JAKARTA - Persiapan Sirkuit Mandalika untuk menyambut ajang balap bergengsi GT World Challenge Asia 2025 terus berjalan intensif. Sejumlah kontainer logistik peserta balap mulai berdatangan ke kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari total 49 kontainer yang dijadwalkan, 11 unit telah tiba di lokasi hingga akhir April ini.
Kepala Kantor Bea Cukai Mataram, I Made Aryana, mengonfirmasi bahwa satu kontainer sudah sampai terlebih dahulu dan telah melalui proses pemeriksaan awal. “Sepuluh kontainer lainnya sudah tiba di Surabaya, yang tiba di sini duluan baru satu kontainer dari total 49. Cukup banyak juga ya, yang satu kontainer ini kita sudah buka segelnya saja,” ujar Aryana saat ditemui di Sirkuit Mandalika.
Pemeriksaan Terkoordinasi dengan Bea Cukai di Berbagai Wilayah
Aryana menyebut, dalam proses kedatangan logistik internasional seperti ini, waktu pemeriksaan cukup terbatas sehingga efisiensi menjadi prioritas. Pihak Bea Cukai harus bekerja sama dengan sejumlah kantor wilayah lain, seperti Bea Cukai Perak, Soekarno-Hatta, dan Ngurah Rai, untuk memastikan kelancaran lalu lintas barang. “Di sana lancar pemeriksaan dan sampai di sini pun juga lancar,” ujarnya.
Total sebanyak 50 personel Bea Cukai diterjunkan khusus untuk menangani pemeriksaan logistik GT World Challenge Asia ini. Seluruh logistik masuk melalui Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, sebagai satu-satunya pintu pengiriman barang ke Pulau Lombok untuk keperluan event ini.
Logistik Beragam: Dari Bahan Bakar hingga Suku Cadang
Isi dari kontainer tersebut sangat beragam, mulai dari bahan bakar (fuel), suku cadang kendaraan (sparepart), hingga peralatan pendukung seperti mebel untuk keperluan tim peserta. Semua barang tersebut memperoleh fasilitas penangguhan bea masuk dan pajak, sesuai ketentuan khusus yang diberlakukan bagi event internasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
“Isi di dalam kontainer bermacam-macam ya, ada fuel, meuble, sparepart dan lainnya yang dapat penangguhan bea cukai selama di Sirkuit Mandalika,” jelas Aryana.
Namun, meski mendapatkan fasilitas tersebut, Bea Cukai tetap bertanggung jawab memastikan seluruh logistik yang masuk harus kembali dalam jumlah dan kondisi yang sama ke negara asal setelah event selesai. “Pemeriksaan logistik kami targetkan selesai hingga 3 Mei sebelum pembalap datang pada 5 Mei,” imbuhnya. Proses pengembalian logistik dijadwalkan dimulai pada 11 Mei, usai kompetisi berakhir.
Fasilitas Khusus Dorong Investasi di Mandalika
Langkah pemerintah memberikan fasilitas penangguhan bea cukai ini bukan sekadar untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan balapan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi menarik perhatian investor. “Mereka yang datang adalah pembalap sekaligus pengusaha besar. Kita harap mereka tertarik berinvestasi di daerah, apalagi ini baru pertama kali kita gelar,” kata Aryana.
Hal ini diamini oleh Administrator KEK Mandalika, Bambang Wicaksono, yang menyebut tidak semua sirkuit di Indonesia mendapatkan fasilitas fiskal serupa. “Karena Sirkuit Mandalika berada dalam KEK, maka berhak mendapat fasilitas pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor,” ungkapnya.
MGPA dan Bea Cukai Awasi Ketat Kedatangan Logistik
Sementara itu, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, menyatakan pihaknya bersama Bea Cukai dan Administrator KEK Mandalika melakukan pengawasan ketat terhadap pembukaan kontainer logistik. Hingga kini, hanya segel kontainer yang dibuka, sementara log kontainer akan dibuka langsung oleh pemiliknya saat tiba di Mandalika.
“Kita harus menunggu pemiliknya datang untuk memotong log-nya sendiri. Total kontainer yang akan tiba pekan ini ada sebelas dari total 49 kontainer,” jelas Priandhi.
Daya Tarik Event Internasional bagi Ekonomi Lokal
Penyelenggaraan GT World Challenge Asia 2025 diharapkan bisa menyaingi dampak positif ajang MotoGP yang sukses digelar sebelumnya. Dengan meningkatnya arus logistik dan kunjungan pebalap internasional, kawasan Mandalika diharapkan semakin dikenal dunia sebagai destinasi sport tourism unggulan.
“Kami berharap event ini bisa berkelanjutan, seperti MotoGP, dan terus menarik investor untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata dan infrastruktur olahraga,” tutup Aryana.