JAKARTA – Sebuah kapal pengangkut sembako bernama Sinar Harapan 8 dilaporkan karam di Perairan Kudamis, Sungai Sebuku, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada Selasa malam. Insiden yang terjadi sekitar pukul 20.18 WITA itu menimbulkan kerugian material signifikan, diperkirakan mencapai Rp 1 miliar.
Kapal Sinar Harapan 8 diketahui mengangkut berbagai bahan pokok yang hendak didistribusikan ke wilayah Kecamatan Sebuku. Kapal berangkat dari Dermaga Inhutani di Nunukan Utara pada pukul 14.10 WITA dengan tujuan Dermaga Berlian di Sebuku. Namun di tengah perjalanan, kapal mengalami kebocoran serius yang menyebabkan lambung kapal terisi air dan akhirnya tenggelam.
Diduga Akibat Benturan dengan Tunggul Kayu
Menurut keterangan resmi dari Kepala Seksi Humas Polres Nunukan, Ipda Zainal Yusuf, kebocoran lambung kapal diduga kuat disebabkan oleh benturan dengan tunggul kayu yang tersembunyi di bawah permukaan air sungai.
“Kapal membawa sembako campuran dengan satu nakhoda dan empat anak buah kapal (ABK). Beruntung, seluruh awak kapal selamat,” ujar Zainal saat dikonfirmasi, Kamis.
Ipda Zainal menjelaskan, sebagian barang muatan berhasil diselamatkan, namun sebagian besar lainnya tenggelam bersama kapal. Evakuasi muatan yang masih bisa diselamatkan dilakukan sejak Rabu pagi dan masih berlangsung hingga saat ini.
Evakuasi Bertahap, Fokus pada Keselamatan
Polres Nunukan langsung mengerahkan personel ke lokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi dan pengamanan area. Mengingat kondisi arus sungai yang cukup deras dan minimnya pencahayaan saat malam hari, proses evakuasi dilakukan secara bertahap dan hati-hati.
“Proses evakuasi masih berlangsung. Kami fokus meminimalkan kerugian dan memastikan keselamatan semua pihak,” tambah Zainal.
Hingga Kamis pagi, upaya penyelamatan terus dilakukan oleh tim gabungan, termasuk dari pihak pemilik kapal dan aparat kepolisian. Meski seluruh awak kapal selamat tanpa luka berarti, kerugian material yang dialami akibat sembako yang tenggelam cukup besar. Beberapa barang yang masih bisa diselamatkan segera dipindahkan ke kapal cadangan untuk melanjutkan pengiriman ke Sebuku.
Muatan untuk Kebutuhan Pokok Masyarakat
Sembako yang diangkut kapal terdiri dari berbagai kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung, mie instan, serta bahan kebutuhan rumah tangga lainnya. Barang-barang tersebut rencananya akan didistribusikan ke toko-toko dan pedagang di Kecamatan Sebuku yang sangat bergantung pada pasokan logistik dari pusat kota Nunukan.
Kerugian yang mencapai Rp 1 miliar tersebut tidak hanya berdampak pada pemilik kapal dan distributor, tetapi juga berpotensi mempengaruhi ketersediaan bahan pokok di wilayah tujuan. Kecamatan Sebuku merupakan salah satu daerah terpencil di Kalimantan Utara yang sebagian besar akses logistiknya hanya bisa dilalui lewat jalur sungai.
Pihak Berwenang Selidiki Penyebab Karamnya Kapal
Sementara itu, Polres Nunukan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab karamnya kapal. Dugaan awal mengarah pada benturan dengan tunggul kayu yang tidak terlihat saat pelayaran, namun pihak berwenang belum memastikan apakah ada unsur kelalaian atau kondisi teknis kapal yang turut menjadi faktor.
“Kami masih melakukan penyelidikan terhadap kondisi kapal sebelum berangkat dan apakah sudah memenuhi standar keselamatan pelayaran. Keterangan dari nahkoda dan ABK juga sedang kami himpun,” jelas Zainal.
Langkah Pencegahan Diperlukan
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya sistem navigasi yang andal dan pengawasan lebih ketat terhadap jalur pelayaran sungai di wilayah Kalimantan Utara. Jalur air yang masih dipenuhi tunggul kayu dan minim rambu-rambu navigasi menjadi ancaman serius bagi kapal pengangkut barang maupun penumpang.
Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan segera melakukan pemetaan ulang terhadap jalur sungai yang rawan bahaya serta menyediakan sistem peringatan dini atau rambu pelayaran agar kejadian serupa tidak terulang.