Petani

Pemerintah Bangun Jembatan Darurat Talunbrak untuk Petani dan Anak Sekolah Selama Proyek Rp14,9 Miliar Berlangsung

Pemerintah Bangun Jembatan Darurat Talunbrak untuk Petani dan Anak Sekolah Selama Proyek Rp14,9 Miliar Berlangsung
Pemerintah Bangun Jembatan Darurat Talunbrak untuk Petani dan Anak Sekolah Selama Proyek Rp14,9 Miliar Berlangsung

JAKARTA – Warga Dusun Talunbrak, Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, kini bisa sedikit bernapas lega setelah jembatan darurat mulai dibangun menyusul pembongkaran Jembatan Talunbrak yang rusak akibat banjir sejak akhir 2021 lalu. Jembatan darurat ini diperuntukkan bagi petani dan anak-anak sekolah agar tetap memiliki akses vital selama proyek pembangunan jembatan permanen berlangsung.

Jembatan Talunbrak yang membentang sepanjang 60 meter di atas Kali Lamong merupakan satu-satunya jalur penghubung warga Dusun Talunbrak—kampung terpencil dengan sekitar 90 kepala keluarga atau 400 jiwa—ke pusat pemerintahan desa serta wilayah Mojokerto lainnya. Sebagian besar warga merupakan petani yang menggarap lahan di sisi selatan sungai, dan banyak anak-anak yang harus menyebrangi sungai untuk bersekolah dari jenjang TK hingga SMA.

Jembatan Lama Dirobohkan, Warga Diberi Akses Sementara

Proyek pembangunan jembatan baru dimulai dengan pembongkaran total jembatan lama sejak Jumat (11/4/2025). Selama masa konstruksi, jembatan darurat kini dibangun di sisi timur jembatan yang lama, menggunakan pilar lama dan lantai dari papan kayu.

“Sekarang masih dibuatkan jembatan darurat, Insyaallah besok sudah bisa dilewati,” ujar Kepala Dusun Talunbrak, Suwadi.

Menurut Suwadi, akses darurat ini memang tidak bisa digunakan untuk kendaraan bermotor. Selain struktur jembatan yang sederhana, kondisi tanah di sekitarnya masih labil. Namun, bila memasuki musim kemarau, ia berharap akses tersebut bisa mulai dilalui kendaraan roda dua.

“Kalau motor tidak bisa lewat karena tanahnya juga jeblok dan jembatannya tidak terlalu permanen, kecuali kalau mulai bulan 6 nanti sudah kemarau, mungkin bisa dibuat untuk motor,” jelasnya.

Akses Vital untuk Pendidikan dan Ekonomi Warga

Pembangunan jembatan darurat ini menjadi krusial, mengingat warga tak punya alternatif jalur yang dekat untuk menyeberang. Jika tidak melewati jembatan ini, warga harus memutar jauh melalui wilayah Balongpanggang, Gresik, yang membutuhkan waktu dan biaya lebih besar. Kondisi ini sempat memaksa beberapa warga nekat menerobos sungai demi aktivitas sehari-hari.

“Kami berharap pembangunan jembatan ini bisa segera tuntas sehingga bisa dipakai kebutuhan akses warga,” harap Suwadi.

Proyek Senilai Rp14,9 Miliar, Ditargetkan Rampung 8 Bulan

Pembangunan Jembatan Talunbrak yang baru merupakan proyek infrastruktur yang didanai dari hibah pemerintah pusat dengan total anggaran mencapai Rp14,9 miliar. Proyek ini ditargetkan rampung dalam waktu delapan bulan ke depan. Nantinya, jembatan akan dibangun dengan lebar 6 meter, memungkinkan dilintasi oleh kendaraan roda empat dalam dua jalur berlawanan.

Pembangunan jembatan ini bukan hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga menyangkut akses pendidikan, kesehatan, dan perekonomian warga pedesaan. Dengan desain jembatan baru yang lebih modern dan kapasitas lebih besar, mobilitas warga diprediksi akan meningkat secara signifikan, terutama untuk distribusi hasil pertanian dan kegiatan sehari-hari lainnya.

Aspirasi Warga Butuh Akses Permanen yang Aman

Selama lebih dari dua tahun sejak rusaknya jembatan akibat banjir, warga Talunbrak hidup dalam keterbatasan akses. Meskipun sabar menunggu, kebutuhan jembatan darurat tetap mendesak, terutama bagi anak-anak sekolah dan para petani yang menggantungkan hidup dari sawah di seberang sungai.

Situasi ini menjadi cermin pentingnya pembangunan infrastruktur dasar yang merata dan tanggap terhadap kondisi geografis serta kebutuhan sosial-ekonomi warga desa.

Dengan dimulainya proyek jembatan dan tersedianya jalur darurat, harapan warga Dusun Talunbrak kini mulai terbuka. Mereka menantikan hari ketika bisa melintas dengan aman dan nyaman, tanpa harus bertaruh nyawa atau waktu tempuh yang jauh. Pemerintah pun diharapkan tetap konsisten dalam penyelesaian proyek sesuai target waktu dan kualitas.

Jembatan Talunbrak bukan sekadar konstruksi besi dan beton. Ia menjadi simbol konektivitas, pendidikan, dan masa depan bagi ratusan warga yang selama ini hidup dalam keterisolasian. Kini, mereka menanti hari di mana tak ada lagi anak sekolah yang harus bertelanjang kaki menyusuri sungai, atau petani yang harus berhenti bekerja karena akses terputus.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index