JAKARTA - Libur akhir tahun selalu menjadi momen yang dinanti banyak keluarga, terutama anak-anak yang menunggu kesempatan untuk bepergian dan menikmati suasana baru.
Namun, di balik antusiasme tersebut, ada persiapan kesehatan yang sering terabaikan: vaksinasi praperjalanan. Untuk anak-anak, langkah ini menjadi semakin penting karena mobilitas tinggi saat musim liburan dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.
Banyak negara tujuan wisata memiliki karakteristik penyakit endemik yang berbeda dengan Indonesia. Karena itu, para ahli menekankan pentingnya memastikan anak-anak terlindungi melalui imunisasi yang tepat sebelum berangkat.
Langkah ini bukan hanya soal memenuhi persyaratan perjalanan, melainkan upaya nyata mencegah penyakit yang mungkin ditemui selama liburan.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menjelaskan bahwa peningkatan mobilitas membuat penyebaran penyakit lebih mudah terjadi.
1. Risiko Penyakit Meningkat Saat Musim Liburan
Saat libur akhir tahun, pergerakan masyarakat melonjak tajam. Mulai dari perjalanan darat hingga lintas negara, paparan penyakit tentu meningkat. Piprim mengingatkan bahwa beberapa negara tujuan populer adalah endemi penyakit tertentu seperti meningitis, polio, yellow fever, hingga influenza.
"Sebenarnya penyakit-penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah kita tertular penyakit yang di negara tersebut bisa menular ke kita, maka penting dilakukan vaksinasi untuk pencegahan.
Ini juga sudah dilakukan regulasi oleh WHO maupun dari Kementerian Kesehatan di kita," jelasnya dalam Media Briefing daring, Selasa.
Kewaspadaan menjadi penting, karena anak-anak lebih rentan tertular penyakit ketika bertemu lingkungan baru, cuaca berbeda, atau keramaian di tempat wisata.
2. Anak Bisa Menjadi Pembawa Penyakit Tanpa Gejala
Anggota Satgas Imunisasi IDAI, Martira Maddeppunggeng, menambahkan bahwa peningkatan aktivitas perjalanan — termasuk perjalanan internasional — dapat membuat seseorang menjadi pembawa penyakit meski terlihat sehat.
"Pelaku perjalanan bisa jadi tidak sakit, tapi mereka juga bisa menjadi pembawa penyakit dari negara asal ke tujuan dan sebaliknya. Oleh karena itu, strategi pencegahan yang paling utama adalah dengan vaksinasi praperjalanan," ujarnya.
Menurut Martira, vaksinasi praperjalanan masih belum dipahami secara luas. Banyak yang hanya melakukannya karena persyaratan masuk negara tertentu, bukan sebagai perlindungan kesehatan yang sebenarnya.
Padahal, vaksin-vaksin tersebut dirancang untuk mencegah risiko selama dan setelah perjalanan, terutama pada anak-anak yang imunnya masih berkembang.
"Terutama pada anak-anak, melengkapi vaksinasi wajib dan vaksinasi praperjalanan menjadi hal penting, untuk mencegah risiko penyakit selama perjalanan," tambahnya.
3. Jenis Penyakit yang Paling Sering Menyerang Anak Saat Traveling
Anak-anak dapat terpapar berbagai infeksi saat bepergian. Data menunjukkan beberapa penyakit sering muncul dalam perjalanan dan dapat dicegah melalui vaksin tertentu.
a. Traveler’s Diarrhea (TD)
Menyerang 10–40% pelancong secara umum
Untuk perjalanan 2 minggu ke negara berisiko, angkanya naik menjadi 30–70%
Vaksin terkait: Hepatitis A, Typhoid, Cholera oral, Rotavirus oral
b. Infeksi Pernapasan Akut (influenza, RSV, COVID-19)
Menjadi penyebab kunjungan medis nomor 2–3 pasca-travel
Vaksin terkait: Influenza, COVID-19, RSV
c. Campak (Measles)
Campak sering diimpor oleh pelancong yang belum divaksin.
AS mencatat 338 kasus sejak 1 Jan 2020—28 Mar 2024 dengan 91% tidak divaksin.
Vaksin terkait: MR/MMR
d. Penyakit yang Ditularkan Vektor (malaria, DBD)
Frekuensinya lebih rendah dibanding TD, tetapi dampaknya pada anak bisa berat, karena berpotensi menyebabkan rawat inap dan komplikasi.
Vaksin terkait: Vaksin Dengue
Informasi ini menunjukkan bahwa perlindungan vaksin bukan hanya penting, tetapi juga relevan untuk anak-anak yang melakukan perjalanan singkat maupun panjang.
4. Kapan Waktu Terbaik Melakukan Vaksinasi?
Dr. Tira menegaskan bahwa vaksinasi tidak boleh dilakukan mendadak. Tubuh membutuhkan waktu untuk membentuk kekebalan.
"Saya menyarankan, khususnya untuk anak-anak untuk mendapatkan vaksinasi minimal 6 minggu sebelum keberangkatan. Kemudian, pastikan vaksinasi wajib untuk bayi sudah lengkap sebelum bepergian," jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa beberapa orang datang untuk vaksin hanya karena syarat perjalanan, misalnya umrah. Padahal, vaksinasi mendadak berisiko tidak memberikan perlindungan optimal.
"Ini karena vaksin perlu waktu untuk menciptakan kekebalan. Jadi, jangan hanya untuk memenuhi syarat traveling terus baru vaksin pas mau berangkat. Usahakan vaksinasi jauh-jauh hari, ini juga untuk menghindari kejadian ikutan pasca imunisasi [KIPI] seperti demam, pegal, atau bengkak," tambahnya.
5. Langkah Tambahan untuk Mencegah Penularan Penyakit
Selain vaksinasi, kebiasaan sehat tetap menjadi benteng kuat untuk mencegah penyakit saat bepergian. Orang tua perlu memastikan:
Kebersihan tangan terjaga
Konsumsi makanan bergizi
Asupan vitamin terpenuhi
Anak cukup istirahat
Sanitasi diperhatikan selama perjalanan
Dengan kombinasi vaksinasi tepat waktu dan kebiasaan sehat, risiko penyakit saat liburan bisa ditekan secara signifikan.