Asuransi

Nasabah Pilih Produk Tradisional, Premi Asuransi Jiwa Menurun

Nasabah Pilih Produk Tradisional, Premi Asuransi Jiwa Menurun
Nasabah Pilih Produk Tradisional, Premi Asuransi Jiwa Menurun

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendapatan premi industri asuransi jiwa menurun 2,06% year-on-year (YoY) pada September 2025, menjadi Rp132,85 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menjelaskan penurunan ini salah satunya dipicu oleh pergeseran minat nasabah dari produk unit-linked ke produk tradisional.

“Dari produk asuransi yang dikaitkan investasi [PAYDI atau unit-linked] yang menurun ke produk endowment dan proteksi murni yang pertumbuhannya lebih stabil,” ujar Ogi dalam lembar jawaban RDK Oktober 2025, dikutip Jumat (28/11/2025).
Meski terjadi penyesuaian di beberapa segmen, OJK menilai prospek industri asuransi jiwa hingga akhir tahun tetap positif, didukung fundamental kuat seperti permodalan, likuiditas, dan kapasitas pembayaran klaim.

Unit-Linked Alami Penurunan Signifikan

Menurut data OJK, total pendapatan premi lini usaha PAYDI pada Januari—September 2025 mencapai Rp30,67 triliun, mengalami penurunan 17,57% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap dinamika keuangan sepanjang tahun dan kompleksitas produk unit-linked, yang membuat sebagian nasabah beralih ke pilihan lebih sederhana.

“Produk unit-linked bersifat kompleks, sehingga tidak semua nasabah nyaman dengan risiko dan mekanisme investasinya,” jelas Ogi. Fenomena ini memunculkan tren preferensi ke produk endowment dan proteksi murni yang menawarkan kepastian lebih tinggi dalam hal proteksi dan pengembalian premi.

Kontraksi Premi Terjadi Sepanjang Tahun

Penurunan premi asuransi jiwa tidak hanya terjadi pada September 2025. Agustus 2025, premi tercatat senilai Rp117,51 triliun, mengalami kontraksi 1,21% YoY. 

Bulan sebelumnya, Juli 2025, premi juga turun 0,84% menjadi Rp103,42 triliun. Tren ini menunjukkan bahwa perubahan preferensi nasabah berlangsung secara bertahap sepanjang tahun.

Ogi menekankan, meskipun premi unit-linked menurun, kinerja industri secara keseluruhan masih menunjukkan daya tahan karena produk tradisional menyumbang pertumbuhan yang stabil.
“Indikator fundamental tetap kuat, sehingga industri memiliki kapasitas untuk menghadapi dinamika pasar,” katanya.

Tradisional Mendominasi Pasar Asuransi Jiwa

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa kontribusi premi produk tradisional kini mencapai sekitar 63% dari total pendapatan premi. Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, menyebut tren ini menegaskan minat masyarakat untuk memilih proteksi yang lebih sederhana dan mudah dipahami dibandingkan unit-linked.

“Sebagai perbandingan, di beberapa negara Asia dengan penetrasi asuransi tinggi, porsi produk tradisional juga lebih besar, mencapai 80–90% dari total premi,” kata Togar. 

Hal ini menunjukkan bahwa pergeseran ke produk tradisional merupakan fenomena global di mana nasabah mengutamakan proteksi yang jelas dibandingkan dengan kompleksitas produk yang terkait investasi.

Prospek Industri Tetap Positif

Meski terjadi penurunan pada beberapa bulan berturut-turut, OJK optimistis industri asuransi jiwa mampu menjaga pertumbuhan jangka panjang. Faktor pendukung antara lain permodalan yang kuat, likuiditas memadai, serta kapasitas pembayaran klaim yang terjaga.

Ogi menekankan pentingnya perusahaan asuransi menyesuaikan strategi produk agar selaras dengan preferensi nasabah, tanpa mengurangi kualitas proteksi. Langkah ini diyakini dapat mendorong stabilitas premi dan menjaga kepercayaan nasabah terhadap industri asuransi jiwa nasional.

Adaptasi Perusahaan Asuransi di Tengah Pergeseran

Dengan penurunan unit-linked, perusahaan asuransi perlu menyesuaikan portofolio produk dan strategi pemasaran.
AAJI menyarankan perusahaan untuk meningkatkan edukasi nasabah mengenai manfaat dan risiko produk, agar pilihan investasi maupun proteksi dapat lebih tepat sasaran.

Produk tradisional kini menjadi andalan untuk mendorong pertumbuhan premi di tengah dinamika pasar keuangan.
Perusahaan asuransi diharapkan memaksimalkan inovasi pada produk endowment dan proteksi murni, sehingga tetap relevan dengan kebutuhan nasabah dan kondisi ekonomi saat ini.

Tren yang Wajar dalam Industri

Penurunan premi unit-linked dan pergeseran ke produk tradisional mencerminkan adaptasi pasar terhadap kondisi ekonomi dan preferensi risiko nasabah. OJK dan AAJI menilai tren ini wajar dan tidak menurunkan fundamental industri, yang masih memiliki kapasitas finansial dan likuiditas kuat.

Dengan pengelolaan risiko yang tepat dan strategi produk yang selaras, industri asuransi jiwa diyakini tetap dapat tumbuh positif, meski terjadi penyesuaian segmen premi. Langkah edukasi dan inovasi produk menjadi kunci agar industri tetap sehat dan nasabah memperoleh proteksi yang sesuai kebutuhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index