JAKARTA — Pemerintah dan pengelola Taman Krida Budaya Kota Malang mulai menata ulang kawasan tersebut dengan mengubahnya menjadi sentra kuliner dan pusat kegiatan kebudayaan. Langkah ini diambil setelah kawasan trotoar di depan taman dibersihkan dari para pedagang kaki lima (PKL), guna menciptakan tata ruang kota yang lebih tertib dan mendukung sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mempercantik wajah taman, tetapi juga menghidupkan kembali fungsinya sebagai ruang publik yang nyaman dan strategis bagi masyarakat. Dalam beberapa bulan terakhir, sekitar 15 pedagang telah direlokasi ke dalam area taman, menggantikan lapak mereka sebelumnya yang menempati trotoar di Jalan Soekarno-Hatta.
Penataan Ulang untuk Pusat Kuliner Strategis
Menurut Hendra Surya, pengelola Taman Krida Budaya, relokasi pedagang ke dalam taman adalah bagian dari strategi menata kawasan secara menyeluruh serta memberikan ruang usaha yang lebih layak bagi pelaku UMKM. Ia menyebut bahwa kawasan ini memang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kuliner.
“Banyak pelaku UMKM yang justru berpikir, kenapa tidak dari dulu pindah ke dalam. Karena ternyata potensinya cukup bagus,” ujar Hendra. Ia menambahkan bahwa omzet para pedagang bahkan mulai meningkat hingga 20 persen sejak relokasi dilakukan.
Lokasi Strategis dan Potensi Wisata Tinggi
Taman Krida Budaya memang memiliki letak strategis, berada di jalur utama penghubung Kota Malang dan Kota Batu. Selain itu, taman ini juga dekat dengan pusat perbelanjaan dan bioskop, menjadikannya tempat yang ramai dilalui wisatawan maupun warga lokal, terutama pada akhir pekan.
“Banyak wisatawan yang melintas. Ini aset Pemprov yang bisa dinikmati masyarakat,” imbuh Hendra. Selain itu, penataan ini juga berhasil mengurai kemacetan yang sebelumnya sering terjadi di Jalan Soekarno-Hatta akibat aktivitas perdagangan di trotoar.
Antusiasme Pengunjung Jadi Tolak Ukur Keberhasilan
Selama bulan Ramadan lalu, antusiasme masyarakat terhadap keberadaan pedagang di area taman terlihat jelas. Dalam pelaksanaan Pasar Ramadan, lebih dari 1.000 pengunjung memadati taman setiap hari. Bahkan, transaksi di pasar takjil Taman Krida Budaya sempat menembus Rp100 juta per hari, menandakan besarnya potensi ekonomi di kawasan tersebut.
Fenomena ini menjadi tolak ukur bahwa taman tersebut dapat menjadi ruang publik yang hidup dan produktif, jika dikelola secara tepat dan berkelanjutan.
Pengembangan Bertahap, Fokus pada UMKM Eksisting
Untuk sementara waktu, pengelola masih akan memaksimalkan keberadaan para pedagang yang telah direlokasi, sebelum membuka kesempatan bagi UMKM baru untuk bergabung. Fokus utama saat ini adalah memastikan kenyamanan dan kelancaran operasional para pedagang yang sudah ada.
“Saat akhir pekan, pengunjung semakin banyak. Banyak keluarga yang datang, apalagi setelah nonton di bioskop, mereka mampir makan di sini,” terang Hendra.
Kombinasi Kuliner dan Kegiatan Seni Budaya
Selain menjadi sentra kuliner, pengelola juga berencana menghidupkan kembali aktivitas seni dan kebudayaan di taman ini. Akan digelar pertunjukan rutin dengan melibatkan komunitas seni lokal. Inisiatif ini diharapkan dapat menambah daya tarik taman sekaligus memberi ruang apresiasi seni kepada masyarakat luas.
“Kami akan bekerja sama dengan para seniman untuk menyelenggarakan pertunjukan seni secara rutin. Ini untuk menghidupkan suasana dan menjadikan taman ini sebagai pusat kegiatan budaya,” ujar Hendra.
Dilirik Investor, Jadi Daya Tarik Baru Kota Malang
Dengan potensi yang besar dan lokasi strategis, kawasan Taman Krida Budaya juga mulai menarik minat investor. Beberapa pihak, termasuk investor lokal, serta dari Amerika dan Tiongkok, dikabarkan tengah melirik area sekitar taman untuk pengembangan properti, termasuk pembangunan hotel.
Transformasi Taman Krida Budaya menjadi pusat kuliner dan budaya tidak hanya memberi peluang ekonomi bagi pelaku UMKM, tetapi juga menjadi contoh sukses kolaborasi antara penataan kota dan pemberdayaan ekonomi lokal. Jika dikelola berkelanjutan, taman ini dapat menjadi salah satu ikon wisata kuliner dan budaya di Kota Malang yang mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif secara bersamaan.
Dengan pendekatan yang terintegrasi antara tata ruang, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian budaya, Taman Krida Budaya tengah menuju wajah baru sebagai ruang publik aktif yang inklusif dan menarik, sekaligus menjadi penopang ekonomi warga sekitar.