JAKARTA - Sinyal positif kembali menyelimuti prospek saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), emiten batu bara yang masuk dalam indeks energi Bursa Efek Indonesia. Ina Sekuritas baru saja merevisi naik rekomendasi terhadap saham ITMG dari sebelumnya netral menjadi “Add”, seiring dengan berbagai katalis positif yang mendukung kinerja keuangan dan operasional perusahaan ke depan.
Dalam riset terbaru yang dirilis pada Senin 28 April 2025, Ina Sekuritas menetapkan target harga baru untuk saham ITMG di level Rp24.350, yang mencerminkan potensi imbal hasil (return potential) sebesar 10,31% dari harga penutupan sebelumnya di Rp22.075.
Dukungan Katalis Eksternal dan Operasional
Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus, menjelaskan bahwa perubahan rekomendasi ini didasari oleh sejumlah faktor fundamental dan eksternal yang memperkuat posisi ITMG di tengah fluktuasi pasar batu bara global.
“Mengingat perbaikan operasional terkini dan risiko pasar yang berkelanjutan, kami meningkatkan prospek kami menjadi ADD dan menetapkan target harga sebesar Rp24.350 untuk ITMG,” ujar Arief dalam risetnya.
Salah satu katalis utama yang disoroti adalah potensi pemulihan permintaan batu bara berkalori tinggi (high CV) dari pasar ekspor utama seperti Jepang dan Korea Selatan, terutama di tengah proyeksi cuaca panas yang mendorong peningkatan konsumsi energi.
Selain itu, Arief juga menyoroti kontribusi dari dua tambang baru ITMG, yakni GPK dan TIS, yang memproduksi batu bara kalori tinggi. Tambang ini diperkirakan akan mendongkrak produksi perusahaan, didukung pula oleh efisiensi biaya operasional.
“Produksi yang lebih tinggi dari tambang GPK dan TIS yang baru, keduanya memproduksi batu bara CV tinggi, dan manajemen biaya yang lebih baik, dengan biaya penambangan unit yang diharapkan menurun mulai kuartal kedua, juga akan mendukung kinerja,” tambahnya.
Kesehatan Keuangan dan Strategi Jangka Panjang
Meski terdapat penyesuaian terhadap proyeksi laba dan penurunan estimasi harga jual rata-rata (average selling price/ASP), Ina Sekuritas tetap optimistis terhadap ketahanan keuangan ITMG. Perusahaan diperkirakan mampu mempertahankan target volume penjualan tahunan sebesar 23–25 juta ton, yang menjadi indikator penting bagi kelangsungan bisnis di sektor energi.
“Perusahaan terus berfokus pada manajemen belanja modal yang disiplin, mendukung pertumbuhan jangka panjang sambil menjaga neracanya,” tutur Arief.
Dari sisi arus kas, ITMG diperkirakan tetap berada dalam posisi kas bersih yang sehat hingga 2025–2026, memberikan fleksibilitas strategis dalam pengelolaan operasional dan ekspansi.
Dividen Tetap Menarik, Meski Saham Masih Tertekan
Dalam riset yang sama, Ina Sekuritas juga menyoroti pembayaran dividen ITMG sebagai daya tarik lain bagi investor. Rasio pembayaran dividen interim mencapai 39%, yang menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengembalikan keuntungan kepada pemegang saham, meskipun harga saham sedang mengalami tekanan.
Berdasarkan data Bloomberg, saham ITMG saat ini masih tercatat sebagai salah satu penekan utama (top laggards) indeks energi, dengan penurunan 9,08% secara year-to-date (YtD) ke posisi Rp22.075. ITMG juga berkontribusi sekitar 8,25% terhadap penurunan indeks energi sepanjang tahun ini.
Konsensus Pasar: Potensi Masih Terbuka
Meski performa saham ITMG belum pulih sepenuhnya, pasar masih memberikan pandangan cukup positif. Konsensus dari 28 sekuritas yang dihimpun Bloomberg menunjukkan bahwa 15 sekuritas merekomendasikan "hold", sementara 12 lainnya memberikan rating "buy", dan hanya satu sekuritas yang menyematkan rating “sell”.
Target harga rata-rata saham ITMG berdasarkan konsensus analis berada di angka Rp26.839, yang mencerminkan return potential sebesar 21,6% dari harga saat ini.