Petrosea Perkuat Ekspansi Regional Lewat Akuisisi Scan-Bilt

Petrosea Perkuat Ekspansi Regional Lewat Akuisisi Scan-Bilt

Petrosea Perkuat Ekspansi Regional Lewat Akuisisi Scan-Bilt
Petrosea Perkuat Ekspansi Regional Lewat Akuisisi Scan-Bilt

JAKARTA - Langkah strategis PT Petrosea Tbk. (PTRO) kembali menjadi sorotan setelah perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu itu merampungkan aksi korporasi bernilai besar. 

Melalui anak usahanya, Petrosea resmi menyelesaikan akuisisi mayoritas saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL), sebuah perusahaan konstruksi dan teknik berbasis di Singapura, yang akan memperkuat pijakan ekspansi perseroan di kawasan regional.

Momentum ini tidak hanya mempertegas arah diversifikasi Petrosea, tetapi juga menunjukkan bagaimana perseroan memanfaatkan peluang pertumbuhan di industri energi, kimia, dan infrastruktur secara lebih agresif. 

Dengan kapabilitas SBPL yang telah teruji, akuisisi ini menjadi batu loncatan bagi Petrosea untuk memperluas aktivitasnya hingga ke Asia Pasifik dan Oceania.

Akuisisi Strategis Bernilai Rp132 Miliar

Petrosea, melalui entitas usahanya Petrosea Service Solutions Ltd., telah menyelesaikan pembelian 60% saham Scan-Bilt Pte. Ltd. dengan nilai mencapai 10,3 juta dolar Singapura atau setara Rp132,32 miliar. Nilai tersebut dihitung berdasarkan kurs Jisdor BI sebesar Rp12.847 per dolar Singapura.

Transaksi akuisisi yang diselesaikan pada 21 November 2025 itu melibatkan TCAL Engineering Pte. Ltd. sebagai penjual saham. Aksi korporasi ini menjadi langkah penting bagi Petrosea dalam memperluas portofolio bisnis di luar fokus tradisionalnya.

Michael, Presiden Direktur Petrosea, menegaskan bahwa kesepakatan tersebut merupakan bagian integral dari rencana diversifikasi yang selama ini diusung perusahaan.

“Pengambilalihan SBPL merupakan langkah penting dalam strategi diversifikasi Petrosea, baik melalui pengembangan kapabilitas multidisiplin EPC di industri pengolahan kimia maupun melalui ekspansi geografis ke kawasan Asia Pasifik dan Oceania, khususnya di sektor migas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin.

Dengan akuisisi ini, Petrosea mendapatkan akses lebih luas ke pasar regional yang memiliki dinamika pertumbuhan tinggi, khususnya untuk proyek EPC, konstruksi industri, dan fasilitas energi.

SBPL Jadi Pusat Ekspansi ke Asia Pasifik dan Oceania

Setelah akuisisi, Petrosea menargetkan bahwa SBPL akan berfungsi sebagai business hub baru untuk memperluas jangkauan bisnis. Michael menyebut, ke depannya perusahaan akan memanfaatkan entitas tersebut sebagai titik sentral untuk memperluas operasi ke Singapura, Papua Nugini, Australia, dan Indonesia.

SBPL sendiri bukan pemain baru. Didirikan pada 1990 di Singapura, perusahaan ini memiliki rekam jejak panjang dalam konstruksi multidisiplin dan teknik sipil. SBPL telah terlibat dalam berbagai proyek besar untuk industri pengolahan migas onshore, pembangunan chemical plant, terminal tangki untuk industri kimia, hingga fasilitas pembangkit listrik.

Dengan kapabilitas tersebut, SBPL memberi nilai tambah signifikan bagi Petrosea karena mendukung target perusahaan untuk meningkatkan kompetensi EPC (Engineering, Procurement, Construction) di berbagai sektor energi dan industri kimia.

Langkah ini juga memperluas eksposur Petrosea ke pasar konstruksi industri regional yang permintaannya terus berkembang.

Penguatan Portofolio Non-Batu Bara

Di tengah perubahan lanskap energi global, Petrosea terus memperluas portofolio bisnis ke sektor non-batu bara. Melalui anak usaha grup HBS dan Hafar, perusahaan telah memperkuat lini solusi pertambangan berkelanjutan serta memperluas layanan EPCI lepas pantai.

Langkah diversifikasi ini konsisten dengan upaya Petrosea untuk meningkatkan daya saing di sektor mineral, emas, hingga proyek-proyek energi dan infrastruktur selain batu bara. Dengan dukungan SBPL, Petrosea berpotensi memperluas keterlibatan dalam proyek-proyek industri kimia dan migas onshore di berbagai negara.

Adapun Petrosea sendiri merupakan perusahaan multidisiplin dengan pengalaman lebih dari lima dekade. Layanannya meliputi seluruh rantai nilai, mulai dari bisnis EPC, pertambangan, EPCI lepas pantai, hingga logistik untuk sektor minerba serta minyak dan gas, terutama di Asia Tenggara, Papua Nugini, dan Australia.

Dengan fondasi tersebut, integrasi SBPL dalam ekosistem bisnis Petrosea diperkirakan menjadi penggerak baru untuk penetrasi pasar yang lebih agresif.

Bagian dari Ekosistem Prajogo Pangestu

Sebagai informasi, Petrosea berada dalam naungan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat Prajogo Pangestu. Dengan dukungan grup, Petrosea memiliki akses pada strategi pertumbuhan yang terkoordinasi dan potensi sinergi bisnis yang lebih luas.

Aksi akuisisi SBPL menandai langkah lanjutan dari ekspansi perseroan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk perolehan kontrak-kontrak baru dan penetrasi ke sektor yang lebih beragam. Sebut saja, entitas Petrosea sebelumnya juga memperoleh kontrak senilai Rp156 miliar dari anak usaha Petronas, semakin memperkuat portofolio bisnisnya di sektor energi.

Dengan kombinasi kapabilitas internal, dukungan grup, dan integrasi SBPL, Petrosea diperkirakan akan memperluas skala operasionalnya dalam beberapa tahun ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index