JAKARTA — Dua stasiun utama di Kota Semarang, yaitu Stasiun Tawang Bank Jateng dan Stasiun Poncol, mencatat lonjakan penumpang yang signifikan selama periode mudik dan balik Lebaran 2025. Tak hanya menjadi kota transit, Semarang juga berperan sebagai titik penting keberangkatan dan kedatangan bagi masyarakat yang merayakan Idulfitri di kampung halaman.
Data resmi dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menunjukkan bahwa pergerakan penumpang selama masa libur lebaran mengalami peningkatan tajam. Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, terbukti menjadi simpul penting dalam jaringan transportasi nasional.
278 Ribu Penumpang Bergerak Selama Arus Mudik
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa selama periode arus mudik dari tanggal 21 Maret hingga 1 April 2025 (H-10 hingga H+2 Lebaran), tercatat 152.288 penumpang berangkat dari Kota Semarang. Sementara itu, 126.286 penumpang tercatat tiba di dua stasiun tersebut selama periode yang sama.
“Kota Semarang yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah bukan hanya kota tujuan bagi para pemudik, tapi juga banyak disinggahi oleh para perantau. Sehingga pada saat Lebaran juga terjadi pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halamannya,” kata Anne.
Lonjakan Saat Arus Balik: 121 Ribu Pemudik Kembali ke Semarang
Pergerakan penumpang tak berhenti setelah Idulfitri. Dalam periode arus balik, yaitu dari tanggal 2 April hingga 8 April 2025 (H+1 hingga H+7), KAI mencatat 97.227 penumpang meninggalkan Semarang dan 121.496 penumpang kembali tiba di kota ini.
“Dari data tersebut, selama tujuh hari periode arus balik, rata-rata 17.357 penumpang tiba setiap harinya di Kota Semarang. Puncaknya terjadi pada Senin, 7 April 2025 (H+6 Lebaran), di mana 20.535 pemudik tercatat tiba di Semarang dari dua stasiun,” ujar Anne.
Angka ini mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat yang melakukan mudik dari Semarang telah kembali setelah perayaan Lebaran, menandakan suksesnya manajemen arus balik oleh KAI di wilayah tersebut.
Layanan KA Lengkap: Jarak Dekat hingga Aglomerasi
Stasiun Tawang dan Poncol tidak hanya melayani kereta api jarak jauh, tetapi juga perjalanan menengah dan pendek. Beberapa layanan populer seperti KA Blora Jaya tujuan Cepu, KA Banyubiru ke Solo, KA Kedungsepur ke Ngrombo, KA Kaligung ke Tegal dan Brebes, serta KA Joglosemarkerto yang menghubungkan kota-kota besar di Jawa Tengah dan DIY menjadi andalan masyarakat.
“Kelebihan Semarang sebagai simpul transportasi kereta api yang strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Jakarta,” imbuh Anne.
Terintegrasi dengan Moda Transportasi Lain
Kemudahan akses menjadi nilai lebih dari kedua stasiun ini. Letaknya yang strategis di kawasan utara Kota Semarang memudahkan penumpang untuk melanjutkan perjalanan menggunakan Bus Trans Semarang, yang halte utamanya berada tidak jauh dari stasiun. Integrasi antarmoda ini dinilai membantu mempercepat distribusi penumpang ke berbagai tujuan di dalam kota.
Sejarah dan Warisan Transportasi di Semarang
Semarang tidak hanya penting dari sisi fungsional, tetapi juga memiliki nilai sejarah dalam perkembangan perkeretaapian nasional. Jalur kereta api pertama di Indonesia, yang dibangun oleh perusahaan Belanda, menghubungkan Stasiun Samarang di Kemijen dengan Stasiun Tanggung di Grobogan sejak tahun 1867.
Selain itu, keberadaan Lawang Sewu, bekas kantor pusat kereta api zaman kolonial Belanda yang kini menjadi ikon wisata, semakin menegaskan peran historis kota ini dalam jaringan perkeretaapian Indonesia.
KAI Siap Tingkatkan Layanan
Anne menegaskan bahwa tingginya angka mobilitas penumpang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi kereta api. KAI berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan.
“Kepadatan penumpang di dua stasiun yang berada di Kota Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pelanggan untuk menghadirkan solusi transportasi yang semakin prima, menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat dengan solusi yang aman, nyaman, dan relevan di masa depan,” pungkas Anne.