JAKARTA — Pemerintah Indonesia terus memperkuat kerja sama internasional guna memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dalam ajang CEO Forum Indonesia-Qatar yang digelar di Doha, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan bahwa forum ini memiliki potensi besar untuk menarik investasi sektor perumahan dari Qatar, khususnya untuk mendukung Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan pemerintah.
Forum bisnis tingkat tinggi ini merupakan hasil inisiasi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Anindya Bakrie, dan menjadi panggung strategis untuk menjajaki kemitraan antara pelaku usaha Indonesia dan Qatar di berbagai sektor, salah satunya perumahan.
“Beberapa hal potensi yang dibahas dalam CEO Forum Indonesia-Qatar ini tentunya adalah investasi di sektor perumahan,” kata Maruarar Sirait atau akrab disapa Ara.
Qatar Tertarik Dukung Pembangunan Hunian Rakyat
Dalam forum tersebut, Menteri Ara mengungkapkan bahwa Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) strategis dengan investor asal Qatar, Qilaa International Group yang dipimpin Sheikh Abdul Aziz Al Thani. Kerja sama ini mencakup rencana pembangunan 1 juta unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia.
“Adanya investasi dari Qatar ini bukti kepercayaan terhadap Presiden Prabowo dari negara lain yang sangat tinggi,” ucap Ara.
Ara juga mengapresiasi peran strategis Satuan Tugas (Satgas) Perumahan yang dipimpin oleh Hashim Djojohadikusumo dalam mewujudkan langkah diplomasi investasi tersebut. Satgas ini dinilai berperan penting dalam membuka peluang kerja sama konkret, termasuk memfasilitasi dan mengakselerasi agenda penyediaan rumah bagi warga kurang mampu.
Dukungan Presiden Prabowo dan Insentif untuk MBR
Menteri Ara menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari implementasi arahan langsung Presiden Prabowo Subianto, yang mengamanatkan percepatan pemenuhan kebutuhan hunian nasional melalui Program 3 Juta Rumah. Program ini menargetkan pembangunan rumah layak dan terjangkau bagi MBR, sebagai upaya mengatasi backlog perumahan yang saat ini masih tinggi.
“Kami siap melaksanakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong penyediaan rumah bagi masyarakat Indonesia dengan Program 3 Juta Rumah,” tegas Ara.
Pemerintah, lanjut Ara, telah menyiapkan berbagai bentuk kemudahan dan insentif guna menarik minat investor dan memperlancar pelaksanaan proyek. Termasuk di antaranya penyederhanaan perizinan, skema pembiayaan kreatif, hingga jaminan hukum bagi investor asing yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan rumah rakyat.
Momentum Strategis di Tengah Tantangan Perumahan Nasional
Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan perumahan nasional. Berdasarkan data Kementerian PKP, terdapat backlog perumahan lebih dari 12 juta unit, dengan mayoritas berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan demikian, masuknya investasi dari Qatar menjadi angin segar yang membuka peluang penyediaan hunian secara massal dan terintegrasi. Selain itu, kerja sama ini juga membuka ruang kolaborasi teknologi konstruksi, tata kota, dan pendanaan inovatif dari Timur Tengah ke Indonesia.
Forum ini sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai mitra strategis yang mampu menarik kepercayaan global, khususnya dari negara-negara kawasan Teluk yang tengah gencar mendiversifikasi investasi mereka ke sektor non-migas.
KADIN Dukung Lima Pilar Kerja Sama Strategis
Sebagai penggagas forum, KADIN Indonesia dan KADIN Qatar (QCCI) juga membahas lima pilar kerja sama strategis, termasuk bidang perumahan, infrastruktur, energi, perdagangan, dan pariwisata. Kolaborasi ini tidak hanya menyasar sektor swasta, tetapi juga mendorong penguatan hubungan antarpemerintah melalui investasi jangka panjang.
Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie, menyampaikan bahwa CEO Forum ini bertujuan mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi serta memperkuat peran Indonesia di kancah ekonomi global.