Paradise Property

Paradise Property Catat Lonjakan Penjualan Berkat PPN DTP

Paradise Property Catat Lonjakan Penjualan Berkat PPN DTP
Paradise Property Catat Lonjakan Penjualan Berkat PPN DTP

JAKARTA - PT Indonesian Paradise Property Tbk. (INPP) mencatat lonjakan signifikan pada pendapatan kuartal III/2025, terutama dari sektor residensial. 

Presiden Direktur INPP, Anthony Prabowo Susilo, menyatakan bahwa proyek Antasari Place menjadi kontributor utama pertumbuhan penjualan sepanjang tahun ini.

Menurut Anthony, penjualan unit di Antasari Place mendorong segmen properti meningkat 397,8% secara tahunan (YoY), menjadi Rp440,1 miliar hingga kuartal III/2025. “Kebijakan PPN DTP memberikan katalis positif untuk penjualan unit di Sudirman Suites dan Antasari Place,” ungkapnya.

PPN DTP Dorong Penjualan Residensial

Anthony menjelaskan, sekitar 10%-20% pembeli memanfaatkan insentif PPN DTP. Dampak positif kebijakan ini diproyeksikan tetap berlanjut karena pemerintah memperpanjang PPN DTP hingga 31 Desember 2027.

“Perpanjangan ini memberikan visibility lebih panjang terhadap penyerapan penjualan properti residensial,” kata Anthony. Proses serah terima proyek pun masih berjalan, dengan target penyelesaian pada 2026.

Recurring Income Jadi Pilar Utama Bisnis

Selain penjualan properti, segmen recurring income atau pendapatan berulang tetap menjadi tulang punggung bisnis INPP. Anthony menyebut, pendapatan dari segmen komersial, termasuk mal, berkontribusi 42% terhadap total pendapatan kuartal III/2025.

Jika digabungkan dengan segmen hospitality, total recurring income mencapai 67% dari pendapatan perusahaan. Segmen komersial sendiri mencatat pertumbuhan 14,4% secara tahunan, menegaskan posisi mal dan pusat hiburan sebagai penopang bisnis yang stabil.

Tantangan Daya Beli Masih Mempengaruhi Pasar

Meski kinerja positif, Anthony mengingatkan tantangan struktural tetap ada. Salah satunya adalah daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih akibat tekanan ekonomi. Hal ini mendorong perubahan perilaku konsumen, dari membeli unit properti menjadi lebih memilih menyewa.

Kondisi ini berdampak pada strategi pemasaran pengembang, yang harus menyesuaikan dengan preferensi pasar yang lebih berhati-hati. Anthony menegaskan bahwa meski insentif PPN DTP membantu, strategi perusahaan harus tetap adaptif terhadap perilaku konsumen.

Prediksi Pasar Properti 2026

Leads Property Services Indonesia memprediksi bahwa lahan industri dan rumah tapak akan menjadi penopang utama pasar properti tahun depan. Martin Hutapea, Associate Director Research & Consultancy, mengatakan mayoritas masyarakat masih condong pada pembelian rumah tapak dibanding unit apartemen.

Namun, ia menyoroti tantangan daya beli yang melemah. “Kalau penjualan mobil saja turun, apalagi rumah,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa insentif PPN DTP tidak cukup untuk mendorong seluruh segmen pasar properti, karena beban biaya lain, seperti Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), juga memengaruhi keputusan pembelian.

Strategi Paradise Property Menjaga Momentum

Anthony menjelaskan bahwa INPP terus menjaga keseimbangan antara penjualan unit residensial dan penguatan recurring income. Strategi ini bertujuan memastikan perusahaan tetap stabil dalam menghadapi tantangan ekonomi makro.

Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan insentif pemerintah secara optimal untuk menarik pembeli, sambil tetap memperkuat segmen komersial dan hospitality. Strategi ini terbukti efektif dalam mendongkrak kinerja kuartal III/2025 dan memberikan dasar kuat untuk pertumbuhan 2026.

Kesiapan Menghadapi Pasar yang Selektif

Anthony menekankan pentingnya pemahaman terhadap perilaku konsumen. “Perusahaan harus adaptif, terutama pada segmen residensial, agar penjualan tetap optimal meski daya beli fluktuatif,” ujarnya.

Dengan kombinasi strategi penjualan, insentif pajak, dan fokus pada recurring income, INPP berharap dapat mempertahankan tren pertumbuhan dan memperkuat posisi sebagai pengembang yang tangguh di tengah kondisi pasar yang selektif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index