JAKARTA - Laju penguatan pasar saham Indonesia kembali menarik perhatian setelah IHSG mencetak rekor baru pada perdagangan Rabu.
Meski indeks melesat ke level tertinggi sepanjang sejarah, pergerakan investor asing justru menunjukkan dinamika yang kontras, terutama dengan aksi beli bersih pada sejumlah saham unggulan.
Momentum ini memberi gambaran menarik tentang bagaimana sentimen global dan domestik mendorong rotasi dana asing, sekaligus menegaskan bahwa minat pada saham-saham berfundamental kuat tetap terjaga di tengah volatilitas.
IHSG Catat Rekor Baru di Tengah Transaksi Jumbo
IHSG kembali menorehkan capaian signifikan setelah ditutup menguat 0,94% atau 80,24 poin ke posisi 8.602,13. Level ini menandai rekor baru alias all time high (ATH) yang dicapai pasar dalam beberapa bulan terakhir.
Nilai transaksi pada hari tersebut mencapai Rp26,74 triliun. Transaksi itu melibatkan 53,99 miliar saham dari total 2,7 juta kali perdagangan, menunjukkan aktivitas pasar yang sangat bergairah.
Di sisi pergerakan harga, sebanyak 293 saham berhasil menguat, sementara 365 melemah dan 149 lainnya stagnan. Komposisi ini mencerminkan rotasi portofolio yang kuat meski indeks berada di zona rekor.
Aksi Jual Bersih Asing Justru Meningkat
Menariknya, di tengah euforia rekor baru IHSG, investor asing justru melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp550,44 miliar di seluruh pasar. Tekanan jual tersebut terbagi menjadi Rp506,34 miliar di pasar reguler dan Rp44,11 miliar di pasar negosiasi serta tunai.
Aksi ini menunjukkan bahwa meskipun IHSG menguat, sebagian investor asing memilih untuk merealisasikan keuntungan. Namun demikian, tidak semua saham dilepas asing, bahkan sejumlah saham tertentu justru diborong dalam jumlah signifikan.
Rukun Raharja Jadi Primadona Asing
Salah satu saham yang paling menonjol adalah Rukun Raharja (RAJA). Emiten ini menjadi saham dengan net buy asing terbesar, mencapai Rp158,2 miliar dalam satu hari perdagangan.
Kenaikan ini sejalan dengan lonjakan harga saham RAJA yang menguat 19,82% pada hari yang sama. Kombinasi penguatan harga dan pembelian asing menunjukkan keyakinan investor bahwa prospek emiten tersebut sedang berada dalam momentum positif.
Selain RAJA, saham-saham big caps juga mencatatkan minat beli yang impresif dari asing. Telkom Indonesia (TLKM) membukukan net buy Rp128,79 miliar, sementara Bank Mandiri (BMRI) mencatatkan Rp103,2 miliar.
Dua saham ini dikenal sebagai saham blue chip yang sering menjadi andalan investor asing saat pasar Indonesia menunjukkan potensi penguatan jangka panjang.
Daftar Saham dengan Net Buy Asing Tertinggi
Mengutip data Stockbit, berikut deretan saham yang mencatat net foreign buy terbesar pada perdagangan Kamis:
PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) – Rp158,20 miliar
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) – Rp128,79 miliar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) – Rp103,20 miliar
PT Astra International Tbk. (ASII) – Rp58,32 miliar
PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) – Rp43,45 miliar
PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) – Rp39,10 miliar
PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) – Rp34,85 miliar
PT Sentul City Tbk. (BKSL) – Rp33,21 miliar
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) – Rp33,03 miliar
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) – Rp32,88 miliar
Daftar tersebut menunjukkan dominasi saham-saham sektor infrastruktur, perbankan, teknologi, hingga komoditas. Ini menjadi sinyal bahwa strategi asing cenderung tersebar pada berbagai sektor yang masih dianggap punya fundamental kuat.
Wawasan dari Arah Pergerakan Asing
Aksi beli asing pada saham-saham unggulan di tengah net sell keseluruhan pasar memberi beberapa indikasi penting mengenai dinamika pasar saat ini.
Pertama, meski ada aksi profit taking, investor asing tetap menaruh minat pada saham-saham dengan pertumbuhan stabil dan prospek kuat. Hal ini tercermin dari dominasi saham-saham blue chip dalam daftar net buy.
Kedua, penguatan IHSG hingga mencetak rekor baru menandakan optimisme investor terhadap kondisi makroekonomi dan kinerja emiten lokal. Namun, volatilitas tetap membayangi sehingga strategi rotasi sektor menjadi pilihan banyak investor asing.
Terakhir, peningkatan nilai transaksi yang sangat besar menunjukkan partisipasi pasar yang luas dan beragam, baik dari investor institusi maupun ritel.