BANK

Allo Bank Bagikan Dividen Rp 233,4 Miliar dari Laba 2024, Cetak Kinerja Positif dan Jaga Kualitas Kredit

Allo Bank Bagikan Dividen Rp 233,4 Miliar dari Laba 2024, Cetak Kinerja Positif dan Jaga Kualitas Kredit
Allo Bank Bagikan Dividen Rp 233,4 Miliar dari Laba 2024, Cetak Kinerja Positif dan Jaga Kualitas Kredit

JAKRTA — PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo Bank) resmi membagikan dividen tunai sebesar Rp 233,4 miliar kepada para pemegang saham, sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis, 10 April 2025. Angka ini setara dengan 50% dari laba bersih perseroan pada tahun buku 2024, sekaligus menjadi momen bersejarah karena merupakan pertama kalinya Allo Bank membagikan dividen sejak IPO.

Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyatakan bahwa pembagian dividen ini merupakan wujud apresiasi kepada para pemegang saham atas dukungan yang telah diberikan, serta mencerminkan soliditas kinerja perseroan selama tahun 2024.

“Pembagian dividen ini sebagai nilai tambah kepada seluruh stakeholder bank,” kata Indra dalam konferensi pers usai RUPST.

Dividen dan Penguatan Modal

Dari total laba bersih tahun buku 2024, Rp 233,7 miliar lainnya ditetapkan sebagai laba ditahan untuk mendukung penguatan modal dan ekspansi usaha perseroan di masa mendatang. Sementara sisanya dialokasikan sebagai dana cadangan wajib sesuai regulasi.

Per akhir 2024, modal dasar Allo Bank tercatat sebesar Rp 4 triliun, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencapai 82,6%, menunjukkan ketahanan keuangan yang sangat kuat dan ruang ekspansi bisnis yang luas.

Kredit Tumbuh Tipis, NPL Tetap Terkendali

Dari sisi intermediasi keuangan, Allo Bank mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 7,47 triliun sepanjang tahun 2024, naik 1,24% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,38 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh segmen retail banking.

“Kredit ini didorong oleh segmen retail banking,” ujar Indra, menegaskan fokus bank terhadap pengembangan sektor ritel.

Meskipun pertumbuhan kredit tergolong konservatif, kualitas aset Allo Bank tetap terjaga dengan sangat baik. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) berada di tingkat 0,8% secara gross dan 0,4% secara net, jauh di bawah batas wajar industri perbankan nasional.

Indra juga menegaskan bahwa ke depan pihaknya akan tetap selektif dalam penyaluran kredit, guna mempertahankan kualitas aset dan meminimalkan risiko gagal bayar.

Liabilitas dan Inovasi Produk Digital

Di sisi pendanaan, Allo Bank mencatat basis liabilitas sebesar Rp 6,09 triliun yang menunjukkan pertumbuhan seiring dengan meningkatnya kepercayaan nasabah. Salah satu pendorong utama pertumbuhan dana pihak ketiga adalah produk unggulan Allo Grow, tabungan digital dengan bunga berjenjang dan fleksibilitas tinggi.

Allo Grow menunjukkan pertumbuhan signifikan, yakni tiga kali lipat dari sisi total saldo dan hampir dua kali lipat dari sisi jumlah pengguna sepanjang tahun 2024. Selain itu, transaksi harian nasabah juga meningkat sekitar 50%, berkat inovasi layanan digital dan beragamnya fitur yang ditawarkan oleh aplikasi Allo Bank.

“Kami melihat peningkatan signifikan dalam transaksi harian nasabah karena banyaknya use cases yang tersedia di platform Allo Bank,” jelas Indra.

Prospek Positif dan Fokus pada Digitalisasi

Ke depan, Allo Bank menegaskan akan terus memperkuat transformasi digital dan ekspansi layanan keuangan berbasis teknologi. Dengan dukungan modal kuat, portofolio kredit yang sehat, dan basis nasabah yang terus berkembang, perseroan optimistis dapat mempertahankan momentum positif ini di tahun 2025 dan seterusnya.

Langkah pembagian dividen ini dinilai sebagai sinyal kepercayaan diri Allo Bank terhadap keberlanjutan kinerja perusahaan. Selain memberikan imbal hasil kepada investor, kebijakan ini juga menunjukkan komitmen manajemen dalam menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan kepentingan pemegang saham.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index