JAKARTA - Meningkatnya pergerakan penumpang di Bandara Adisutjipto Yogyakarta kembali menjadi perhatian menjelang akhir tahun.
Meski statusnya kini lebih sebagai bandara pendukung sejak Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) beroperasi, minat masyarakat untuk terbang melalui Adisutjipto justru menunjukkan tren positif sepanjang 2025.
Bandara yang berada di Kabupaten Sleman ini memang tidak melayani penerbangan internasional seperti YIA. Namun rute jarak dekat yang dilayani pesawat ATR dan beberapa pesawat kecil tetap menjadi pilihan utama pengguna jasa yang membutuhkan perjalanan efisien dan cepat.
General Manager Bandara Adisutjipto, Wibowo Cahyono Soekadi, menjelaskan bahwa jumlah penumpang hingga November 2025 mencapai 118.971 orang. “Naik 2 persen dibandingkan dengan tahun 2024 sebanyak 116.292 penumpang,” ujarnya, Selasa.
pesawat kecil makin diminati penumpang
Peningkatan penumpang ini menunjukkan bahwa moda transportasi udara menggunakan pesawat ATR semakin diminati. Banyak pengguna jasa memilih penerbangan dari Adisutjipto karena dinilai lebih praktis untuk rute-rute jarak pendek.
Cahyono menyebutkan bahwa Citilink dan Fly Jaya menjadi maskapai yang melayani penerbangan pesawat ATR, sedangkan jenis Cessna dioperasikan oleh Susi Air. Rute-rute tersebut meliputi Halim Perdanakusuma Jakarta, Husein Sastranegara Bandung, Dewandaru Karimunjawa, hingga Nusawiru Cijulang Pangandaran.
Dari total penumpang 118.971 orang, rute paling padat tetap menuju dan dari Halim Perdanakusuma Jakarta dengan penumpang mencapai 117.302 orang. Ia memperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat mendekati libur Natal dan Tahun Baru.
Menurutnya, momen libur panjang selalu memicu lonjakan calon penumpang, terlebih ketika frekuensi penerbangan juga bertambah. Kombinasi keduanya membuat Adisutjipto kembali ramai setelah beberapa tahun menjadi bandara sekunder.
peningkatan pergerakan pesawat dan persiapan menghadapi lonjakan
Selain kenaikan penumpang, pergerakan pesawat turut mengalami lonjakan. Hingga November 2025 tercatat 2.895 pergerakan pesawat, naik 14 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.536 pergerakan.
Cahyono menegaskan bahwa pihak bandara telah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi. Seluruh fasilitas operasional diperiksa untuk memastikan kesiapan menghadapi peningkatan trafik udara.
Ia mengatakan bahwa pengawasan dilakukan baik di sisi udara maupun di sisi darat. Hal ini untuk memastikan kegiatan operasional bandara berlangsung lancar selama masa libur akhir tahun yang biasanya menjadi periode tersibuk.
Pengecekan mencakup peralatan navigasi, fasilitas keselamatan, hingga kesiapan personel di lapangan. Bandara juga memperkuat koordinasi dengan maskapai dan pihak terkait untuk meminimalisasi potensi hambatan operasional.
bandara yia tetap dominan dalam pergerakan penumpang
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) DIY melalui Pelaksana Tugas Kepala BPS, Herum Fajarwati, memaparkan gambaran pergerakan penumpang secara keseluruhan di wilayah Yogyakarta. Ia mengungkapkan bahwa Bandara YIA mendominasi 95 persen dari total penumpang udara.
Herum menjelaskan, pada Oktober 2025 jumlah penumpang domestik yang datang ke Yogyakarta mencapai 173.291 orang atau naik 10,67 persen dibanding September 2025. Sebagian besar, yaitu 164.736 orang atau 95,06 persen, melalui Bandara YIA.
Kenaikan ini terutama berasal dari sejumlah bandara besar seperti Syamsudin Noor Banjarmasin dengan peningkatan 33,42 persen. Disusul Bandara Soekarno-Hatta Jakarta 18,79 persen, Hasanuddin Makassar 8,68 persen, dan Sepinggan Balikpapan 6,54 persen. Sebaliknya, penumpang dari Bandara Ngurah Rai Denpasar turun tipis 0,73 persen.
Adapun Adisutjipto turut mencatat kenaikan penumpang pada Oktober 2025 sebesar 21,23 persen dibanding bulan sebelumnya. Total kedatangan mencapai 8.555 orang.
Rute terbanyak tetap dari Halim Perdanakusuma Jakarta dengan 8.486 penumpang. Sedangkan sisanya berasal dari Dewandaru Karimunjawa sebanyak 39 orang, Juanda Surabaya 13 orang, dan beberapa bandara lain sejumlah 17 orang.
Herum menambahkan bahwa proporsi penumpang di Adisutjipto mungkin kecil, namun kenaikannya menunjukkan adanya segmen pasar tersendiri yang tetap memilih bandara ini untuk mobilitas harian maupun bisnis.
tren keberlanjutan operasional bandara adisutjipto
Jika menilik perkembangan sepanjang 2025, Bandara Adisutjipto berhasil mempertahankan relevansinya meski tidak lagi menjadi bandara utama. Fungsinya bergeser menjadi bandara yang melayani rute pendek dan pesawat kecil, namun justru di situ permintaan meningkat.
Bagi banyak penumpang, kedekatan lokasi dengan pusat kota Yogyakarta dinilai lebih praktis. Waktu tempuh yang jauh lebih singkat dibandingkan menuju YIA menjadi alasan utama mereka tetap memilih Adisutjipto.
Kenaikan penumpang dan pergerakan pesawat juga membuka peluang pengembangan layanan di masa depan. Pihak bandara terus mempelajari jenis rute yang berpotensi dibuka kembali atau ditambah, terutama rute antar-kota jarak pendek yang kini mulai digemari.
Dengan tren positif yang terlihat sepanjang tahun, Bandara Adisutjipto diperkirakan akan tetap menjadi bandara penting bagi mobilitas masyarakat Yogyakarta. Peningkatan trafik menjelang akhir tahun menjadi momentum penting untuk terus meningkatkan pelayanan sekaligus memperkuat perannya sebagai bandara regional yang strategis.