JAKARTA - Industri kedai kopi di Indonesia terus berkembang pesat. Di tengah persaingan yang semakin ketat atau yang biasa disebut dengan istilah "red ocean", kedai kopi Titik Koma berhasil mengungkapkan sejumlah strategi kunci untuk menjaga eksistensinya. CEO sekaligus salah satu pendiri Titik Koma, Andrew Prasetya Goenardi, berbagi pandangannya mengenai tantangan dan strategi yang tepat dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis kedai kopi di tanah air.
"Industri kopi itu kan sangat bervariasi, kita di bisnis yang red ocean. Dari yang harganya murah sampai mahal banget itu semua ada pasarnya. Cuma yang kita harus tahu, kita mau berada di mana," ujar Andrew dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada hari Senin.
Memahami Segmen Pasar sebagai Dasar Strategi
Menurut Andrew, langkah pertama yang paling fundamental bagi pelaku usaha kopi adalah memahami dengan baik segmen pasar yang ingin disasar. Dalam industri yang menawarkan segala macam harga dan kelas, mulai dari premium hingga terjangkau, menentukan posisi pasar yang jelas adalah kunci untuk mempertahankan eksistensi. Titik Koma, yang didirikan pada tahun 2016, fokus pada penciptaan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
"Kami mencoba mengakomodir apa yang dibutuhkan pasar karena tiap daerah punya preferensi yang berbeda," tambah Andrew. Untuk itu, menyediakan tempat yang nyaman dengan suasana tenang, serta fasilitas seperti private meeting room, menjadi salah satu realisasi dari strategi ini.
Branding Kuat dan Pengalaman Konsumen yang Optimal
Salah satu strategi utama Titik Koma adalah membangun branding yang kuat. Andrew menekankan pentingnya positioning merek dan bagaimana pelanggan memprioritaskan pilihannya. Menghadirkan pengalaman konsumen yang optimal, seperti suasana yang nyaman untuk bekerja, pertemuan bisnis, atau sekadar nongkrong, menjadi perhatian utama.
Titik Koma memahami bahwa kebutuhan pelanggan dapat berbeda di setiap lokasi, sehingga menyesuaikan fasilitas gerai sesuai dengan preferensi lokal adalah cara yang efektif untuk menarik lebih banyak konsumen. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga menjual pengalaman.
Pengendalian Kualitas Bahan Baku
Selain faktor branding dan pengalaman konsumen, kualitas kopi yang ditawarkan juga menjadi perhatian utama bagi Titik Koma. Andrew menegaskan bahwa kendali terhadap ketersediaan dan kualitas biji kopi adalah hal yang tidak bisa ditawar. Meskipun bahan baku kopi berkualitas mungkin memiliki harga yang lebih tinggi, memastikan produk berkualitas dan dapat dinikmati adalah prioritas utama.
"Belajar dari pengalaman, kami menyadari bahwa kualitas adalah yang utama. Kami lebih selektif dalam menentukan produk yang dijual," kata Andrew. Dia juga mengingatkan bahwa mengikuti tren minuman tanpa mempertimbangkan kualitas dan kecocokan dengan identitas merek bukanlah langkah yang bijak.
Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berkelanjutan
Titik Koma tidak hanya fokus pada produk dan fasilitas, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia. Andrew percaya bahwa barista yang terampil merupakan aset berharga bagi sebuah kedai kopi. Dengan sistem pelatihan yang ketat dan berkelanjutan, Titik Koma berupaya menciptakan barista yang inovatif dan mampu menyajikan kopi berkualitas tinggi.
Pelatihan tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang produk kopi yang disajikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan memaksimalkan kepuasan pelanggan.
Ekspansi yang Terencana Melalui Sistem Franchise
Dalam mengembangkan jaringan dan memperluas jangkauan, Titik Koma juga mengandalkan sistem franchise. Andrew mencatat bahwa dengan metode ini, perluasan modal lebih terdistribusi dan merek dapat memperluas jangkauannya dengan lebih efektif. "Dengan ini, sebuah merek dapat memperluas jangkauan modal yang lebih terdistribusi, sementara mitra franchise mendapatkan keuntungan dari sistem yang sudah teruji," ujar Andrew.
Namun, Andrew juga menekankan bahwa ekspansi tidak dapat dilakukan sembarangan tanpa sistem manajemen yang kuat dalam hal operasional, keuangan, dan sumber daya manusia. Setiap langkah harus dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan kestabilan dan keberlangsungan bisnis.
Mempertahankan eksistensi dan bersaing di industri kedai kopi Indonesia memang bukan hal yang mudah. Namun, dengan strategi yang tepat seperti memahami segmen pasar, membangun branding kuat, mengendalikan kualitas, mengembangkan sumber daya manusia, dan ekspansi terencana, Titik Koma berhasil menempatkan diri sebagai salah satu pemain yang diperhitungkan. Bagi Andrew, kesuksesan dalam industri ini tidak hanya ditentukan oleh tren, tetapi juga oleh fondasi bisnis yang kokoh dan strategi jangka panjang yang matang.