JAKARTA – WhatsApp, aplikasi pesan instan yang digunakan miliaran orang di seluruh dunia, ternyata menyimpan fitur yang bisa digunakan untuk melihat aktivitas chat pasangan, termasuk daftar kontak yang paling sering dihubungi dan riwayat percakapan terbaru. Fitur ini menuai perhatian karena dapat memunculkan pertanyaan soal privasi dan etika dalam hubungan.
Fitur ini bukanlah alat sadap atau pelacak ilegal, melainkan bagian dari fitur bawaan WhatsApp yang dikenal sebagai “Export Chat”. Namun penggunaannya tetap harus dibarengi dengan izin dari pemilik akun untuk menghindari pelanggaran privasi dan kepercayaan dalam hubungan personal.
“Fitur Export Chat adalah bagian dari pengaturan backup yang bertujuan untuk membantu pengguna menyimpan percakapan penting. Pengguna sebaiknya menggunakan fitur ini secara bijak dan tetap memperhatikan etika, terutama dalam konteks hubungan pribadi,” ujar pakar keamanan digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Cara Melihat Chat WhatsApp Pasangan Lewat Fitur Resmi
berikut ini langkah-langkah untuk menggunakan fitur Export Chat pada WhatsApp:
-Buka aplikasi WhatsApp di perangkat pasangan (dengan izin).
-Tekan ikon tiga titik di pojok kanan atas.
-Pilih menu Settings atau Pengaturan.
-Masuk ke bagian Chats.
-Gulir ke bawah dan pilih opsi Chat History.
-Tekan Export Chat.
-Akan muncul daftar kontak yang bisa dipilih untuk diekspor beserta detail percakapan.
Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, WhatsApp akan memunculkan daftar kontak yang paling sering dihubungi, serta chat terbaru berdasarkan urutan waktu interaksi. Biasanya, tiga nomor teratas adalah yang paling sering berkomunikasi dengan pengguna.
Fitur ini pada dasarnya dirancang untuk memudahkan pengguna menyimpan percakapan penting, misalnya dalam konteks bisnis atau bukti dokumen, bukan untuk kepentingan memata-matai orang lain.
Etika dan Legalitas dalam Menggunakan Fitur Chat WhatsApp
Meski secara teknis mudah digunakan, penggunaan fitur ini tanpa izin pasangan bisa berpotensi melanggar hukum privasi, apalagi jika dilakukan secara diam-diam. Indonesia belum memiliki regulasi perlindungan data pribadi yang seketat negara-negara Eropa, namun sejumlah kasus hukum terkait penyadapan komunikasi pribadi sudah pernah terjadi.
“Segala bentuk pengambilan data digital tanpa izin, termasuk percakapan di aplikasi perpesanan, bisa dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),” tambah Alfons Tanujaya.
Oleh karena itu, fitur ini sebaiknya digunakan secara transparan dan atas dasar kesepakatan bersama antar pasangan. Mengintip pesan WhatsApp tanpa izin tidak hanya melanggar etika, tetapi juga berisiko merusak kepercayaan yang telah dibangun.
Chat Paling Sering Diakses dan Aktivitas Terakhir
Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk melihat daftar kontak paling sering dihubungi. Hal ini terlihat dari urutan daftar nama saat pengguna memilih opsi Export Chat. Kontak yang berada di posisi teratas kemungkinan besar adalah orang yang paling intens berkomunikasi dengan pemilik akun.
Selain itu, menu Recent Chat akan memperlihatkan urutan aktivitas chat terbaru, memungkinkan pengguna melihat percakapan terakhir berdasarkan waktu. Meskipun tidak memperlihatkan isi pesan secara langsung, informasi ini bisa menjadi indikator siapa saja yang paling sering berinteraksi dengan pengguna.
Jangan Tergoda Menggunakan Tanpa Persetujuan
Di era digital yang serba terbuka, rasa ingin tahu pasangan sering kali berujung pada pelanggaran privasi. Namun, penting untuk diingat bahwa membangun hubungan yang sehat memerlukan kepercayaan, komunikasi terbuka, dan batasan yang disepakati bersama.
Sementara teknologi memungkinkan akses terhadap berbagai informasi, pengguna tetap harus mengedepankan etika dalam penggunaannya.
“Privasi adalah hak setiap individu, bahkan dalam hubungan. Teknologi sebaiknya digunakan untuk membangun kepercayaan, bukan untuk mengujinya secara sepihak,” ujar Alfons.