Korlantas

Korlantas Prediksi Puncak Arus Mudik Nataru Desember 2025

Korlantas Prediksi Puncak Arus Mudik Nataru Desember 2025
Korlantas Prediksi Puncak Arus Mudik Nataru Desember 2025

JAKARTA - Menjelang musim libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memproyeksikan arus mudik dan balik akan mengalami puncak dua kali. 

Namun prediksi ini dapat bergeser jika pemerintah memberlakukan kebijakan Work From Anywhere (WFA) atau Work From Home (WFH).

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menyampaikan bahwa pemerintah tengah mengevaluasi kemungkinan pengaturan kerja fleksibel pada 22–24 Desember 2025 untuk mengurai kepadatan kendaraan.

Prediksi Puncak Arus Mudik

Menurut Agus, puncak arus mudik pertama diprediksi terjadi pada 20 Desember 2025, sedangkan puncak kedua pada 24 Desember 2025 bersamaan dengan Operasi Lilin. “Prediksi ini dapat berubah jika WFA atau WFH diterapkan,” katanya.

Kebijakan kerja fleksibel diyakini akan menggeser arus kendaraan lebih awal, sehingga kendaraan dari Jakarta menuju Trans Jawa, Sumatera, dan arah lain tidak menumpuk secara bersamaan.

Perkiraan Puncak Arus Balik

Korlantas juga memprediksi arus balik akan terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama diperkirakan berlangsung pada 28 Desember 2025 dan gelombang kedua pada 4 Januari 2026.

Agus menjelaskan bahwa prediksi ini termasuk penyeberangan laut, jalan tol, dan arteri. “Jika ada WFA atau WFH pada 29–31 Desember, arus balik juga akan menyesuaikan sehingga kepadatan kendaraan bisa lebih merata,” ujarnya.

Operasi Lilin sebagai Pengendalian Lalu Lintas

Polri akan menggelar Operasi Lilin untuk mengawal arus kendaraan selama Nataru 2025/2026. Operasi ini bertujuan menjaga keselamatan pengguna jalan sekaligus mengantisipasi kemacetan di jalur utama.

Agus menekankan koordinasi dengan berbagai stakeholder, termasuk Kementerian Perhubungan, operator tol, dan otoritas pelabuhan, agar arus mudik dan balik bisa terpantau secara efektif.

Kesiapan Infrastruktur dan Penyesuaian Kebijakan

Selain pengawasan, Korlantas menyiapkan rekayasa lalu lintas, seperti one way, contra flow, dan ganjil-genap di titik rawan kemacetan. Strategi ini menyesuaikan kondisi jalan serta volume kendaraan yang meningkat di masa libur akhir tahun.

Kebijakan WFA atau WFH dianggap menjadi salah satu faktor utama yang dapat menurunkan tekanan arus kendaraan pada puncak Nataru. Dengan fleksibilitas ini, masyarakat dapat memilih waktu berangkat lebih awal atau menunda perjalanan.

Koordinasi Polri dan Pemerintah Daerah

Agus menegaskan, koordinasi dengan pemerintah daerah sangat penting, terutama di jalur wisata dan kota tujuan. Langkah ini memastikan distribusi kendaraan lebih merata dan mencegah kepadatan di satu titik tertentu.

“Persiapan arus mudik dan balik ini bukan hanya tanggung jawab Polri, tapi melibatkan banyak pihak agar masyarakat bisa menikmati liburan dengan aman dan nyaman,” kata Agus.

Kesimpulan dan Imbauan

Prediksi puncak arus mudik pada 20 dan 24 Desember 2025 serta arus balik pada 28 Desember 2025 dan 4 Januari 2026 menjadi acuan perencanaan Operasi Lilin. Namun, kebijakan WFA/WFH berpotensi menggeser waktu puncak dan meratakan volume kendaraan.

Korlantas mengimbau masyarakat merencanakan perjalanan lebih awal, mematuhi aturan lalu lintas, dan mengikuti arahan petugas. Dengan kolaborasi antara Polri, pemerintah, dan masyarakat, arus Nataru 2025/2026 diharapkan lancar, aman, dan tertib.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index