Crypto

Tiga Tren Crypto Terkuat yang Membentuk Pasar 2026

Tiga Tren Crypto Terkuat yang Membentuk Pasar 2026
Tiga Tren Crypto Terkuat yang Membentuk Pasar 2026

JAKARTA - Perkembangan industri crypto terus melaju dengan cepat, dan berbagai inovasi yang dibahas dalam Web3 Week Asia 2025 memberi gambaran kuat mengenai arah pasar pada tahun 2026.

Ajang yang digelar Blockchainity ini menghadirkan beragam tokoh industri termasuk perwakilan dari PT Pintu Kemana Saja (Pintu), yang turut berbagi wawasan mengenai narasi-narasi besar yang siap mendorong ekosistem crypto ke fase pertumbuhan berikutnya.

Dalam sesi panel bertema The Crypto Narratives of 2026: What Retail Investors Should Watch Next, Senior Strategy & Business Pintu, Jonathan Hartono, menguraikan tiga tren penting yang mulai “di-unlock” dalam tiga tahun terakhir.

ETF Bitcoin, Awal Arus Kapasitas Dana Besar

Menurut Jonathan, persetujuan produk spot Bitcoin ETF Amerika Serikat pada Januari 2024 menjadi salah satu katalis utama.
Sebab, sejak resmi disetujui SEC, instrumen ini membuka akses lebih luas bagi investor institusi.

Arus masuk ETF pada 7 Oktober 2025 bahkan mencapai 5,95 miliar dolar AS—setara hampir Rp 100 triliun.
Besarnya dana yang masuk menegaskan bahwa eksosistem investasi crypto mendapatkan legitimasi baru yang memperkuat fondasi pasar menuju 2026.

Jonathan menyebut perkembangan ETF ini sebagai salah satu “clue besar” bagaimana infrastruktur crypto kian matang dan siap menarik modal lebih besar.

Stablecoin GENIUS Act, Dorongan Baru Dari Regulasi AS

Narasi kedua yang disebut Jonathan adalah disahkannya regulasi stablecoin melalui GENIUS Act.
Undang-undang yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump pada Juli 2025 itu diarahkan untuk meningkatkan dominasi dolar di era ekonomi digital.

Ia menjelaskan bahwa GENIUS Act akan melahirkan infrastruktur dan protokol baru yang membuka berbagai use case stablecoin, termasuk di sektor finansial internasional.
Dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang, regulasi ini berpotensi mengubah cara masyarakat global menyimpan dan membelanjakan uang.

Menurut Jonathan, pelaku industri crypto harus siap beradaptasi karena dorongan inovasi dari regulasi tersebut sudah berjalan dan dampaknya menuju 2026 semakin nyata.

Tokenisasi RWA, Peluang Baru Setelah OJK Mulai Membuka Regulasi

Narasi ketiga yang disorot adalah tokenisasi Real-World Asset (RWA), yang di Indonesia mulai mendapatkan ruang setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuka pembahasan regulasinya. Jonathan menilai hal ini sebagai peluang besar, karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berpotensi ditokenisasi ke depan.

Ia menyebut bahwa beberapa pelaku industri sudah menjadi early adopters dan mulai melirik potensi tokenisasi.
Jika berjalan optimal, RWA tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi investasi, tetapi juga memberi dampak positif bagi perekonomian nasional.

Dikutip dari Pintu Academy, RWA merupakan aset berwujud seperti obligasi, real estate, uang, atau komoditas yang direpresentasikan sebagai token dalam blockchain. Proses tokenisasi memperluas akses investasi, meningkatkan likuiditas, membuat harga lebih transparan, hingga menekan biaya transaksi dan manajemen.

Potensi RWA Menurut Publikasi OJK dan Data Global

Dalam e-magazine Beyond Infinity: Tokenisasi Real World Assets yang dirilis OJK pada Juni 2025, tokenisasi disebut sebagai jembatan inklusivitas investasi di Indonesia. Penerapannya bisa dimulai dari sektor energi berbasis aset riil, hingga stablecoin dan produk RWA sebagai fondasi keuangan digital inovatif.

Sementara itu, data InvestaX menunjukkan bahwa nilai pasar tokenisasi global terus meningkat, menembus lebih dari 30 miliar dolar AS pada kuartal III 2025. Pendorong utamanya meliputi kredit swasta (17 miliar dolar AS), obligasi AS (7,3 miliar dolar AS), dan komoditas (2 miliar dolar AS).

Angka tersebut memperlihatkan bahwa RWA tidak lagi sekadar konsep, tetapi sudah menjadi produk nyata yang diserap pasar global.

Industri Masuk Fase Early Adopter, Investor Diminta Tetap Waspada

Jonathan menegaskan bahwa ketiga narasi tersebut mungkin belum terlihat penuh dampaknya dalam satu tahun.
Namun, dalam lima tahun mendatang, gambaran besar akan semakin jelas seiring berkembangnya infrastruktur dan regulasi pendukung.

Ia menyebut bahwa pasar saat ini berada pada fase early adopters, dan publik akan semakin mampu membaca arah pergerakan industri crypto dengan lebih baik.

Meski begitu, Jonathan mengingatkan bahwa investor tetap harus membekali diri dengan riset mandiri, edukasi berkelanjutan, dan manajemen risiko disiplin.
Dengan pendekatan tersebut, investor bisa tetap aman menghadapi dinamika pasar crypto yang cepat berubah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index