Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto Minta Waktu Temui Donald Trump Bahas Tarif Impor AS terhadap Indonesia

Presiden Prabowo Subianto Minta Waktu Temui Donald Trump Bahas Tarif Impor AS terhadap Indonesia
Presiden Prabowo Subianto Minta Waktu Temui Donald Trump Bahas Tarif Impor AS terhadap Indonesia

JAKARTA  – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tengah mengupayakan pertemuan langsung dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, guna membahas kebijakan tarif impor yang belakangan diumumkan oleh Negeri Paman Sam. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diplomasi ekonomi Indonesia untuk melindungi kepentingan nasional di tengah meningkatnya tensi dagang global.

Dalam kunjungannya ke Turki, Prabowo menyatakan bahwa dirinya telah mengajukan permintaan resmi untuk bisa bertatap muka langsung dengan Presiden Trump dalam waktu dekat.

"Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan," kata Presiden Prabowo kepada awak media.

Keinginan Prabowo untuk bertemu langsung dengan pemimpin negara adidaya tersebut muncul setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif impor baru yang berdampak luas terhadap mitra dagangnya, termasuk Indonesia. Dalam kebijakan yang diumumkan pada awal April, tarif impor AS terhadap barang dari sejumlah negara ditingkatkan secara signifikan. Indonesia disebutkan terkena tarif baru sebesar 32 persen.

Langkah ini adalah bagian dari kebijakan proteksionis Donald Trump untuk menekan defisit perdagangan AS. Selain Indonesia, negara-negara besar seperti China dan Uni Eropa juga terdampak dengan tarif tinggi atas produk ekspor mereka ke Amerika Serikat. Trump menyatakan kebijakan ini diperlukan untuk “menghapus defisit perdagangan antara AS dan negara-negara mitranya.”

Menanggapi situasi tersebut, Presiden Prabowo memilih jalur negosiasi, bukan konfrontasi. Ia berharap agar konflik dagang global, khususnya antara AS dan China, dapat menemukan titik temu yang menguntungkan bagi semua pihak.

"Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap," ujar Prabowo menanggapi perkembangan perang dagang antara AS dan China yang kembali memanas.

Sebagai informasi, China telah membalas kebijakan Trump dengan menaikkan tarif terhadap barang-barang impor dari AS hingga mencapai 125 persen dari sebelumnya 84 persen. Sementara itu, AS sendiri menerapkan tarif kumulatif hingga 145 persen terhadap barang-barang asal Tiongkok.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pendekatan diplomasi yang ditempuh Presiden Prabowo merupakan strategi yang tepat, mengingat posisi Amerika Serikat sebagai salah satu mitra strategis utama Indonesia dalam sektor perdagangan dan investasi.

“Presiden memberikan arahan agar kita tidak mengambil langkah konfrontatif, melainkan menempuh jalur diplomasi ekonomi melalui negosiasi,” ujar Airlangga.

Senada dengan Airlangga, Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengonfirmasi bahwa Indonesia telah mengajukan permintaan resmi untuk pertemuan bilateral antara Prabowo dan Donald Trump bahkan sebelum tarif diberlakukan.

“Kita sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan Presiden Trump beberapa waktu sebelum kebijakan tarif diumumkan. Ini tentunya dalam kaitan dengan hubungan bilateral kedua negara,” ungkap Menlu Sugiono di Ankara, Turki.

Sugiono menambahkan, pihaknya juga telah menugaskan tim khusus dari Kementerian Luar Negeri RI untuk berangkat ke Washington guna membahas dan menegosiasikan persoalan tarif impor ini secara lebih teknis.

“Kalau dari tim, saya kira sudah ada yang akan juga berangkat ke sana,” tegas Sugiono.

Hingga kini, belum ada kepastian terkait jadwal pertemuan antara Presiden Prabowo dan Donald Trump. Namun, diplomasi aktif yang dijalankan pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusan dalam menjaga stabilitas hubungan bilateral sekaligus melindungi daya saing produk dalam negeri di pasar internasional.

Kebijakan tarif impor AS yang baru tidak hanya mengancam sektor perdagangan, tetapi juga berpotensi memukul UMKM serta pelaku ekspor nasional yang menggantungkan akses ke pasar Amerika.

Dengan pertemuan bilateral yang sedang diupayakan, Indonesia berharap bisa mendorong negosiasi tarif yang lebih adil dan saling menguntungkan. Langkah ini sekaligus mencerminkan komitmen Presiden Prabowo dalam menjaga kedaulatan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index