IHSG

IHSG Melemah di Awal Perdagangan, Saham BRMS Tertekan

IHSG Melemah di Awal Perdagangan, Saham BRMS Tertekan
IHSG Melemah di Awal Perdagangan, Saham BRMS Tertekan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Selasa. 

IHSG bergerak di level 8.534,47 pada pukul 09.05 WIB, turun 0,42% dari posisi pembukaan 8.570,85.

Pergerakan hari ini tercatat fluktuatif, dengan level terendah 8.521,25 dan tertinggi 8.574,39. Kapitalisasi pasar saat pembukaan mencapai Rp15.588 triliun, mencerminkan aktivitas investor yang cukup tinggi di awal sesi.

Saham-Saham Unggulan Terdampak Penurunan

Beberapa saham dengan transaksi tinggi tercatat mengalami tekanan. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) turun 1,46%, sementara PT Petrosea Tbk. (PTRO) melemah 0,76%.

Saham bank besar juga ikut terdampak. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) melemah 0,5%, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,29%. Selain itu, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) mencatat penurunan 2,1%.

Sentimen Pasar Domestik dan Global

IHSG dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Rupiah menguat terhadap dolar AS, seiring penguatan mata uang Asia karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Investor domestik juga menantikan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek Indonesia.

RPP ini akan mengubah struktur kelembagaan BEI dari bursa milik anggota menjadi perseroan dengan kepemilikan yang lebih luas, sejalan dengan mandat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).

Prospek IHSG dan Perhatian Investor

Meski dibuka melemah, analis Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan menuju level psikologis 8.600. Prospek ini didukung oleh stabilitas rupiah dan ekspektasi kebijakan moneter global yang lebih longgar.

Investor juga menanti data ekonomi AS yang tertunda akibat government shutdown. Rilis data ini diprediksi bisa menjadi katalis penting bagi pergerakan IHSG dalam beberapa hari ke depan.

Awal Perdagangan Volatil

Pergerakan IHSG Selasa ini menunjukkan volatilitas tinggi, dipengaruhi oleh dinamika saham unggulan, kondisi mata uang, dan kebijakan global. Meskipun ada tekanan di awal sesi, peluang penguatan tetap ada, menunggu katalis positif dari data ekonomi dan regulasi domestik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index