Kendaraan

Lalu Lintas Kendaraan di Bundaran Senayan Tetap Lancar Saat Silaturahride 2025 Digelar, Rekayasa Jalan Diterapkan Secara Dinamis

Lalu Lintas Kendaraan di Bundaran Senayan Tetap Lancar Saat Silaturahride 2025 Digelar, Rekayasa Jalan Diterapkan Secara Dinamis
Lalu Lintas Kendaraan di Bundaran Senayan Tetap Lancar Saat Silaturahride 2025 Digelar, Rekayasa Jalan Diterapkan Secara Dinamis

JAKARTA — Meski menjadi salah satu titik utama dalam rute acara Silaturahride 2025, arus lalu lintas di kawasan Bundaran Senayan, Jakarta Pusat, tetap dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Rekayasa lalu lintas yang dilakukan secara dinamis oleh Dinas Perhubungan dan pihak kepolisian membuat kegiatan olahraga dan aktivitas masyarakat tetap bisa berjalan beriringan.

Acara gowes bertajuk Silaturahride 2025 ini dilepas langsung oleh Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dari Balai Kota pada Sabtu pagi dan diikuti oleh ratusan pesepeda. Kegiatan ini mengusung semangat silaturahmi sekaligus mendorong gaya hidup sehat di tengah masyarakat perkotaan.

Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran Senayan Diterapkan Sementara

Berdasarkan pantauan di lapangan oleh detikcom, pada pukul 07.00 WIB pagi, kendaraan roda dua dan roda empat sudah mulai melintas di kawasan Bundaran Senayan, bersamaan dengan rombongan pesepeda yang masih aktif mengikuti rute Silaturahride.

Sebelumnya, arus lalu lintas sempat ditutup sementara pada pukul 05.30 WIB di Jalan Jenderal Sudirman arah Bundaran Senayan. Namun, ruas tersebut kembali dibuka sekitar pukul 06.45 WIB. Setelah pembukaan jalan, kendaraan dan pesepeda tampak melaju berdampingan dengan tertib.

"Start dari Balai Kota, kemudian akan melintasi Merdeka Selatan, MH Thamrin, Sudirman, dan akan nge-loop di Bundaran Senayan," jelas Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan Daerah Khusus Jakarta (DKJ), kepada wartawan di Balai Kota Jakarta.

Rute Silaturahride 2025 Menyusuri Ikon Jakarta

Peserta gowes memulai perjalanan dari Balai Kota Jakarta, kemudian melintasi sejumlah jalan protokol seperti Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman. Mereka kemudian berputar di Bundaran Senayan dan melanjutkan perjalanan ke arah Karet, Jalan Prof. Dr. Hamka, berputar di Underpass Saharjo, hingga akhirnya kembali ke titik awal di Balai Kota.

Rute ini dipilih karena menyajikan pemandangan kota yang ikonik sekaligus menantang bagi pesepeda. Menurut Syafrin, rekayasa lalu lintas dilakukan menyesuaikan dengan laju rombongan sepeda untuk memastikan keselamatan pengguna jalan tanpa menghambat mobilitas warga.

"Kemudian dari Bundaran Senayan akan belok kiri ke arah Karet, lalu berputar di underpass, dan kemudian menuju ke timur, naik ke Jalan Prof. Hamka. Di ujung, peserta akan berputar kembali di Underpass Saharjo, lalu menuju kembali ke barat untuk berputar di Underpass Karet, dan selanjutnya kembali ke Balai Kota," paparnya.

Koordinasi Dishub dan Polisi Terjaga, Masyarakat Tetap Bisa Beraktivitas

Kepala Dishub DKJ memastikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi erat dengan Polda Metro Jaya untuk mengatur lalu lintas selama pelaksanaan acara. Pemberlakuan buka-tutup jalan dilakukan secara situasional, tergantung pada posisi dan kepadatan rombongan pesepeda.

Sementara itu, dari sisi pengawasan di lapangan, polisi lalu lintas tampak berjaga di sejumlah titik strategis, termasuk Bundaran Senayan, simpang Dukuh Atas, hingga kawasan Underpass Saharjo. Petugas dengan sigap memberikan arahan kepada pengguna jalan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.

Pihak Polda Metro Jaya sebelumnya juga telah mengimbau masyarakat untuk menghindari ruas jalan protokol Sudirman-Thamrin selama pagi hari, guna menghindari keterlambatan dan kemacetan. “Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif atau menyesuaikan waktu bepergian,” ujar salah satu petugas kepolisian yang berjaga.

Antusiasme Peserta Gowes dan Warga Jakarta

Acara Silaturahride 2025 sendiri berlangsung meriah dengan antusiasme tinggi dari peserta. Sejak pagi buta, para pesepeda dari berbagai komunitas dan kalangan usia sudah berkumpul di halaman Balai Kota Jakarta.

Peserta bernama Riki, anggota komunitas sepeda Jakarta Selatan, mengungkapkan kegembiraannya karena dapat bersepeda melintasi rute ikonik tanpa mengganggu lalu lintas terlalu banyak.

“Senang banget bisa ikut Silaturahride tahun ini. Rutenya seru dan pengamanannya bagus, jadi tetap aman meski jalanan rame,” ujarnya.

Warga sekitar Bundaran Senayan pun menyambut positif acara ini karena tidak menyebabkan kemacetan berkepanjangan. Arus kendaraan tetap mengalir meskipun ada pengalihan sesaat selama rombongan pesepeda melintas.

Silaturahride Jadi Contoh Harmonisasi Antara Olahraga dan Mobilitas Kota

Silaturahride 2025 menjadi contoh bagaimana acara komunitas berskala besar bisa berjalan tanpa mengganggu mobilitas warga secara signifikan. Sinergi antara Dishub, kepolisian, dan panitia acara membuktikan bahwa Jakarta mampu menjadi kota yang ramah terhadap pesepeda sekaligus menjaga kelancaran transportasi.

Dengan rute yang melibatkan jalan-jalan utama di Jakarta dan pengaturan lalu lintas yang dinamis, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi warga, tetapi juga simbol harmonisasi antara kegiatan publik dan kepentingan umum.

Pemerintah Provinsi Jakarta berharap kegiatan serupa bisa terus digelar di masa depan dengan dukungan seluruh pihak, guna menciptakan budaya hidup sehat dan aktif di tengah masyarakat urban.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index