JAKARTA - Pendekatan ilmiah terhadap makanan kini semakin berkembang, dan penelitian terbaru memberikan gambaran baru tentang bagaimana konsumsi jus jeruk dapat memengaruhi tubuh manusia.
Alih-alih hanya mengukur dampak pada kolesterol atau tekanan darah seperti studi-studi sebelumnya, penelitian ini menyoroti perubahan pada tingkat molekuler yang terjadi setelah seseorang rutin mengonsumsi jus jeruk.
Pendekatan tersebut memungkinkan para ilmuwan memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh—terutama di tingkat gen—ketika jus jeruk diminum setiap hari. Dengan metode yang lebih mendalam ini, hasilnya memberikan jawaban mengapa minuman sederhana tersebut dapat mendukung kesehatan jantung dan metabolisme.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Molecular Nutrition and Food Research tersebut menjadi salah satu studi yang tidak hanya mengobservasi kondisi fisik peserta, tetapi juga “membaca” bagaimana ribuan gen bekerja sebelum dan sesudah intervensi jus jeruk.
Studi Terstruktur untuk Memahami Dampaknya
Mengutip laporan Eatingwell, penelitian ini melibatkan 10 pria dan 10 wanita sehat berusia 21 sampai 36 tahun. Seluruh peserta dipilih dengan ketat sehingga tidak ada yang memiliki kondisi kronis, tidak merokok, tidak sedang hamil, dan tidak mengonsumsi obat atau suplemen yang dapat memengaruhi hasil.
Sebelum intervensi, peserta menjalani pembersihan selama tiga hari tanpa buah jeruk atau makanan kaya flavonoid seperti cokelat, teh, kopi, stroberi, maupun turunannya. Hal ini memastikan bahwa pengaruh yang ditemukan berasal dari jus jeruk semata.
Selama 60 hari penelitian, setiap peserta mengonsumsi 500 mL jus jeruk 100 persen yang telah dipasteurisasi setiap hari. Minuman itu dibagi menjadi dua porsi: setengah di pagi hari dan sisanya di sore hari untuk menjaga efek yang stabil.
Pengamatan Ketat hingga Tingkat Genetik
Sampel darah peserta dikumpulkan pada hari ke-0 dan hari ke-60 untuk melihat perubahan yang terjadi. Selain itu, tekanan darah dan ukuran tubuh lainnya ikut diukur guna melengkapi data. Untuk memastikan seluruh proses berjalan konsisten, peneliti menjaga komunikasi rutin dengan peserta, bahkan melakukan pengecekan dua kali setiap minggu.
Inti penelitian terletak pada penggunaan analisis transkriptomik, metode yang dapat memantau ekspresi gen—apakah suatu gen “diaktifkan” atau “dinonaktifkan”. Dengan membandingkan kondisi gen pada awal dan akhir penelitian, para ilmuwan dapat melihat dampak pasti konsumsi jus jeruk terhadap sistem biologis manusia.
Hasilnya, sebanyak 3.790 gen mengalami perubahan ekspresi setelah dua bulan rutin minum jus jeruk. Dari jumlah itu, 2.487 gen mengalami penurunan aktivasi, sementara 1.303 gen menunjukkan peningkatan aktivasi.
Perubahan tersebut bukan bersifat acak, melainkan berkaitan langsung dengan fungsi-fungsi tubuh yang berdampak pada kesehatan jantung dan metabolisme seseorang.
Dampak Positif pada Tekanan Darah, Peradangan, dan Metabolisme Lemak
Studi memperlihatkan bahwa gen terkait tekanan darah tinggi mengalami penurunan aktivitas. Temuan ini menguatkan berbagai laporan sebelumnya yang menyebutkan manfaat jus jeruk dalam membantu menurunkan tekanan darah, terutama bagi mereka yang memiliki hipertensi.
Selain itu, aktivitas gen inflamasi juga menurun. Peradangan kronis sering dikaitkan dengan risiko penyakit serius seperti obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung. Penurunan aktivitas gen tersebut menunjukkan bahwa konsumsi jus jeruk mungkin membantu meredakan inflamasi yang berbahaya dalam jangka panjang.
Pengaruh lainnya terlihat pada proses metabolisme lipid atau lemak. Jus jeruk memengaruhi gen yang mengatur penyimpanan dan pemecahan lemak dalam tubuh. Dengan demikian, minuman ini berpotensi meningkatkan metabolisme lemak dan mendukung komposisi tubuh yang lebih sehat.
Efek Berbeda pada Berat Badan Beragam Tipe Tubuh
Studi ini juga mengungkap bahwa respons tubuh terhadap jus jeruk bergantung pada tipe tubuh seseorang. Mereka yang kelebihan berat badan menunjukkan respons metabolisme lemak yang lebih tinggi dibandingkan peserta dengan berat badan normal.
Sementara itu, peserta dengan berat ideal menunjukkan penurunan inflamasi yang lebih kuat. Dengan demikian, manfaat jus jeruk ternyata dapat bekerja secara berbeda sesuai kebutuhan tubuh masing-masing individu.
Para peneliti menekankan bahwa meskipun studi ini berskala kecil, temuan yang diperoleh konsisten dengan penelitian dalam populasi yang lebih besar. Hal ini memperkuat dugaan bahwa konsumsi jus jeruk rutin dapat memperbaiki beberapa indikator kesehatan.
Diperkuat oleh Penelitian Lain yang Lebih Besar
Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition meninjau 10 uji klinis terkait konsumsi jus jeruk. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kadar gula darah, kolesterol, serta indikator inflamasi pada kelompok yang meminum setidaknya 500 mL jus jeruk per hari.
Kesamaan hasil antara penelitian berskala besar dan studi molekuler ini memperlihatkan bahwa jus jeruk bukan hanya kaya vitamin, tetapi juga memengaruhi tubuh hingga tingkat genetik, memberikan manfaat holistik terhadap kesehatan metabolisme dan kardiovaskular.