JAKARTA — Antrean panjang calon pembeli emas logam mulia Antam terlihat di Butik Emas Logam Mulia Setiabudi One, Kuningan, Jakarta Selatan, selama tiga hari terakhir. Pada Sabtu, 12 April 2025, lebih dari 270 orang terpantau sudah mengambil nomor antrean untuk mendapatkan produk emas Antam, yang semakin diminati di tengah tren harga yang meroket.
Pantauan langsung di lokasi pada pagi hari menunjukkan antrean mengular hingga ke teras depan butik. Beberapa pembeli bahkan telah mendatangi lokasi sejak sebelum toko dibuka demi mendapatkan giliran lebih awal.
“Saya datang sekitar pukul 07.00 WIB tadi, ini baru selesai transaksinya,” ujar Sayid Rahman, salah satu pembeli yang ditemui di depan butik emas sekitar pukul 09.37 WIB.
Emas Jadi Alternatif Menabung dan Investasi
Sayid, seorang perantau asal Lampung, mengaku telah menabung dalam bentuk emas sejak lima tahun terakhir. Baginya, investasi dalam bentuk logam mulia merupakan pilihan aman dan stabil, terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Pembelian ini permintaan dari istri, memang sudah lima tahun terakhir kami pilih emas sebagai tabungan. Sambil menabung juga,” jelas Sayid.
Fenomena investasi emas kini tidak hanya digandrungi kalangan berpengalaman, tetapi juga menyasar generasi muda yang mulai melirik logam mulia sebagai alternatif tabungan dan investasi jangka panjang.
Salah satu contohnya adalah Putri Ginanti, perempuan berusia 28 tahun yang baru pertama kali membeli emas di butik tersebut. Putri menyebut keputusan membeli emas muncul setelah menerima rezeki tambahan saat momen Lebaran lalu.
“Saya masih baru, kebetulan ada sedikit rezeki saat Lebaran kemarin. Jadi saya tertarik buat membeli emas saja,” kata Putri, yang mengantongi nomor antrean A218 dan datang ke lokasi sekitar pukul 09.00 WIB.
Antam: Produsen Emas BUMN dengan Citra Terpercaya
Produk emas logam mulia yang diburu pembeli tersebut merupakan produksi dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan dan bisnis logam mulia.
Sebagai salah satu produsen emas paling terpercaya di Indonesia, Antam menyediakan emas batangan dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram. Produk emas Antam juga dikenal karena memiliki sertifikasi dan tingkat kemurnian tinggi, sehingga banyak dipilih sebagai bentuk investasi jangka panjang.
Merujuk situs resmi PT Antam Tbk, harga emas logam mulia per 12 April 2025 terpantau mengalami kenaikan signifikan. Untuk emas seberat 0,5 gram dibanderol seharga Rp1.002.000, sementara emas seberat 1.000 gram atau 1 kilogram mencapai Rp1.844.600.000. Perlu dicatat, harga tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 0,25 persen.
Kenaikan Harga Emas Didorong Faktor Global
Kenaikan minat pembeli terhadap emas Antam ini tak lepas dari tren global yang menunjukkan lonjakan harga emas dalam beberapa pekan terakhir. Para analis memprediksi harga emas masih akan terus merangkak naik, terutama jika ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah semakin meningkat.
Sejumlah ekonom menyebut emas sebagai "safe haven" atau aset perlindungan, yang cenderung diburu investor saat situasi ekonomi dan politik dunia tak menentu.
Dalam laporan sebelumnya, harga emas dunia telah mendekati rekor tertingginya, mendorong para investor ritel maupun institusional untuk mengamankan portofolio mereka dengan membeli emas fisik.
Pasar Ritel Emas Makin Bergairah
Antrean di Butik Emas Logam Mulia Setiabudi One menjadi bukti bahwa minat masyarakat terhadap emas fisik terus meningkat, terutama di tengah ketidakstabilan nilai tukar dan ketidakpastian inflasi. Penjualan emas di gerai-gerai resmi pun diperkirakan akan terus melonjak dalam beberapa minggu ke depan, terlebih menjelang momen-momen penting seperti Hari Raya atau tahun ajaran baru.
Dengan harga yang terus merangkak naik dan citra sebagai investasi aman, emas Antam tetap menjadi pilihan utama masyarakat dari berbagai latar belakang—baik pemula maupun investor lama.
Antrean panjang di Setiabudi One tampaknya menjadi cerminan semangat masyarakat Indonesia dalam menjaga nilai uangnya melalui instrumen yang dianggap lebih tahan terhadap gejolak. Pemerintah dan pelaku industri emas diharapkan bisa menjaga stabilitas pasokan dan harga di tengah permintaan yang terus tumbuh.
