Batu Bara

Warga Resah, Tumpahan Batu Bara Cemari Jalan Probolinggo: Polisi Minta Truk Gunakan Jalur Lingkar Utara

Warga Resah, Tumpahan Batu Bara Cemari Jalan Probolinggo: Polisi Minta Truk Gunakan Jalur Lingkar Utara
Warga Resah, Tumpahan Batu Bara Cemari Jalan Probolinggo: Polisi Minta Truk Gunakan Jalur Lingkar Utara

JAKARTA – Warga Kota Probolinggo, Jawa Timur, kembali dibuat resah akibat ceceran pasir dan batu bara yang bertebaran di sejumlah ruas jalan utama. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga membahayakan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor.

Insiden terbaru terjadi pada Selasa (8/4/2025), ketika material batu bara tampak berserakan di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Gatot Subroto. Hal ini mengundang keluhan warga, yang menyebut tumpahan material tersebut kerap terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Pengendara Motor Tergelincir karena Jalan Licin

Dio (28), warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, menjadi salah satu saksi yang melihat langsung dampak berbahaya dari tumpahan pasir tersebut. Ia mengatakan, seorang pengendara sepeda motor sempat jatuh akibat kondisi jalan yang menikung dan menjadi licin karena ceceran pasir batu bara.

“Pasirnya berjatuhan di jalanan. Bahkan, sempat membuat seorang pengendara motor jatuh karena kondisi jalan yang menikung dan licin,” ujar Dio saat ditemui di depan rumahnya, yang terletak di Jalan Gatot Subroto.

Menurut Dio, tumpahan serupa juga terjadi sehari sebelumnya, Senin (7/4/2025), di lokasi yang sama. Saat itu, material sempat dibersihkan oleh Tim Damkar Satpol PP Kota Probolinggo. Namun, pada kejadian kedua, tidak terlihat adanya upaya pembersihan, sehingga pasir hilang terbawa lalu lintas kendaraan yang melintas.

“Hari ini tidak ada pembersihan. Pasirnya hilang-hilang sendiri terbawa ban kendaraan yang lewat sepertinya,” imbuhnya.

Warga Minta Truk Batu Bara Tidak Lewat Jalan Kota

Dio menduga, ceceran berasal dari truk pengangkut pasir atau batu bara yang biasa melintas pada malam hari. Ia berharap, truk-truk semacam itu tidak lagi melintasi jalan perkotaan, dan diarahkan menggunakan Jalur Lingkar Utara (JLU) yang dinilai lebih aman dan tidak mengganggu warga.

“Kalau mau memuat batu bara, bisa lewat Jalur Lingkar Utara. Jangan lewat kota. Takutnya seperti ini, berjatuhan dan membahayakan,” kata Dio.

Hal senada diungkapkan Widarsono Titi, warga yang tinggal di sekitar Jalan Ahmad Yani. Ia mengaku telah dua hari melihat banyak tumpahan batu bara di jalanan, terutama di timur Perempatan Flora, yang berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan.

“Mengingat debu batu bara tidak baik untuk kesehatan, kami berharap dinas terkait segera menanganinya,” ujarnya.

Polisi Imbau Pengangkut Batu Bara Lewat Jalur Alternatif

Menanggapi keluhan masyarakat, Kasatlantas Polres Probolinggo Kota AKP Siswandi menyatakan pihaknya akan segera mengambil langkah koordinasi dengan instansi terkait. Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan Damkar Satpol PP Kota Probolinggo untuk membersihkan sisa tumpahan pasir yang masih ada di jalan.

Selain itu, polisi juga akan berkomunikasi dengan perusahaan batu bara yang berada di kawasan pelabuhan, guna mengingatkan armada pengangkutannya untuk tidak melewati jalan dalam kota.

“Khawatir material pasirnya berjatuhan. Kami menyarankan dapat menggunakan Jalur Lingkar Utara,” tegas AKP Siswandi saat dikonfirmasi.

Ceceran Batu Bara Ancam Keselamatan dan Kesehatan

Fenomena ini menyoroti pentingnya pengawasan terhadap kendaraan pengangkut barang, khususnya material tambang seperti batu bara, yang berpotensi mencemari jalanan dan membahayakan keselamatan publik. Meski sudah ada jalur alternatif seperti JLU, masih banyak truk yang tetap memilih melintasi jalan utama kota.

Masyarakat berharap Pemkot Probolinggo segera mengambil tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terus terulang. Keselamatan pengguna jalan dan kesehatan lingkungan menjadi dua faktor utama yang tidak bisa diabaikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index