JAKARTA - Ikatan Alumni (IKA) Teknik Universitas Hasanuddin bersiap menggelar Simposium Nasional dengan tema “Hilirisasi Nikel Indonesia”. Acara prestisius ini akan diadakan di Hotel Universitas Hasanuddin Makassar dan menjadi bagian penting dari rangkaian acara tahunan “Halal bi Halal IKA Teknik Unhas 2025”. Simposium ini dirancang sebagai ajang berkumpulnya para pemangku kepentingan dari berbagai bidang, mulai dari industri nikel hingga akademisi terkemuka.
Ketua IKA Teknik Unhas, Ir. M. Sapri Pamulu, PhD, menegaskan bahwa simposium ini merupakan forum strategis untuk memproyeksikan masa depan industri nikel di Indonesia. "Hilirisasi nikel bukan hanya sekadar agenda nasional, tetapi juga merupakan peluang besar bagi alumni teknik untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan. Kami berharap simposium ini dapat menawarkan rekomendasi aplikatif bagi industri dan pemerintah," ungkap Sapri dengan semangat.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Menyadari potensi besar ini, pemerintah telah memprioritaskan hilirisasi sebagai cara untuk meningkatkan nilai tambah dari komoditas nikel yang diekspor. Melalui hilirisasi, diharapkan Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah tetapi juga produk nikel yang sudah diolah sehingga meningkatkan perekonomian nasional.
Dekan Fakultas Teknik Unhas, Prof. Dr. Ir. Muh. Isran Ramli, ST, MT, turut menekankan peran penting akademisi dalam memperkuat hilirisasi nikel melalui riset dan inovasi. "Kami di Fakultas Teknik berkomitmen untuk terus melakukan penelitian yang bisa membantu industri nikel mengembangkan produk bernilai tambah. Acara ini juga menjadi momentum untuk meresmikan Fakultas Teknik Unhas sebagai Pusat Kajian Hilirisasi Nikel Indonesia," ujar Prof. Isran.
Simposium ini tidak hanya menghadirkan tokoh dari ranah akademis, namun juga dari industri dan pemerintah. Ketua Panitia Pelaksana, Ir. Dedi Irfan, menyatakan bahwa berbagai pembicara terkemuka akan mengisi acara ini, termasuk Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, seorang alumni Teknik Mesin Unhas. Pembicara lain yang akan hadir mencakup Dr. Julian Ambassador Shiddiq dari Kementerian ESDM, Heldy Satrya Putra dari Bidang Hilirisasi Investasi, serta perwakilan dari PT Vale Indonesia dan Harita Nickel.
“Kami merancang diskusi mendalam mengenai kebijakan hilirisasi, tantangan, dan peluang yang ada agar Indonesia bisa meningkatkan daya saing di pasar global. Simposium ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi berbagai pemangku kepentingan," jelas Dedi.
Dengan kehadiran nama-nama besar dari berbagai sektor, simposium ini diharapkan bisa menjadi titik terang bagi masa depan industri nikel di Indonesia. Proses hilirisasi yang berjalan optimal akan mendorong peningkatan nilai tambah dan kemampuan saing produk nikel Indonesia di kancah internasional.
Perlu dicatat bahwa acara “Halal bi Halal IKA Teknik Unhas 2025” ini selalu menjadi acara yang dinantikan, karena tidak hanya mempererat hubungan antar alumni, tetapi juga menjadi wadah meningkatkan peran serta mereka dalam pembangunan nasional. IKA Teknik Unhas bertekad untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi industri, khususnya dalam menghadapi perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar global.
Melalui simposium ini, diharapkan berbagai pihak yang terlibat dapat saling bersinergi dan berkolaborasi untuk membangun industri nikel yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing. IKA Teknik UNHAS menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam setiap langkah kemajuan industri dan pembangunan nasional, khususnya dalam memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara maksimal untuk kesejahteraan bersama.
Selain itu, Indonesia dengan kekayaan sumber daya nikel yang melimpah memiliki posisi yang sangat strategis. Inisiatif hilirisasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam pengelolaan sumber daya alam yang efektif. Simposium ini menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menetapkan strategi yang tepat dalam menjaga kesimbangan antara eksplorasi sumber daya dan keberlanjutan lingkungan.
Dengan berbagai langkah strategis yang telah dipertimbangkan di simposium ini, nikel sebagai aset besar diharapkan bisa menjadi salah satu penggerak utama ekonomi Indonesia di masa mendatang, mengingat permintaan global terhadap produk turunan nikel semakin meningkat, terutama dalam industri baterai dan kendaraan listrik global.