JAKARTA – Proyek pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi, yang sempat menuai spekulasi mengenai kelanjutan statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), akhirnya dipastikan tetap berjalan. Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan kepastian tersebut dalam pidatonya di acara Halal Bi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali di Harris Hotel, Denpasar.
Koster menegaskan bahwa proyek tol yang menghubungkan Gilimanuk dan Mengwi di Bali tersebut tetap menjadi bagian dari PSN, meskipun sempat beredar kabar yang meragukan kelanjutan proyek ini. Ia menambahkan bahwa status tersebut sudah dikonfirmasi melalui pertemuannya dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan staf terkait, serta dengan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU.
"Beberapa waktu lalu, sempat viral informasi bahwa tol Gilimanuk-Mengwi tidak lagi masuk dalam Proyek Strategis Nasional. Saya menghadap Pak Menteri PU dan staf, dan ternyata proyek ini masih merupakan bagian dari PSN," ujar Gubernur Wayan Koster dalam pidato tersebut.
Selain itu, Koster juga mengungkapkan bahwa tol Gilimanuk-Mengwi masih tercatat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yang menunjukkan bahwa proyek ini akan terus berlanjut. Hal ini memberikan angin segar bagi masyarakat Bali yang sudah menantikan kelancaran pembangunan infrastruktur jalan tol yang akan mempermudah akses antar wilayah di Bali.
"Tol Gilimanuk-Mengwi termasuk dalam RPJMN, jadi statusnya masih ada dan akan berlanjut. Ini adalah langkah besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di Bali," tambah Koster.
Rencana Pembiayaan dan Proses Pembangunan
Setelah proyek ini mengalami keterlambatan beberapa tahun, Koster menjelaskan bahwa dirinya telah melakukan pertemuan dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Pertemuan tersebut membahas kelanjutan pembangunan tol tersebut, khususnya mengenai tahap pembiayaan dan pembangunan di lapangan.
"Saya bertemu dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU. Beliau sudah meninjau lokasi, termasuk wilayah Jembrana yang akan dilalui oleh jalan tol ini. Ini merupakan komitmen kami untuk memastikan proyek ini dapat segera berjalan," ungkap Koster.
Pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi akan melibatkan dua pihak dalam pembiayaannya. Pemerintah akan menanggung biaya pembebasan lahan, sementara konstruksi jalan tol itu sendiri akan dikerjakan oleh pihak swasta. Gubernur Koster menjelaskan bahwa pembiayaan untuk pembebasan lahan diperkirakan mencapai hampir Rp 4 triliun, sementara untuk pembangunan fase kedua, biaya diperkirakan mencapai sekitar Rp 5-6 triliun.
Pembagian Tahap Pembangunan
Pembangunan jalan tol ini direncanakan akan dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama akan dimulai dari Gilimanuk hingga Pekutatan, fase kedua akan mencakup Pekutatan hingga Soka, dan fase ketiga akan menghubungkan Soka dengan Mengwi. Koster menjelaskan bahwa pihak swasta hanya tertarik untuk mengerjakan fase pertama dan ketiga, sementara fase kedua akan dikerjakan oleh pemerintah.
"Swasta hanya tertarik untuk mengerjakan fase pertama dan ketiga. Fase kedua akan dikerjakan oleh pemerintah. Untuk fase kedua, kami telah menyepakati bahwa pembiayaan akan dilakukan dengan total sekitar 5 sampai 6 triliun," jelas Koster.
Proyek tol Gilimanuk-Mengwi diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan ekonomi Bali. Selain meningkatkan konektivitas antar wilayah, proyek ini juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan keselamatan serta kenyamanan perjalanan bagi masyarakat Bali dan wisatawan.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Bali. Selain memperlancar arus transportasi barang dan orang, proyek ini juga diperkirakan akan membuka lapangan kerja baru, baik dalam tahap konstruksi maupun operasional tol setelah selesai dibangun. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi masyarakat Bali, terutama yang tinggal di sekitar jalur tol yang sedang dibangun.
"Proyek tol ini sangat penting untuk memperlancar arus lalu lintas, meningkatkan perekonomian, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Bali. Kami berharap proyek ini dapat selesai sesuai dengan rencana dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat," kata Koster.