Petani

Pemkab Sumbawa Minta Mitra Swasta Bantu Serap Jagung Petani, Harga Diminta Tak Turun di Bawah Rp4.500 per Kg

Pemkab Sumbawa Minta Mitra Swasta Bantu Serap Jagung Petani, Harga Diminta Tak Turun di Bawah Rp4.500 per Kg
Pemkab Sumbawa Minta Mitra Swasta Bantu Serap Jagung Petani, Harga Diminta Tak Turun di Bawah Rp4.500 per Kg

JAKARTA — Pemerintah Kabupaten Sumbawa tengah menggalang dukungan dari mitra swasta untuk membantu menyerap hasil panen jagung petani lokal. Hal ini dilakukan menyusul kekhawatiran akan anjloknya harga jagung di tengah panen raya yang menghasilkan surplus besar.

Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, secara tegas meminta kepada para mitra bisnis swasta, khususnya yang memiliki fasilitas gudang, agar segera membantu membeli jagung dari para petani dengan harga minimum Rp4.500 per kilogram, menyesuaikan dengan Kadar Air (KA) sebagaimana yang ditetapkan dalam Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

“Kami berharap mitra bisnis swasta bisa segera membeli jagung dari para petani tidak boleh kurang dari Rp4.500 per kilogram dengan menyesuaikan dengan kadar air berdasarkan HPP yang telah ditetapkan pemerintah,” tegas Haji Jarot saat memberikan keterangan.

Produksi Jagung Capai Ratusan Ribu Ton, Bulog Kewalahan

Berdasarkan proyeksi Pemkab Sumbawa, hasil panen raya tahun ini sangat besar. Data sementara menunjukkan potensi produksi jagung mencapai 504.000 ton, dan jumlah itu diperkirakan meningkat hingga 640.000 ton hingga akhir tahun, karena sebagian petani masih melakukan tanam dua hingga tiga kali dalam setahun.

Namun, tingginya volume produksi ini menimbulkan kekhawatiran baru: keterbatasan daya tampung dan kemampuan penyerapan pemerintah, khususnya Perum Bulog.

“Kalau kita hitung sampai akhir tahun, total produksi jagung kita bisa mencapai 640.000 ton. Yang menjadi catatan, jagung itu akan kita bawa ke mana?” ujarnya.

Haji Jarot mengungkapkan bahwa Bulog hanya diberikan kuota penyerapan 23.000 ton, atau kurang dari 10 persen dari total produksi. Lebih lanjut, Bulog saat ini masih memiliki stok sisa jagung tahun 2024 sebanyak 26.000 ton yang belum terjual, sehingga kapasitas gudang hanya tersisa sekitar 10.000 ton.

“Saat ini Bulog juga masih memiliki jagung yang terserap tahun 2024 lalu yang belum terjual sebanyak 26.000 ton. Akibatnya, space yang tersedia di gudang Bulog tinggal 10.000 ton saja,” ungkapnya.

Harapan pada Mitra Swasta dan Strategi Pemerintah Daerah

Dengan kondisi tersebut, Pemkab Sumbawa tidak bisa hanya mengandalkan Bulog sebagai pihak penyerap. Pemerintah daerah kini bergantung pada kolaborasi dengan mitra swasta, baik perusahaan agribisnis maupun distributor jagung, agar harga tetap stabil dan petani tidak merugi.

“Jadi, kita berharap mitra swasta ini bisa membantu pemerintah karena produksi jagung kita sangat melimpah, dan tidak mungkin juga hanya mengandalkan Bulog karena sangat terbatas,” kata Haji Jarot.

Sebagai bagian dari solusi jangka pendek, Pemkab Sumbawa juga akan melakukan identifikasi terhadap gudang-gudang swasta yang bisa difungsikan sebagai tempat penyimpanan sementara, sembari menyiapkan pembangunan gudang penyimpanan milik pemerintah sendiri.

“Kami juga akan bekerja sama dengan Pelindo untuk membantu proses kelancaran pengangkutan dan pengiriman jagung. Sementara untuk pengawalan dan pengamanan akan dilakukan oleh pihak Kepolisian,” imbuhnya.

Petani Diminta Panen Sesuai Usia Ideal Tanaman

Selain meminta dukungan swasta, Haji Jarot juga mengimbau kepada para petani untuk tidak terburu-buru memanen jagung. Ia menyarankan agar panen dilakukan setelah umur tanaman minimal 115 hari, untuk memastikan kadar air jagung berada dalam batas aman.

“Kami meminta kepada petani untuk sabar dalam melakukan panen supaya jagungnya bisa langsung diambil oleh mitra termasuk Bulog. Karena jika buru-buru, jagungnya cepat rusak,” jelasnya.

Hal ini penting agar jagung yang dipanen tidak mengalami kerusakan dan dapat terserap secara optimal oleh pembeli.

Komitmen Pemerintah Lindungi Petani

Langkah-langkah yang diambil Pemkab Sumbawa ini merupakan bentuk komitmen dalam melindungi kesejahteraan petani jagung sebagai salah satu pilar ekonomi daerah. Diketahui, jagung menjadi komoditas unggulan Sumbawa dan telah berkontribusi besar terhadap pendapatan petani dan ketahanan pangan daerah.

Dengan dukungan dari sektor swasta dan rencana pembangunan infrastruktur penyimpanan ke depan, pemerintah optimistis bisa menjaga kestabilan harga dan distribusi jagung meskipun produksi meningkat tajam.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index