JAKARTA – Industri kerajinan Indonesia kembali mencatat prestasi membanggakan dengan menembus nilai ekspor sebesar USD 679 juta pada tahun 2025. Produk-produk kreatif dari pelaku industri kecil dan menengah (IKM) Tanah Air kini semakin diterima di pasar global, dengan negara tujuan ekspor antara lain China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.
Kesuksesan ini tak lepas dari upaya berkelanjutan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam memperkuat daya saing industri kerajinan melalui fasilitasi promosi internasional, pembinaan, serta pelatihan kepada para pelaku IKM.
“Diharapkan, dengan semakin meningkatnya kemampuan dan pengetahuan pelaku IKM kerajinan, nantinya semakin terbuka peluang untuk dapat melakukan ekspor. Di sisi lain, kami juga memberikan berbagai program pembinaan kepada para pelaku IKM agar semakin meningkat kualitas dan kapasitasnya,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, dalam keterangannya di Jakarta.
Salah satu contoh keberhasilan IKM dalam menembus pasar global adalah CV Palem Craft, yang berbasis di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Baru-baru ini, perusahaan tersebut mengekspor produk dekorasi rumah senilai USD 20.596 atau setara Rp346 juta ke Belanda. Produk yang dikirim meliputi lampu, cermin, dan berbagai item home decor berbahan ramah lingkungan.
“Kami memberikan apresiasi kepada CV Palem Craft yang mampu menambah daftar buyer setelah sebelumnya juga rutin melakukan ekspor produk ke berbagai negara di dunia,” kata Reni Yanita.
Lebih dari sekadar pencapaian ekspor, CV Palem Craft turut memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Saat ini, perusahaan mempekerjakan 40 pegawai tetap dan dapat melibatkan lebih dari 500 perajin saat terjadi lonjakan permintaan. Perusahaan ini juga bermitra dengan petani bahan baku dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan luar Pulau Jawa.
“Hal ini juga menunjukkan potensi yang sangat besar dari pelaku IKM kerajinan dalam turut memutar roda perekonomian di masyarakat,” tambah Reni.
Keikutsertaan CV Palem Craft dalam Pameran Ambiente 2025 di Messe Frankfurt, Jerman, menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilannya. Pameran yang diikuti oleh 3.988 peserta, termasuk 48 dari Indonesia, merupakan ajang internasional bergengsi di sektor dekorasi interior, hadiah, dan barang konsumsi.
Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menegaskan bahwa keberhasilan CV Palem Craft adalah hasil dari pembinaan strategis dan berkelanjutan yang dilakukan oleh Ditjen IKMA. “Selain pembinaan dan pendampingan yang telah dilakukan, identitas produk, kualitas, dan keunikan produk dari CV Palem Craft turut berperan besar dalam keberhasilannya menembus pasar ekspor,” jelas Budi.
Menurut Budi, Direktorat Jenderal IKMA Kemenperin memfasilitasi 10 IKM kerajinan dan home decor dalam Pameran Ambiente 2025. Ini merupakan partisipasi ke-15 Indonesia sejak 2008, sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam memberikan akses promosi ekspor yang berkualitas dan tepat sasaran.
“Ditjen IKMA juga terus melakukan pengawasan dan monitoring kepada para pelaku IKM penerima fasilitasi pameran dan pendampingan, salah satunya dalam bentuk keberlanjutan dari kegiatan Pameran Ambiente,” lanjut Budi.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa CV Palem Craft juga telah mengantongi berbagai sertifikasi penting untuk mendukung daya saing di pasar global. Di antaranya adalah ISO 9001:2008, Verifikasi Legalitas Kayu (VLK), Business Social Compliance Initiative (BSCI), Social Accountability (SAA), dan Underwriters Laboratories (UL).
Pemilik CV Palem Craft, Deddy Effendy, menjelaskan bahwa keunikan produknya terletak pada penggunaan bahan-bahan alami dan berkelanjutan seperti bambu, batu apung, biji mahoni, rumput rayung, lidi, dan pisang. Bahkan, sebagian besar bahan tersebut merupakan limbah yang diolah kembali menjadi produk bernilai tinggi.
“Beberapa bahan adalah limbah yang jarang digunakan, tetapi dapat kami olah dan kemas menjadi barang dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi,” ujar Deddy.
Capaian ekspor industri kerajinan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan pelaku IKM mampu menghasilkan dampak positif yang signifikan. Dengan keberlanjutan pendampingan dan akses promosi yang tepat, produk-produk kreatif Indonesia berpeluang semakin kuat bersaing di kancah global.