JAKARTA - Persaingan industri asuransi yang semakin dinamis sepanjang 2025 ternyata tidak menghalangi Zurich Indonesia untuk menorehkan pertumbuhan positif.
Memanfaatkan momentum pemulihan aktivitas masyarakat serta naiknya kebutuhan perlindungan di berbagai segmen, grup Zurich Indonesia kompak membukukan kenaikan pendapatan premi bruto hingga Oktober 2025.
Kinerja ini mencerminkan bahwa pasar ritel—mulai dari kendaraan, kesehatan, perjalanan, hingga properti—masih menjadi fondasi kuat dalam memperluas penetrasi asuransi di tanah air.
Pertumbuhan Premi Kompak di Tiga Entitas Zurich
Zurich Indonesia yang membawahi PT Zurich Asuransi Indonesia (ZAI), PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah), dan PT Zurich Topas Life (Zurich Life) mencatatkan performa seragam dengan tren pertumbuhan positif.
Country Manager Zurich Indonesia, Edhi Tjahja Negara, menjelaskan bahwa ZAI berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 15% year on year (YoY). Sementara Zurich Syariah naik 17% YoY, dan Zurich Life tumbuh 9% YoY hingga Oktober 2025.
“Kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan optimal di Indonesia dengan memperluas jaringan di tengah pasar yang dinamis, terutama pada asuransi kendaraan bermotor, kesehatan, perjalanan, dan properti,” ujarnya di Jakarta, Rabu.
Edhi menegaskan bahwa segmen ritel memegang peranan penting dalam konsistensi pertumbuhan tersebut. Salah satu pendorongnya adalah kinerja kuat pada lini asuransi kendaraan bermotor yang dimiliki ZAI dan Zurich Syariah.
Ritel Jadi Motor Utama: Kendaraan, Kesehatan, dan Perjalanan
Menurut Edhi, bisnis ritel menjadi motor penggerak utama karena kebutuhan perlindungan yang terus meningkat di tengah gaya hidup masyarakat modern.
Ia mencontohkan, pendapatan premi asuransi kendaraan bermotor ZAI dan Zurich Syariah tumbuh 8% YoY hingga Oktober 2025. “Meski industri otomotif menantang, loyalitas nasabah serta kolaborasi dengan dealer maupun mitra pembiayaan menjadi pendorong Zurich Indonesia dalam mencatatkan kinerja positif,” terangnya.
Di lini kesehatan, performa ZAI juga menunjukkan lonjakan signifikan. Produk Medicilin mencatatkan kenaikan premi lebih dari 50%, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan kesehatan. Tren ini dipandang sejalan dengan kebutuhan konsumen pascapandemi yang lebih waspada terhadap risiko kesehatan.
Pertumbuhan juga tampak jelas pada produk perjalanan. Menjelang akhir 2025, ZAI mengamati lonjakan minat masyarakat terhadap asuransi perjalanan, terbukti dari pertumbuhan jumlah polis lebih dari 40% secara year to date (YtD). Kenaikan ini ditopang oleh meningkatnya frekuensi perjalanan domestik maupun internasional.
“Begitu pula dengan Zurich Syariah, hingga Oktober 2025 (YtD), asuransi perjalanan syariah mencatatkan pertumbuhan GWP hingga 21 persen, dengan dominasi perjalanan ibadah umrah yang mengalami peningkatan jumlah polis hingga lebih dari 100 persen,” jelas Edhi.
Lini tersebut menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan paling agresif, terutama karena tingginya permintaan dari jamaah umrah yang jumlah keberangkatannya meningkat signifikan pada 2025.
Asuransi Jiwa Tradisional Tumbuh Tinggi
Selain bisnis ritel umum, Zurich Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan kuat pada segmen asuransi jiwa tradisional.
Edhi menjelaskan bahwa produk yang memberikan kombinasi manfaat perlindungan jiwa dan tabungan ini tumbuh 27%, menunjukkan minat masyarakat terhadap solusi finansial jangka panjang tetap terjaga.
Selain itu, produk Zurich Group Protector Absolute (ZGPA) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Produk ini dikenal menawarkan perlindungan menyeluruh dengan fleksibilitas manfaat, sehingga banyak dipilih nasabah yang membutuhkan proteksi komprehensif.
Prospek 2026: Kebutuhan Perlindungan Kian Meningkat
Melihat tren yang berkembang saat ini, Zurich Indonesia optimistis menghadapi tahun 2026. Edhi menilai bahwa kebutuhan masyarakat terhadap asuransi akan terus meningkat, terutama karena cuaca ekstrem dan bencana alam yang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
“Pergeseran pola cuaca yang memicu banjir, angin kencang, dan kebakaran hutan semakin menegaskan pentingnya perlindungan terhadap aset pribadi maupun bisnis,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dinamika risiko global dan regional juga mendorong masyarakat untuk mencari produk perlindungan yang lebih adaptif. Di sisi lain, proyeksi pemulihan ekonomi Indonesia pada 2026 turut membuka ruang bagi pertumbuhan permintaan asuransi.
Zurich Indonesia melihat peluang besar untuk memperluas penetrasi di berbagai lini, terutama produk yang mampu memberikan proteksi menyeluruh dan fleksibel. Dengan fondasi bisnis ritel yang kuat, perusahaan optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan di tahun mendatang.