JAKARTA - Fenomena melonjaknya harga gas LPG 3 kg di beberapa daerah, termasuk Yogyakarta dan Semarang, menarik perhatian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Dalam beberapa hari terakhir, harga eceran gas bersubsidi ini dilaporkan mencapai Rp28.000 hingga Rp35.000 per tabung, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kebijakan yang dibuat pemerintah terkait subsidi harus benar-benar dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan. "Anggaran yang berasal dari APBN ini harus dapat dinikmati oleh rakyat secara langsung. Jangan sampai ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan lebih dari kebijakan subsidi yang seharusnya membantu masyarakat kecil," ujar Bahlil saat mengadakan konferensi pers di Jakarta.
Pemerintah telah menetapkan HET untuk LPG 3 kg sebagai salah satu bentuk bantuan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, praktik penjualan nakal oleh sejumlah pedagang membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih tinggi dari yang seharusnya. Kondisi ini mengkhawatirkan, terutama bagi mereka yang sangat bergantung pada gas LPG 3 kg untuk keperluan sehari-hari.
Di Yogyakarta misalnya, gas LPG 3 kg seharusnya dijual dengan harga berkisar di Rp18.000 hingga Rp21.000 per tabung sesuai dengan aturan pemerintah. Namun, kenyataannya harga di lapangan bisa mencapai lebih dari Rp25.000. Kondisi serupa terjadi di Semarang, di mana harga gas yang sama dijual dengan harga sangat tinggi sehingga membebani masyarakat.
Menteri Bahlil menambahkan bahwa kenaikan ini tidak sejalan dengan misi pemerintah untuk meringankan beban masyarakat. "Kita harus memastikan distribusi dan penjualan LPG 3 kg ini tetap berada dalam koridor yang benar. Ada hukum yang mengatur tentang harga dan distribusi, dan hukum ini harus ditegakkan untuk melindungi masyarakat," tegasnya.
Tidak hanya di Yogyakarta dan Semarang, kenaikan harga ini dilaporkan juga terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia. Berdasarkan pengamatan lapangan dan laporan yang diterima Kementerian ESDM, banyak warga yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kg dengan harga yang wajar. Sejumlah warga bahkan mengaku kesulitan menemukan penjual yang menjual gas LPG dengan harga yang ditetapkan pemerintah, memaksa mereka membeli dengan harga lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ada banyak laporan yang masuk tentang adanya kelangkaan di beberapa wilayah. Ini lebih disebabkan oleh adanya penimbunan dan penjualan di atas HET yang dilakukan oknum nakal. Ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan harus segera ditindak," jelas Bahlil Lahadalia.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah siap mengambil tindakan tegas. Bahlil menegaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait untuk memastikan penegakan hukum bagi para pelaku penjualan nakal ini. "Kita tidak akan tinggal diam. Kami bekerja sama dengan kepolisian dan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan ketat serta operasi pasar jika diperlukan," tegasnya.
Pemerintah pun berencana untuk meningkatkan pengawasan distribusi dan penjualan LPG 3 kg dengan menggandeng Pertamina sebagai distributor utama. Pertamina diminta untuk lebih aktif memantau titik-titik distribusi dan melakukan intervensi jika ditemukan adanya pelanggaran harga oleh agen atau pengecer.
"Pertamina juga harus turun langsung ke lapangan untuk memastikan tidak ada permainan harga. Mereka harus bisa menjamin konsumen mendapatkan LPG 3 kg dengan harga yang wajar," tambah Bahlil.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia berharap bahwa langkah-langkah ini dapat menekan praktik penjualan nakal dan menstabilkan harga LPG 3 kg di pasaran, sehingga subsidi yang telah dialokasikan dapat benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkannya.
Selanjutnya, masyarakat juga diimbau untuk melaporkan jika menemukan penjualan LPG 3 kg di atas HET ke aparat setempat atau langsung ke Kementerian ESDM. "Partisipasi aktif dari masyarakat sangat penting. Laporan dari warga akan menjadi bahan yang sangat berharga bagi kami untuk menindaklanjuti dan mengambil tindakan yang tepat," pungkas Bahlil.
Dalam menghadapi persoalan ini, pemerintah berupaya keras untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan subsidi tepat sasaran, agar seluruh masyarakat, khususnya golongan menengah ke bawah, dapat merasakan manfaatnya dengan baik. Dengan komitmen bersama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, diharapkan permasalahan harga LPG 3 kg ini dapat segera teratasi.