Energi

Minyak Kena Imbas! Trump Ubah Peta Energi Global Lewat Kebijakan Tarif

Minyak Kena Imbas! Trump Ubah Peta Energi Global Lewat Kebijakan Tarif
Minyak Kena Imbas! Trump Ubah Peta Energi Global Lewat Kebijakan Tarif

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) telah merevisi turun proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global serta produksi minyak mentah domestik. Penyesuaian ini terkait dengan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang menambah ketidakpastian ekonomi global.​

Menurut laporan Prospek Energi Jangka Pendek yang dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Kamis (11/4/2025), permintaan minyak global diperkirakan tumbuh sebesar 900.000 barel per hari (bph) pada 2025. Angka ini lebih rendah 400.000 bph dibandingkan estimasi bulan sebelumnya.​

Harga minyak mentah AS telah turun lebih dari 15% pada April, mencapai level terendah dalam empat tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap prospek permintaan akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump.​Bloomberg Technoz

Sebelumnya, Trump mengumumkan jeda 90 hari untuk tarif resiprokal yang dikenakan pada puluhan negara, serta menaikkan bea masuk terhadap China. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia dapat merusak pertumbuhan global.​

EIA menyiapkan perkiraannya sebelum Trump memutuskan menunda tarif resiprokal. Badan ini sebelumnya menunda rilis laporan selama dua hari, dengan alasan perlunya menjalankan kembali modelnya untuk memperhitungkan perkembangan pasar terkini.​

Selain itu, harga minyak juga tertekan oleh rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi, yang menimbulkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan di pasar.​

Produksi minyak AS diperkirakan akan turun menjadi 13,56 juta bph tahun depan, sedikit lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 13,76 juta bph.​

Kebijakan perdagangan Trump menimbulkan keresahan di AS, terutama terkait dampaknya terhadap industri energi. Para eksekutif enggan meningkatkan pasokan minyak domestik, mengingat West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dari 20% sejak Trump dilantik kurang dari tiga bulan lalu.​

Berdasarkan survei Federal Reserve Bank of Dallas, harga minyak saat ini berkisar sekitar US$60 per barel, di bawah level yang dibutuhkan agar sumur-sumur baru mencapai titik impas.​

EIA juga memproyeksikan harga bensin akan mencapai rata-rata US$3,10 per galon pada puncak musim panas, saat penyuling minyak memperoleh sebagian besar keuntungan mereka. Angka ini 20 sen lebih rendah dari perkiraan terakhir dan merupakan biaya musim panas yang disesuaikan dengan inflasi terendah bagi pengemudi sejak 2020.​

Meskipun harga minyak yang lebih murah dapat menurunkan biaya input utama bagi penyulingan minyak di seluruh AS, prospek permintaan untuk perjalanan masih jauh dari pasti.​

Kutipan dari narasumber yang tersedia menunjukkan bahwa kebijakan tarif Trump telah menambah ketidakpastian di pasar energi, mempengaruhi harga minyak, dan menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index