Perbankan

NPL Perbankan Naik Jadi 2,22% pada Februari 2025, OJK Tegaskan Stabilitas Tetap Terjaga

NPL Perbankan Naik Jadi 2,22% pada Februari 2025, OJK Tegaskan Stabilitas Tetap Terjaga
NPL Perbankan Naik Jadi 2,22% pada Februari 2025, OJK Tegaskan Stabilitas Tetap Terjaga

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya peningkatan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) di sektor perbankan nasional pada Februari 2025. NPL gross tercatat naik menjadi 2,22%, sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 2,18%.

Dalam Laporan Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang digelar Jumat (11/4/2025), disebutkan bahwa meskipun ada kenaikan secara bulanan, OJK menilai kondisi sektor perbankan secara umum masih dalam keadaan terjaga dan sehat. Hal ini juga terlihat dari rasio NPL net yang tercatat sebesar 0,81% pada Februari 2025, naik tipis dibandingkan 0,79% pada Januari.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa angka NPL dan Loan at Risk (LAR) tetap terkendali dan menunjukkan tren positif jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Meskipun meningkat dari bulan sebelumnya, rasio NPL growth dan LAR menurun dari posisi Februari 2024 masing-masing sebesar 2,35% dan 11,56%,” ungkap Dian.

Rasio Loan at Risk Stabil, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Lebih lanjut, OJK juga mencatat bahwa rasio kredit dalam risiko atau Loan at Risk (LAR) relatif stabil pada Februari 2025, yakni sebesar 9,77%. Angka ini hanya sedikit naik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,72%. Yang menarik, rasio ini justru sudah berada di bawah level sebelum pandemi Covid-19, yaitu 9,93% pada Desember 2019.

Stabilitas LAR ini menandakan kualitas aset perbankan nasional berada dalam tren positif dan mencerminkan kemampuan bank dalam menjaga risiko kredit secara lebih baik di tengah dinamika ekonomi yang terjadi, baik di dalam maupun luar negeri.

CAR Masih Kuat, Jadi Bantalan Risiko yang Andal

Selain NPL dan LAR, OJK juga menyoroti tingkat kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang masih terjaga tinggi. Pada Februari 2025, CAR perbankan tercatat sebesar 26,98%, sedikit turun dari posisi Januari yang berada di angka 27,01%.

Meski mengalami penurunan tipis, angka ini tetap mencerminkan kekuatan modal perbankan nasional dalam menghadapi tekanan ekonomi global, termasuk dampak dari ketidakpastian suku bunga global, ketegangan geopolitik, dan dinamika ekonomi regional.

“Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global,” kata Dian Ediana Rae menegaskan pentingnya CAR dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Implikasi terhadap Kredit dan Stabilitas Sistem Keuangan

Kondisi makroekonomi Indonesia yang cukup stabil pada awal 2025 turut membantu menjaga kinerja perbankan. Kenaikan tipis pada rasio NPL tidak serta merta menjadi sinyal bahaya, melainkan menjadi bagian dari dinamika normal dalam aktivitas kredit, terutama pasca musim libur dan peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat.

Perbankan nasional juga terus diarahkan untuk memperkuat prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, sekaligus didorong untuk mendukung pembiayaan sektor-sektor produktif. OJK menegaskan bahwa pemantauan secara berkala akan terus dilakukan guna memastikan bahwa risiko kredit tetap terkendali dan tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional.

Peran Strategis OJK dan Harapan ke Depan

Di tengah kondisi global yang masih belum sepenuhnya stabil, peran OJK menjadi semakin vital dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan. Melalui pendekatan pengawasan yang adaptif dan berbasis risiko, OJK berharap sektor perbankan tetap menjadi motor utama pemulihan ekonomi nasional.

Peningkatan rasio NPL yang masih dalam batas aman juga mencerminkan kemampuan industri perbankan dalam melakukan manajemen risiko dan restrukturisasi kredit secara efektif.

Dengan CAR yang solid dan LAR yang terus membaik, industri perbankan Indonesia diperkirakan akan tetap resilien dan mampu menghadapi tantangan di tahun 2025 ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index