JAKARTA – Pernyataan mantan Pangdam Jaya sekaligus eks Gubernur DKI Jakarta, Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso, yang mendukung revisi Undang-Undang Organisasi Masyarakat (UU Ormas) memicu reaksi keras dari Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Hercules Rosario de Marshall. Dalam sebuah pernyataan kontroversial, Hercules secara terbuka menghina Sutiyoso dengan menyebutnya "bau tanah", sebuah sindiran yang menyulut perdebatan publik.
Pernyataan itu disampaikan Hercules saat menghadiri sidang Razman Nasution di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa. Ia merasa tersinggung atas komentar Sutiyoso dalam wawancara di YouTube tvOneNews yang menyinggung ormas dengan gaya premanisme dan penggunaan atribut mirip militer.
"Pak Sutiyoso itu nggak usahlah menyinggung ormas. Sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Nggak usah nyinggung-nyinggung kita," ujar Hercules lantang. "Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya nggak takut."
Sutiyoso Ungkap Pengalaman Hadapi Ormas Preman
Sutiyoso, atau akrab disapa Bang Yos, dalam wawancaranya menyampaikan dukungannya terhadap rencana Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk merevisi UU Ormas. Ia menyoroti perlunya penertiban terhadap organisasi massa yang kerap bertindak seperti preman dan menggunakan atribut militer secara tidak tepat.
"Saya sangat mendukung Pak Tito Mendagri mau merevisi UU Ormas ini. Bukan hanya tingkah laku mereka saja yang harus dievaluasi, tapi juga cara berpakaian. Saya tidak nyaman melihat ormas berpakaian yang terkesan lebih tentara dari tentara," kata Sutiyoso.
Ia juga menyinggung penggunaan baret merah yang menjadi simbol pasukan elite TNI, Kopassus, yang kini sering dikenakan ormas tanpa latar belakang militer.
"Bagaimana kita itu untuk mendapatkan baret merah enam bulan latihannya, dari Batujajar ke gunung hutan, jalan 10 hari ke Cilacap ke Nusakambangan pakai baret merah, tahu-tahu dipakai ormas-ormas ini. Kita sangat kecewa," tegasnya.
Karier Cemerlang Sutiyoso
Sutiyoso bukan tokoh sembarangan. Pria kelahiran Semarang, 6 Desember 1944, meniti karier militernya hingga mencapai pangkat Letnan Jenderal. Ia pernah menduduki posisi strategis seperti Asisten Personil dan Operasi di Kopassus, Wakil Danjen Kopassus, serta Panglima Kodam Jaya.
Namanya mencuat ke ranah publik setelah menjabat Gubernur DKI Jakarta selama dua periode (1997–2007). Ia dikenal sebagai pencetus sistem transportasi Bus TransJakarta, serta aktif di berbagai organisasi seperti PBSI dan ORARI. Pada 2015, Sutiyoso juga pernah menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo Pasang Badan Bela Sutiyoso
Ucapan kasar Hercules menuai respons keras dari kalangan militer. Salah satu tokoh yang angkat bicara adalah mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Dalam video yang beredar luas, Gatot mengecam keras hinaan Hercules terhadap Sutiyoso dan menegaskan bahwa para purnawirawan TNI adalah sosok yang layak dihormati atas jasa dan pengabdiannya.
"Kok ngomong seenaknya kayak begitu? Tidak sopan! Sudah jadi raja kau?" seru Gatot. "Kau itu kan preman memakai pakaian ormas."
Ia juga mengingatkan bahwa Hercules memiliki masa lalu yang tidak lepas dari bantuan institusi militer, bahkan menyebut bahwa dulu Hercules adalah buronan yang bisa kembali ke Jakarta karena uluran tangan purnawirawan.
"Ingat, kau dulu DPO. Kau bisa ke Jakarta pakai apa? Sudah purnawirawan juga yang bawa kau ke sini," tambahnya.
Gatot bahkan menilai penghinaan terhadap Sutiyoso sebagai penghinaan terhadap seluruh purnawirawan TNI, termasuk Jenderal Prabowo Subianto, yang kini menjabat sebagai Presiden RI dan juga eks Danjen Kopassus.
"Hei, kau juga menghina Presiden saya. Jenderal Prabowo itu, Komandan Jenderal Kopassus, Pangkostrad, Presiden saya. Kau bilang bau tanah lagi? Saya juga bau-bau tanah!" tegas Gatot.
Hercules Dinilai Lecehkan Simbol TNI
Menurut Gatot, kritik Sutiyoso terhadap atribut ormas bukan tanpa alasan. Penggunaan atribut loreng, baret, dan simbol-simbol militer oleh ormas dianggap melecehkan perjuangan dan nilai-nilai disiplin yang dijunjung tinggi dalam institusi TNI.
"Yang sopan bicara. Para purnawirawan itu, tidak ada satu pun kata akan menghianati negara. Justru mendukung. Mereka adalah orang-orang gila. Gila mencintai NKRI, termasuk Presiden saya. Dia itu gila demi negara," tutup Gatot.
Revisi UU Ormas Kian Mendesak
Polemik ini mencuat di tengah diskursus nasional mengenai urgensi revisi UU Ormas. Pemerintah melalui Kemendagri tengah mengevaluasi peran dan eksistensi ormas yang dinilai semakin tidak terkontrol, baik dari sisi tindakan maupun penampilan.
Dengan mencuatnya dukungan dari tokoh-tokoh senior seperti Sutiyoso dan Gatot Nurmantyo, wacana revisi UU Ormas semakin mendapat perhatian publik. Di sisi lain, kritik keras dari ormas seperti GRIB menandakan bahwa revisi ini akan menemui jalan terjal dan perdebatan panjang.
Apakah pemerintah akan berani menertibkan ormas yang kerap bertindak di luar koridor hukum, atau justru menghindari konfrontasi politik? Jawabannya kini dinantikan masyarakat luas.