KAI

Menggali Sejarah Jalur Kereta Api Cirebon-Semarang, 128 Tahun Transportasi Pantura Bersama KAI

Menggali Sejarah Jalur Kereta Api Cirebon-Semarang, 128 Tahun Transportasi Pantura Bersama KAI
Menggali Sejarah Jalur Kereta Api Cirebon-Semarang, 128 Tahun Transportasi Pantura Bersama KAI

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 3 Cirebon bersama komunitas-komunitas pecinta sejarah dan kereta api, termasuk Komunitas Cirebon History, Komunitas Pecinta Kereta Api Indonesia Railfans (IRPS) Koordinator Wilayah Cirebon, serta Edan Sepur Cirebon, mengadakan acara napak tilas yang berfokus pada jalur kereta api legendaris Cirebon-Semarang. Kegiatan ini diadakan pada Kamis, untuk memperingati 128 tahun pembangunan jalur kereta api tersebut yang kini menjadi bagian penting dari sejarah transportasi Indonesia.

Menyusuri Jejak Sejarah Perkeretaapian di Pantura

Acara dimulai dengan perjalanan menyusuri jalur rel kereta api yang sudah tidak aktif lagi, dimulai dari Cirebon Pelabuhan menuju Stasiun Cirebon Prujakan. Jalur ini dulunya memainkan peran yang sangat penting dalam jaringan transportasi pada masa kolonial, mendukung pergerakan ekonomi dan mobilitas masyarakat di sepanjang jalur utara Jawa (Pantura). Sebanyak 60 peserta dari berbagai kalangan dan usia terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka berjalan di sepanjang rel kereta api tua sambil mengamati sisa-sisa infrastruktur kereta api dari zaman Hindia Belanda yang masih dapat ditemukan di sepanjang jalur ini.

Tidak hanya sekadar berjalan, para peserta juga mendengarkan penjelasan sejarah dari anggota Komunitas Cirebon History tentang bagaimana proses pembangunan jalur kereta api ini berlangsung serta perannya yang sangat penting pada masa kejayaan perkeretaapian Indonesia. Dalam kesempatan ini, mereka diberi wawasan tentang bagaimana jalur ini membantu menghubungkan berbagai wilayah penting di Pulau Jawa, khususnya untuk mengangkut komoditas utama seperti gula dari pabrik-pabrik yang tersebar di sepanjang Pantura.

“Kegiatan ini sangat positif, apalagi diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Ini menjadi momen penting untuk mengenalkan sejarah panjang perkeretaapian di Cirebon, khususnya kepada generasi muda,” ujar Muhibbuddin, Manajer Humas KAI Daop 3 Cirebon.

Sejarah Jalur Kereta Api Cirebon-Semarang: Jembatan Ekonomi Masa Kolonial

Jalur kereta api Cirebon-Semarang memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Pembangunan jalur sepanjang 373 kilometer ini dimulai pada 1897 dan selesai pada 1914. Jalur ini dibangun oleh perusahaan kolonial Belanda, de Samarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), dan awalnya digunakan untuk mengangkut penumpang serta berbagai komoditas penting, seperti gula, yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik di sepanjang Pantura.

Pada 1 Mei 1897, jalur kereta api Cirebon–Semarang resmi dibuka untuk umum. Saat itu, Stasiun Cirebon SCS, yang kini sudah tidak ada, berfungsi sebagai titik awal perjalanan kereta api. Stasiun ini kemudian digantikan oleh Stasiun Cirebon Prujakan pada 1914 untuk mempermudah konektivitas perjalanan antar kota, terutama dari Jakarta ke Semarang, tanpa perlu berganti kereta api.

"Kita sebagai generasi penerus insan perkeretaapian harus bersyukur karena kereta api Indonesia terus mengalami kemajuan pesat, baik dalam angkutan penumpang maupun barang, dan menjadi tulang punggung transportasi nasional,” kata Muhibbuddin.

Mengenal Peran Kereta Api dalam Pengembangan Transportasi Nasional

Napak tilas ini bukan hanya sekadar perjalanan sejarah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk merefleksikan kemajuan dunia perkeretaapian Indonesia yang telah mengalami banyak transformasi. Jalur Cirebon-Semarang yang dibangun pada era kolonial ini telah menjadi tulang punggung transportasi regional dan nasional. Saat ini, jalur tersebut tidak hanya mengangkut komoditas ekonomi, tetapi juga menjadi jalur penting untuk angkutan penumpang yang menghubungkan berbagai wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Keberhasilan jalur kereta api Cirebon-Semarang juga tidak lepas dari kontribusi KAI yang terus mengembangkan infrastruktur dan pelayanan. Dengan adanya napak tilas ini, masyarakat diajak untuk lebih menghargai dan memahami pentingnya jalur perkeretaapian dalam sejarah dan perkembangan Indonesia.

Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda, yang menjadi bagian dari usaha untuk melestarikan warisan sejarah Indonesia. Melalui acara ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sektor perkeretaapian sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan dan efisien semakin tinggi.

Pentingnya Pelestarian Sejarah Perkeretaapian di Indonesia

Tidak hanya sebagai sarana transportasi, jalur kereta api Cirebon-Semarang juga mengingatkan kita akan peran pentingnya dalam sejarah perkembangan ekonomi Indonesia, terutama pada masa kolonial. Jalur ini tidak hanya menghubungkan dua kota besar, tetapi juga menghubungkan sejarah panjang tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemajuan. Dengan adanya kegiatan napak tilas seperti ini, masyarakat diajak untuk lebih mengenal dan melestarikan warisan tersebut.

Dengan kesadaran akan pentingnya sejarah dan perkembangan transportasi, diharapkan generasi muda akan lebih menghargai nilai-nilai sejarah dan menjaga kelestariannya. Kereta api Indonesia kini telah berkembang pesat, menjadi moda transportasi utama yang tidak hanya menghubungkan kota-kota besar, tetapi juga berperan dalam mendukung kemajuan perekonomian dan mobilitas masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index