MINYAK

Harga Minyak Dunia Melemah, Terseret Kekhawatiran Ekonomi Global dan Kenaikan Stok AS

Harga Minyak Dunia Melemah, Terseret Kekhawatiran Ekonomi Global dan Kenaikan Stok AS
Harga Minyak Dunia Melemah, Terseret Kekhawatiran Ekonomi Global dan Kenaikan Stok AS

JAKARTA – Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu, mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap prospek ekonomi global dan peningkatan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS). Sentimen negatif dari konflik dagang internasional dan pelonggaran pembatasan produksi oleh OPEC+ turut memperdalam tekanan pada harga energi global.

Berdasarkan data New York Mercantile Exchange, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2025 tercatat melemah 0,17% ke level US$ 60,32 per barel pada pukul 07.22 WIB. Penurunan ini melanjutkan tren koreksi dari hari sebelumnya yang tercatat di level US$ 60,42 per barel.

Kekhawatiran Perang Dagang Bayangi Permintaan Energi

Penurunan harga minyak terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global akibat eskalasi ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya. Kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden AS saat itu, Donald Trump, disebut-sebut telah menghambat laju permintaan energi, terutama dari sektor industri dan transportasi.

“Harga minyak mentah diperkirakan akan turun tajam setiap bulannya karena tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump telah melemahkan permintaan energi,” tulis laporan Bloomberg yang mengutip analis pasar energi.

Dengan melemahnya permintaan global, pasar menjadi lebih sensitif terhadap perkembangan fundamental lainnya seperti data persediaan dan kebijakan produksi negara-negara penghasil minyak.

Stok Minyak AS Naik Tajam

Faktor lain yang memperburuk tekanan pada harga minyak adalah laporan dari American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan kenaikan tajam pada persediaan minyak mentah AS. Menurut perkiraan API, stok minyak mentah di AS meningkat hampir 4 juta barel dalam sepekan terakhir.

Kenaikan ini juga terjadi di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, yang merupakan titik pengiriman fisik untuk kontrak WTI. Lonjakan persediaan ini mengindikasikan bahwa permintaan domestik belum cukup kuat untuk menyerap produksi yang ada.

“API juga melihat kenaikan moderat dalam kepemilikan minyak di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma,” tulis Bloomberg mengutip data industri.

Data persediaan ini biasanya menjadi indikator utama dalam pergerakan harga minyak, terutama menjelang rilis data resmi oleh Energy Information Administration (EIA) yang menjadi acuan utama pelaku pasar.

Kebijakan OPEC+ Ikut Dorong Pelemahan

Di sisi suplai global, kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) juga menjadi sorotan pasar. Kelompok produsen minyak terbesar dunia ini diketahui mulai melonggarkan kebijakan pemangkasan produksi yang sebelumnya diberlakukan untuk menstabilkan harga pasca pandemi COVID-19.

Pelonggaran ini dinilai berpotensi menambah pasokan global di saat permintaan belum sepenuhnya pulih. Kombinasi antara stok tinggi di AS, lemahnya permintaan, dan suplai tambahan dari OPEC+ menciptakan tekanan berlapis terhadap harga minyak global.

Prospek Harga Minyak dalam Waktu Dekat

Para analis memperkirakan bahwa harga minyak akan tetap volatile dalam jangka pendek, dengan arah pergerakan sangat bergantung pada data makroekonomi, hasil negosiasi dagang global, serta keputusan lanjutan dari OPEC+. Ketidakpastian geopolitik juga tetap menjadi faktor penggerak utama, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Laut Cina Selatan yang rawan konflik.

Meski demikian, beberapa pihak menilai bahwa potensi pemulihan ekonomi yang lebih cepat dari negara-negara berkembang serta kebijakan stimulus fiskal dapat menjadi faktor penahan penurunan harga dalam jangka menengah.

“Permintaan energi bisa pulih jika ketegangan perdagangan mereda dan aktivitas industri kembali normal,” ujar salah satu analis komoditas global yang dikutip dalam laporan Bloomberg.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index