai pelatih Real Madrid kini mencapai titik paling krusial sejak ia mengambil alih kursi kepelatihan.
Rentetan hasil buruk, termasuk imbang mengecewakan kontra Girona di Montilivi, membuat Los Blancos kembali dipertanyakan kapasitasnya untuk bersaing di level tertinggi musim ini.
Masalah yang membayangi Madrid bukan sekadar soal performa di lapangan, tetapi juga dinamika ruang ganti yang mulai goyah. Kombinasi taktik yang dianggap belum efektif dan hubungan Alonso dengan beberapa pemain inti menjadikan situasi semakin rumit.
Bahkan setelah kemenangan atas Olympiakos pekan lalu sempat memunculkan optimisme, hasil imbang terbaru justru menghidupkan kembali keraguan. Kohesi tim yang tak kunjung stabil membuat publik mempertanyakan kemampuan Alonso membangkitkan konsistensi dari skuad bertabur bintang tersebut.
rapat darurat madrid digelar jelang laga krusial
Menurut laporan Indykaila, manajemen Real Madrid telah menjadwalkan rapat penting untuk membahas masa depan Alonso. Pertemuan ini akan berlangsung pada Kamis mendatang, setelah pertandingan berat melawan Athletic Club di San Mames.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa empat hingga lima pemain senior menyampaikan keluhan terkait pola permainan Alonso. Mereka menilai pendekatan taktikal sang pelatih belum berhasil memaksimalkan kualitas kolektif tim.
Keluhan tersebut menjadi pemicu utama digelarnya rapat mendadak.
Situasi ini semakin menegaskan bahwa tekanan terhadap Alonso datang dari dua arah sekaligus: dari luar klub dan dari dalam ruang ganti.
Real Madrid kini hanya mencatat satu kemenangan dari lima laga terakhir.
Hasil ini dianggap terlalu buruk untuk klub sekelas Los Blancos yang selalu menuntut kemenangan di setiap pertandingan.
Manajemen ingin mendapatkan gambaran jelas tentang arah tim dan apakah Alonso masih menjadi sosok yang tepat untuk memimpin skuad sepanjang musim.
Hasil di San Mames disebut dapat menjadi faktor penentu dalam pembahasan tersebut.
dorongan kembalinya zinedine zidane menguat
Di tengah situasi panas yang melanda Madrid, muncul kabar bahwa beberapa pemain yang tidak puas dengan kondisi tim mengusulkan kembalinya Zinedine Zidane.
Nama sang legenda Prancis kembali mencuat, dan permintaan dari sebagian pemain memperkuat suara tersebut di ruang ganti.
Zidane memang telah beberapa kali menyatakan keinginannya kembali melatih setelah Piala Dunia 2026.
Meski ia mundur dari Madrid pada 2021, rekam jejaknya menangani tim di tengah musim membuat opsi comeback ini tidak sepenuhnya mustahil.
Beberapa pemain diyakini merasakan kenyamanan bermain di bawah Zidane, terutama mereka yang pernah meraih kesuksesan besar bersamanya.
Situasi internal yang tak stabil turut membuat wacana kembalinya Zidane semakin menggema.
Sementara itu, Alonso harus menghadapi tekanan yang tidak hanya berasal dari manajemen atau media, tetapi dari para pemain yang mulai meragukan strateginya.
Kondisi ini menjadikan posisinya semakin sulit menjelang fase padat kompetisi.
manajemen masih percaya, tetapi menuntut reaksi cepat
Meskipun tekanan besar terus mengarah pada Alonso, laporan dari Diario AS mengungkapkan bahwa petinggi Real Madrid belum sepenuhnya kehilangan kepercayaan.
Florentino Perez dan jajaran direksi disebut masih memberikan ruang bagi sang pelatih untuk memperbaiki keadaan.
Namun mereka tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut atas hasil imbang kontra Girona, terlebih setelah hubungan internal tim terlihat membaik pada pekan sebelumnya.
Manajemen ingin situasi tetap tenang, tetapi reaksi cepat dari Alonso dan para pemain menjadi keharusan.
Meski beberapa perubahan pendekatan taktik mulai terlihat dalam laga terakhir, belum ada jaminan bahwa peningkatan tersebut akan bertahan.
Madrid tetap kesulitan menjaga konsistensi, dan hal ini terus menjadi bahan kritik dari penggemar maupun pengamat.
Alonso kini berada dalam posisi yang sangat rapuh.
Performa tim musim ini dianggap belum meyakinkan, dan absennya rangkaian kemenangan membuat kritik sulit dibendung.
Madrid selalu dikenal sebagai klub yang menuntut standar tinggi.
Ketika standar itu tidak terpenuhi, pergantian pelatih sering menjadi solusi cepat yang diambil.
alsono harus tunjukkan solusi sebelum terlambat
Real Madrid memasuki fase yang menentukan musim ini di tengah jadwal padat dan tekanan besar.
Hasil buruk beruntun membuat kepercayaan publik terhadap Alonso semakin tergerus.
Jika rapat darurat mendatang tidak memberikan kepastian, setidaknya akan menunjukkan apakah manajemen masih memiliki kesabaran cukup panjang.
Pertanyaan terbesar kini adalah apakah Alonso mampu menunjukkan perubahan signifikan dalam waktu singkat.
Pemain, manajemen, dan para pendukung menunggu reaksi yang lebih kuat—baik dari sisi performa lapangan maupun stabilitas ruang ganti. Kemenangan di laga berikutnya bukan hanya soal tiga poin, tetapi tentang mempertahankan posisi Alonso di kursi pelatih.
Alonso tengah berada di ujung tanduk.
Jika Madrid kembali gagal menunjukkan reaksi positif, badai yang kini berhembus bisa berubah menjadi keputusan besar yang menentukan akhir masa jabatannya di Bernabéu.